Perubahan Pengeluaran Usaha Tani

Dari hasil analisis statistik di atas disimpulkan bahwa pendapatan masyarakat di Desa Gudang Garam meningkat sesudah bergabung dengan hutan kemasyarakatan. Hal ini disebabkan komoditas utama yang dihasilkan dari hutan kemasyarakatan berupa karet. Karet merupakan barang ekspor yang nilai penjualannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Keberadaan karet alam lebih diminati daripada karet sintesis di pasaran, sehingga karet alam menjadi komoditas ekspor. Karet merupakan jenis tanaman keras yang baru menghasilkan setelah beberapa tahun penanaman, analisis statistik uji di atas hanya alat yang menggambarkan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sebenarnya dengan kondisi yang riil penentuan tingkat perubahan kondisi perekenomian dan kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari perubahan luas lahan yang dimiliki dan kepemilikan tabungan atau investasi. Perubahan luas lahan sebenarnya yang dapat menentukan tingkat pendapatan responden, apakah setelah bergabung dengan hutan kemasyarakatan terjadi peningkatan kepemilikan luas lahan atau tidak. Sedangkan tabungan atau investasi dapat berupa jumlah pohon, ternak bahkan uang yang dimiliki setelah bergabung dengan hutan kemasyarakatan, apakah terjadi peningkatan atau tidak.

5.1.2. Perubahan Pengeluaran Usaha Tani

Pengeluaran usaha tani adalah pengeluaran untuk kegiatan usaha tani yang dihitung dalam rupiah. Pengeluaran usaha tani responden dibagi menjadi dua bagian juga yaitu pengeluaran usaha tani HKm dan pengeluaran usaha tani lainnya. Pada umumnya, pengeluaran petani dalam bidang usaha tani untuk Universitas Sumatera Utara perawatan tanamannya yang meliputi pupuk, pestisida, biaya tenaga kerja, penyusutan alat-alat pertanian dan biaya lain-lainnya. Dalam perhitungan pengeluaran usaha tani ini, menggunakan metode yang sama dengan perhitungan total pendapatan sebelumnya, dimana nilai riil uang juga diperhitungkan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen IHK. IHK yang digunakan juga berdasarkan tahun bergabungnya responden baik sebelum maupun sesudah bergabung dengan hutan kemasyarakatan. Namun, kesulitannya memperoleh data yang benar dari pengeluaran usaha tani ini, mengingat responden harus mengingat kembali jumlah pengeluaran usaha taninya beberapa tahun yang lalu sebelum responden bergabung dengan hutan kemasyarakatan HKm. Tabel 10. Pengeluaran usaha tani responden sebelum dan sesudah bergabung dengan Hutan Kemasyarakatan HKm Sebelum Deflasi RpBulan Sesudah DeflasiRpBulan UT. Utama UT. Lain Total UT. Utama UT. Lain Total Sebelum 364.099.15 73.237,50 437.336,65 1.862,02 374,54 2.236,56 Sesudah 6.970.309,32 7.471.596,10 14.441.905,42 58.218,11 62.405,01 120.623,13 Perubahan 1.814,39 10.101,87 3.202,24 3.026,61 16.561,77 5.293,24 Sumber : Data diolah dari lampiran 5 dan 6 Tabel 10 menunjukkan total pengeluaran usaha tani responden sebelum dan sesudah bergabung dengan hutan kemasyarakatan. Jika dilihat secara keseluruhan, terjadi peningkatan total pengeluaran usaha tani responden sesudah bergabung dengan hutan kemasyarakatan yaitu sebesar Rp 437.336,65 sebelum bergabung dengan program hutan kemasyarakatan dan Rp 14.441.905,42 sesudah bergabung dengan hutan kemasyarakatan. Hal ini disebabkan perubahan profesi responden yang mulai menekuni kegiatan hutan kemasyarakatan dan usaha tani lainnya sehingga budget pengeluaran usaha tani per bulannya mengalami peningkatan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan analisis statistik uji beda rata-rata dengan bantuan t-test berpasangan pada Lampiran 17 diperoleh diperoleh t -hitung sebesar -5,773 dan -t -tabel α2:33 sebesar -2,042 serta signifikasi 2-tailed sebesar 0,000. Hal itu berarti bahwa t -hitung lebih kecil daripada -t -tabel t -hitung -t -tabel dan probabilitas kurang dari 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan H ditolak dan H 1 diterima pada tingkat kepercayaan 95 yang berarti ada perbedaan pengeluaran usaha tani masyarakat Desa Gudang Garam sebelum dan sesudah kehadiran hutan kemasyarakatan, maka hipotesis 1 diterima.

5.1.3 Perubahan Curahan Tenaga Kerja