Simplisia dan Ekstraksi TINJAUAN PUSTAKA

Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Myrtales Suku : Melastomataceae Marga : Melastoma Jenis : Melastoma malabathricum L

2.1.4 Kandungan dan Manfaat

Senduduk mengandung senyawa flavonoida, saponin, tanin, glikosida, steroidatriterpenoida. Zat aktif yang dikandung daun senduduk yang berperan sebagai penyembuh luka yaitu: a. Flavonoid berfungsi sebagai anti inflamasi, anti alergi, antioksidan. b. Steroid berfungsi sebagai antiinflamasi. c. Saponin memiliki kemampuan sebagai pembersih dan antiseptik yang berfungsi membunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme Robinson, 1995. d. Tanin berfungsi sebagai adstringen yang menyebabkan penciutan pori-pori kulit, memperkeras kulit, menghentikan eksudat dan pendarahan yang ringan Anief, 1997. Tumbuhan ini berkhasiat untuk mengobati diare, keputihan, obat kumur, luka bakar, sariawan, pendarahan rahim, bisul, dan luka berdarah Djauhariya dan Hernani, 2004

2.2. Simplisia dan Ekstraksi

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan Ditjen POM, 2000. Universitas Sumatera Utara Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair, dengan diketahui senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat Ditjen POM, 2000. Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung Depkes RI, 1979. Ekstraksi dapat dilakukan dengan babarapa cara yaitu: a. Cara dingin 1. Maserasi Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan seterusnya. 2. Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus-menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat Ditjen POM, 2000. b. Cara panas 1. Repluks Repluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperature titik didihnya selama waktu tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan Universitas Sumatera Utara dengan adanya pendingin balik Ditjen POM, 2000. 2. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar yaitu pada 40-50 o 3. Infus C Ditjen POM, 2000. Infus adalah ekstraksi menggunakan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 90 o 4. Dekok C selama 15 menit Ditjen POM, 2000. Dekok adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90 o 5. Sokletasi C selama 30 menit Ditjen POM, 2000. Sokletasi adalah metode ekstraksi untuk bahan yang tahan pemanasan dengan cara meletakkan bahan yang akan diekstraksi dalam sebuah kantung ekstraksi kertas saring di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinu Voigt, 1995.

2.3. Uraian Kimia