Perhitungan diameter rata-rata luka bakar Analisis data

2.12. Perhitungan diameter rata-rata luka bakar

Cara mengukur diameter luka bakar dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar.2.1. Cara menghitung diameter luka bakar Keterangan : dx : diameter luka hari ke x d 1 : diameter 1 d 2 : diameter 2 d 3 : diameter 3 d 4 Diameter luka bakar dihitung dengan rumus : dx = d : diameter 4 1 + d 2 + d 3 + d 4 4 Hasil pengukuran diameter rata-rata luka bakar cm dari masing-masing hewan percobaan kelinci dengan interval pengukuran setiap hari. hasil contoh perhitungan dapat dilihat pada lampiran 20, halaman 61.

2.13. Analisis data

Data hasil pengujian efek sediaan krim ekstrak daun senduduk terhadap perubahan diameter rata-rata luka bakar dianalisis secara statistik menggunakan metode ANAVA Analisis Variansi dengan program Statistical Product Services Solution SPSS dengan taraf kepercayaan 95, dilanjutkan dengan uji metode Duncan untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki pengaruh sama atau berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hasil Analisis Variansi dapat dilihat pada lampiran 22 halaman 64-66, dan hasil uji Duncan dapat dilihat pada lampiran 23 halaman 67-79. Diker Diber d 2 d 3 d 4 Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah tumbuhan Senduduk Melastoma malabathricum L. dari suku Melastomataceae. Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun senduduk diperoleh dalam bentuk lembaran-lembaran, warna coklat, daun tunggal bertangkai pendek, berbentuk bundar telur atau memanjang, panjang 3 cm - 15 cm, lebar 3 cm - 8 cm, ujungnya runcing, pangkal membundar, pinggir rata. Hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap serbuk simplisia daun senduduk dijumpai fragmen pengenal berupa rambut penutup yang banyak dipermukaan daunnya. Stomata tipe anisositik, pada tulang daun terdapat pembuluh kayu dan hablur kristal kalsium oksalat berbentuk druse. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia dan ekstrak, dapat diketahui bahwa simplisia yang digunakan sudah memenuhi persyaratan MMI, 1985, sedangkan ekstrak belum terdapat dalam Parameter Standard Umum Eksrtrak Tumbuhan Obat, sehingga ini dapat dijadikan sebagai perbandingan. Hasil penapisan fitokimia serbuk simplisia dan pemeriksaan ekstrak menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoida, saponin, tanin, glikosida dan steroidatriterpenoida. Hasil ekstraksi terhadap 600 g serbuk simplisia dengan menggunakan pelarut etilasetat 15 liter diperoleh ekstrak kental 168,5 g. Hasil pemeriksaan air mata air menunjukkan adanya kalsium, magnesium, klorida, sulfat, sulfida dan fero Universitas Sumatera Utara