dengan air suling 10 ml di dalam satu wadah kemudian elektroda dicelupkan ke dalam larutan tersebut, dibiarkan jarum bergerak sampai posisi konstan. Angka
yang ditunjukkan oleh meter pH tersebut merupakan harga pH sediaan. Hasil dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 47.
2.13.3 Pemeriksaan Organoleptis
Pemeriksaan organoleptis meliputi penampilan, warna, dan bau sediaan. Hasil dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 47.
2.13.4 Pengujian Stabilitas Fisis Sediaan Krim
Pengujian stabilitas fisis sediaan krim dilakukan dengan menyimpan sediaan krim pada temperatur kamar, -4
o
C dan 40
o
C selama 6 minggu dan diamati terjadinya pemisahan fase air dan fase minyak Lachman, dkk., 1994. Hasil dapat
dilihat pada lampiran 10 halaman 48.
2.14. Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Luka Bakar
Kelinci dicukur pada bagian punggungnya, kemudian dianestesi dengan Lidokain
injeksi secara subkutan dengan dosis 1 ml, setelah 2-3 menit diinduksi dengan alat penginduksi panas dengan suhu 80-90
o
Pada penelitian ini efek sediaan krim diujikan terhadap 48 kelinci yang dibagi dalam 8 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor kelinci.
C selama 5 menit. Alat penginduksi panas berupa lempeng logam berdiameter 2 cm yang dihubungkan
dengan sebuah elemen pemanas yang mempunyai daya 40 watt dan voltase 220 volt. Luka yang terjadi diolesi dengan sediaan uji, kemudian ditutup kembali
seperti semula pengobatan dilakukan sekali sehari pekerjaan ini dilakukan sampai lukanya sembuh diameter luka sama dengan nol bila luka sudah tertutup
jaringan baru Suratman, dkk., 1996.
Universitas Sumatera Utara
Empat kelompok diberikan krim yang tidak menggunakan air yang mengandung ion yaitu:
Kelinci A : Diberikan dasar krim Kelinci B : Diberikan krim ekstrak etilasetat daun senduduk 3.
Kelinci C : Diberikan krim ekstrak etilasetat daun senduduk 5. Kelinci D : Diberikan krim ekstrak etilasetat daun senduduk 7.
Empat kelompok lagi diberikan air yang mengandung ion yaitu: Kelinci E : Diberikan dasar krim
Kelinci F : Diberikan krim ekstrak etilasetat daun senduduk 3. Kelinci G : Diberikan krim ekstrak etilasetat daun senduduk 5.
Kelinci H : Diberikan krim ekstrak etilasetat daun senduduk 7. Masing-masing kelinci dicukur pada bagian punggungnya, kemudian dianastesi
dengan Lidokain
injeksi yang disuntikkan secara subkutan dengan dosis 1 ml, kemudian kelinci dicubit untuk mengetahui apakah obat sudah bekerja apa tidak.
Kemudian ditempelkan lempeng logam berdiameter 2 cm yang telah dipanaskan selama 5 menit di api bebas pada bagian punggung kelinci selama 3 detik. Pada
kulit yang melepuh untuk setiap kelompok dioleskan sediaan krim sebanyak 0,350 g secara merata pada permukaan luka dengan pengolesan tiga kali sehari.
Pengamatan dilakukan dengan mengukur perubahan diameter luka dengan menggunakan jangka sorong. Luka dinyatakan sembuh jika diameter luka sudah
mendekati nol. Hasil dapat dilihat pada lampiran12 – 19, halaman 51-58
Universitas Sumatera Utara
2.12. Perhitungan diameter rata-rata luka bakar