Bentuk Kegiatan Hutan Kemasyarakatan

kemasyarakatan terhadap kondisi hutan dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pelaksanaan hutan kemasyarakatan di kawasan hutan lindung memberi dampak pada kondisi vegetasi yang ada sehinga kondisi hutan di Register 28 Pematang Nebak sudah beralih fungsi menjadi ”Ekosistem hutan-kebun”. Elemen dasar kegiatan sosial ekonomi masyarakat petani hutan kemasyarakatan HKm bertumpu pada usahatani yang telah memberikan kontribusi pendapatan sangat nyata dan terus-menerus. Sanjaya dkk, 2007

2.1.3. Bentuk Kegiatan Hutan Kemasyarakatan

Berdasarkan bentuk kegiatan, hutan kemasyarakatan menurut Wardoyo 1997 dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu : a Aneka Usaha Kehutanan Merupakan suatu bentuk kegiatan hutan kemasyarakatan, dengan memanfaatkan ruang tumbuh atau bagian dari tumbuh-tumbuhan hutan. Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam aneka usaha kehutanan antara lain budidaya rotan, pemungutan getah-getahan, minyak-minyakan, buah-buahanbiji-bijian, budidaya lebah madu, jamur dan obat-obatan. Hubungan antara pemanfaatan hutan, ruang tumbuh dan bagian-bagian tanaman dengan alternatif kegiatan yang dapat dikembangkan sangat tergantung pada kondisi awal tegakan pokok yang telah ada. Universitas Sumatera Utara b Agroforestry Agroforestry merupakan suatu bentuk hutan kemasyarakatan yang memanfaatkan lahan secara optimal dalam suatu hamparan, yang menggunakan produksi berdaur panjang dan berdaur pendek, baik secara bersamaan maupun berurutan. Sistem agroforestry yang dilakukan di lahan hutan kemasyarakatan disebut Taungya System. Petani diperbolehkan mengelola lahan pemerintah untuk sementara waktu dan menanam jenis tanaman yang telah ditentukan. Ketika tanaman masih muda dan belum membentuk naungan kanopi, petani diperbolehkan menanam tanaman pangan dan memperoleh hasil dan keuntungan untuk mereka sendiri. Setelah beberapa tahun, dan tanaman membentuk naungan antara satu dengan yang lain, petani harus memikirkan untuk menanam tanaman yang tahan terhadap naungan. Tanaman jenis Leguminose dan jenis tanaman seperti: jahe, kunyit, merica, coklat dan lainnya tahan terhadap naungan Bandyopadhyay, 1997. Agroforestry merupakan komoditas tanaman yang kompleks, yang didominasi oleh pepohonan dan menyediakan hampir semua hasil dan fasilitas hutan alam. Agroforestry dapat dilaksanakan dalam beberapa model, antara lain: tumpang sari cara bercocok tanam antara tanaman pokok dengan tanaman semusim, silvopasture campuran kegiatan kehutanan, penanaman rumput dan peternakan, silvofishery campuran kegiatan pertanian dengan usaha perikanan, dan farmforestry campuran kegiatan pertanian dengan kehutanan. Universitas Sumatera Utara Tahap-tahap pelaksanaan hutan kemasyarakatan: 1 Pencadangan areal hutan kemasyarakatan. Dapat dicadangkan pada kawasan hutan produksi, kawasan hutan lindung, dan pada pelestarian alam pada zona pemanfaatan. 2 Penyiapan kondisi masyarakat. Merupakan kegiatan awal yang penting dilaksanakan sebelum pemberian Hak Pengusahaan Hutan Kemasyarakatan. 3 Terbentuknya kelembagaan masyarakat berdasarkan aspirasi dan inisiatif masyarakat itu sendiri dalam mengelola hutan secara lestari. Penyiapan kondisi masyarakat dilakukan melalui penyebarluasan informasi tentang kebijakan dan peraturan hutan kemasyarakatan. 4 Perencanaan. Rencana pengembangan hutan kemasyarakatan diawali dengan diperolehnya hak pengusahaan hutan kemasyarakatan, koperasi masyarakat lokal wajib menyusun Rencana Induk Pengusahaan Hutan Kemasyarakatan RPHKM, Rencana Lima Tahunan Hutan Kemasyarakatan RKLHKM. 5 Pelaksanaan. Hutan kemasyarakatan dikelola oleh koperasi masyarakat lokal sebagai pemegang hak pengusahaan hutan kemasyarakatan. 6 Pemantauan dan evaluasi di lapangan. Sebagai pemegang hak pengusahaan hutan kemasyarakatan, koperasi memantau sendiri kegiatan pengelolaan hutan kemasyarakatan. Pengelolaan hutan kemasyarakatan dilakukan di dua areal hutan yaitu hutan lindung dan hutan produksi. Untuk di areal hutan lindung, adapun kegiatan hutan kemasyarakatannya meliputi: kegiatan pemanfaatan kawasan hutan, pemanfaatan jasa lingkungan dan pemungutan hasil hutan bukan kayu. Untuk areal hutan produksi, adapun kegiatan hutan kemasyarakatan meliputi: pemanfaatan kawasan, Universitas Sumatera Utara penanaman tanaman hutan berkayu, pemanfaatan jasa lingkungan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, pemungutan hasil hutan kayu, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu.

2.2. Landasan Teori