Perubahan Partisipasi Masyarakat Keadaan Sosial Budaya Petani Sampel

5.2. Keadaan Sosial Budaya Petani Sampel

Berjalannya suatu program pemerintah di suatu daerah diharapkan dapat membawa perubahan bagi masyarakat. Demikian juga dengan kehadiran hutan kemasyarakatan yang merupakan suatu program pemerintah yang memberikan kesempatan kepada petani atau masyarakat di sekitar hutan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan. Kehadiran hutan kemasyarakatan di Desa Gudang Garam tidak hanya memberikan perubahan dari sisi ekonomi saja tetapi juga perubahan dari segi sosial budaya juga. Berikut analisis perubahan sosial budaya petani yang dibahas dalam hutan kemasyarakatan.

5.2.1. Perubahan Partisipasi Masyarakat

Dengan kehadiran Hutan Kemasyarakatan HKm ini masyarakat diharapkan mendapat andil yang besar dalam menyukseskan program hutan kemasyarakatan. Partisipasi masyarakat dalam program hutan kemasyarakatan dapat dilihat dari 6 parameter yaitu: 1 Akses dan kontrol penguasaan atas lahan dan sumber daya hutan 2 Keseimbangan kesempatan dalam menikmati hasil-hasil hutan 3 Komunikasi tukar wacana yang baik dan hubungan yang konstruktif antar pihak yang berkepentingan terhadap hutan 4 Keputusan masyarakat yang dibuat oleh masyarakat desa tanpa tekanan dari luar 5 Pengaturan untuk mengatasi perselisihan kepentingan dalam mengelola sumber daya hutan Universitas Sumatera Utara 6 Kemampuan teknis warga desa dalam mengelola hutan. Membuat masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan hutan kemasyarakatan bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menilai partisipasi dalam hutan kemasyarakatan yaitu: 1 Pemberitahuan, masyarakat di Desa Gudang Garam diberitahu mengenai program hutan kemasyarakatan sebagai solusi untuk menengahi tuntutan masyarakat desa mengenai pengelolaan dan pengeksploitasian secara berlebihan kawasan hutan di sekitar desa. Masyarakat menuntut keterlibatan mereka dalam mengelola kawasan hutan tersebut dengan konsep lestari. 2 Pengumpulan informasi, pemerintah mencari kebenaran tentang tuntutan masyarakat mengenai pengeksploitasian kawasan hutan oleh pihak luar di sekitar desa. 3 Perundingan, masyarakat dan pemerintah melakukan perundingan tentang kebenaran masalah yang ditemukan di lapangan. Perundingan menghasilkan suatu solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. 4 Plakasirekonsialisasi, masyarakat menyetujui segala persyaratan pada program hutan kemasyarakatan. Misalnya: peserta hutan kemasyarakatn dilarang menanam tanaman yang merusak dapat merusak unsur hara tanah yaitu sawit. Mereka hanya diperbolehkan menanam tanaman dari bibit yang diberikan pemerintah kepada mereka atau bibit yang sesuai dengan konsep hutan kemasyarakatan. 5 Kemitraan, pada awal kegiatan hutan kemasyarakatan berjalan, masyarakat didampingi oleh pihak PT. INHUTANI yang langsung ditunjuk pemerintah mendampingi masyarakat di Desa Gudang Garam dalam melaksanakan hutan Universitas Sumatera Utara kemasyarakatan. Untuk pengadaan bibit maupun pelatihan dilaksanakan juga oleh pihak PT. INHUTANI. 6 Mobilisasi dengan kemauan sendiri. Setelah 2 tahun didampingi oleh PT. INHUTANI, tidak menyurutkan partisipasi masyarakat untuk melanjutkan kegiatan hutan kemasyarakatan. Masyarakat tetap menjalankan program tersebut walaupun tanpa ada perhatian dari pemerintah lagi. Mereka tetap melaksanakan dengan swadaya sehingga program hutan kemasyarakatan tersebut masih tetap berjalan hingga sekarang. Tabel 12. Perubahan tingkat partisipasi masyarakat sebelum dan sesudah kehadiran Hutan Kemasyarakatan HKm Total Mean Rata-rata Sebelum 517 15,67 Sesudah 804 24,36 Peningkatan 55,51 55,46 Sumber : Data diolah dari lampiran 14 dan 15 Pada Tabel 12, partisipasi masyarakat mengenai pengelolaan hutan sebelum adanya program hutan kemasyarakatan sebesar 517 dengan rata-rata 15,67. Nilai nominal ini ditunjukkan dari skala ordinal yang diperoleh terhadap partisipasi dengan menggunakan parameter yang telah ditetapkan pada metode penelitian sebelumnya. Sebelum masuknya program hutan kemasyarakatan, masyarakat tidak banyak terlibat bahkan tidak pernah dilibatkan dalam kegiatan kehutanan yang terdapat di sekitar tempat tinggal mereka. Partisipasi masyarakat terhadap kegiatan kehutanan meningkat terutama setelah bergabung dengan Hutan Kemasyarakatan HKm. Ini ditunjukkan dari nilai yang diperoleh terhadap partisipasi masyarakat setelah bergabung dengan hutan kemasyarakatan yaitu sebesar 804 dengan rata-rata 24,36. Terjadi peningkatan Universitas Sumatera Utara partisipasi yaitu sebesar 55,51 secara keseluruhan dan 55,46 rata-rata per orang. Hal ini disebabkan karena masyarakat telah memperoleh banyak manfaat dari kegiatan hutan kemasyarakatan sehingga partisipasi masyarakat terhadap program hutan kemasyarakatan meningkat. Berdasarkan analisis statistik uji beda tanda dengan menggunakan Wilcoxon’s Signed Rank Test pada Lampiran 19 diperoleh Z hitung sebesar -5,099 dan signifikansi 0,000 α 0,05 . Hal ini berarti Z hitung lebih kecil daripada -Z α2 -Z α2 = -1,96. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H 1 diterima, artinya ada perbedaan tingkat partisipasi masyarakat sebelum dan sesudah kehadiran hutan kemasyarakatan. Kegiatan hutan kemasyarakatan yang dilakukan berhasil meningkatkan partisipasi masyarakat, maka hipotesis 2 diterima.

5.2.2. Perubahan Keterlibatan Lembaga