PEMBAHASAN ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

tersebut menunjukan subjek pada karyawan tetap lebih tinggi nilai rata-ratanya daripada nilai rata-rata subjek pada karyawan kontrak. Artinya adalah karyawan tetap lebih bersifat feminim daripada karyawan tetap. 2 Gambaran subjek penelitian berdasarkan lama bekerja pada perusahaan Pada tabel berikut akan dipaparkan gambaran subjek penelitian berdasarkan sudah berapa lama bekerja subjek penelitian pada perusahaan Tabel 14. Nilai Mean dan Standar Deviasi Subjek Penelitian Berdasarkan Lama Bekerja pada Perusahaan Lama Bekerja Tahun Rata-rata Standar deviasi 1-5 171.20 13.655 6-10 178.17 11.232 11-15 168.00 3.742 16-20 177.14 13.969 Berdasarkan tabel 14, diperoleh bahwa nilai rata-rata subjek penelitian yang tertinggi adalah pada subjek yang telah bekerja selama 6-10 tahun yaitu 178.17, diikuti dengan yang telah bekerja selama 16-20 tahun dengan nilai rata-rata sebesar 177.14, pada subjek yang telah bekerja selama 1-5 tahun memiliki nilai rata-rata sebesar 171.20, dan nilai rata-rata yang terendah berada pada subjek yang telah bekerja selama 11-15 tahun dengan nilai rata-rata sebesar 168.

B. PEMBAHASAN

Hasil utama penelitian ini memperlihatkan adanya perbedaan work value pada karyawan tetap dan karyawan kontrak. Penyebab perbedaan work value ini dapat dilihat dari faktor lingkungan ataupun situasi yang dihadapi oleh karyawan pada Universitas Sumatera Utara perusahaan tempat mereka bekerja. Menurut Hofsede dalam Matsumoto Juang, 2000 faktor lingkungan tempat seseorang bekerja mempengaruhi work value seseorang dalam bekerja. Faktor lingkungan ini dapat berupa hubungan interpersonal antar karyawan, lingkungan fisik tempat bekerja, dan kesempatan- kesempatan karir yang ada pada perusahaan, jaminan yang diberikan oleh peruahaan dan lain sebagainya, sehingga akan membentuk work value seseorang terhadap hal tersebut. Begitu juga halnya dengan hasil tambahan penelitian, dimana pada masing- masing dimensi work value terdapat perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak. Adapun perbedaan tersebut yaitu; 1 Dimensi jarak kekuasaan, dari hasil penelitian diperoleh ada perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak. Dari hasil nilai rata-rata penelitian dapat dilihat bahwa, karyawan tetap memiliki jarak kekuasaan yang rendah daripada karyawan kontrak, yang artinya bahwa karyawan tetap menilai kekuasaan yang dimiliki oleh individu terutama atasannya tidak mempengaruhi terhadap perilaku yang ia tampilkan dalam pengambilan dan melaksanakan keputusan, maupun penyampaian pendapat mengenai suatu hal pada pimpinannya, sedangkan pada karyawan kontrak kekuasaan yang dimiliki oleh individu lain akan menyebabkan pengaruh yang kuat pada perilaku yang ia tampilkan pada orang tersebut. Hasil penelitian ini senada dengan yang diungkapkan oleh Nugroho 2004 bahwa karyawan yang statusnya tetap dalam menjalankan perintah atasanya mereka tidak kaku dalam pelaksananya dan mereka merasa bebas dalam memberikan pendapat maupun masukan pada atasanya. Ini juga dipertegas oleh Universitas Sumatera Utara Zainuddin 2006, dimana menurutnya karyawan tetap tidak merasa kaku dan takut pada atasannya walaupun atasanya memiliki wewenang yang lebih diartikan sebagai tanggungjawab yang lebih besar, sedangkan karyawan kontrak menganggap atasanya memiliki kewenangan dan kekuasaan yang sangat tinggi sehingga mereka cenderung melaksanakan perintah atasan karena takut pada atasan, dan segan memberikan pendapat ataupun masukan pada atasannya. Hal senada juga diungkapkan oleh Schalk 2004, bahwa karyawan kontrak sangat menghargai mereka yang memiliki jabatan ataupun wewenang yang lebih tinggi daripada mereka dan menjalankan setiap perintah mereka karena takut mendapat penilaian yang negatif dari pihak perusahaan. 2 Dimensi penghindaran ketidakpastian, dari hasil penelitian diperoleh ada perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan rasa teracam pada kepastian masa depan yang akan dijalani oleh karyawan tetap dan karywan kontrak. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa karyawan tetap penghindaran ketidakpastiannya lebih rendah daripada karyawan kontrak. Artinya bahwa pada karyawan tetap mereka tidak terancam dengan situasi yang tidak pasti seperti masa yang akan datang yang menyebabkan mereka lebih berani mecoba hal yang baru, sedangkan pada karyawan kontrak sebaliknya karena mereka merasa terancam dengan kepastian masa depannya. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Charly 2007 dimana menurutnya ketidakpastian masa depan pekerjaan lebih tinggi pada karyawan kontrak dibandingkan karyawan tetap, karena karyawan kontrak tidak dapat memastikan apakah mereka tetap bertahan setelah kontrak mereka selesai dengan perusahaan Universitas Sumatera Utara yang bersangkutan, dan tidak memiliki jaminan peningkatan karir yang pasti dari pihak perusahaan sehingga menyebabkan karyawan kontrak lebih pesimis memandang masa depannya, sementara pada karyawan tetap mereka telah mendapatkan kepastian tetap bekerja pada perusahaan dan karir yang diperoleh . Dhanasarnsilp, dkk.2006, dalam penelitinnya juga mengatakan pada karyawan tetap mereka memiliki kepastian dan memandang optimis pada masa depannya baik dalam jenjang karir yang ada pada perusahaan, maupun pada jaminan akan tetap bekerja sampai usai tidak produktifnya. 3 Dimesi individualis-kolektifis, dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat perbedaan pada karyawan tetap dan karyawan kontrak. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan hubungan antar karyawan yang terjadi pada perusahaan. Hasil penelitian yang diperoleh dapat terlihat bahwa karyawan tetap lebih kearah kolektif yakni menekankan pada kewajiban dan tujuan kelompok dan mengarah pada kelompok, sementara pada karyawan kontrak lebih kearah individualis yang menekankan pada kemandirian, kearah tujuan pribadi . Menurut Nelson 1994, karyawan tetap cenderung untuk mengikuti kelompok kerja atapun devisi kerjanya sehingga hasil yang mereka peroleh dapat dipandang sebagai hasil kelompok, dan kelompok sangat mempengaruhi perilaku yang ditunjukkan, sementara pada karyawan kontrak lebih bersifat mandiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang menyebabkan mereka lebih bersifat individual, dan juga melihat lebih kepada pengembangan pribadi. 4 Dimensi maskulinitas-feminimitas, dari hasil penelitian diperoleh dimesi ini juga terdapat perbedaan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan ditinjau dari tujuan-tujuan kerja karyawan berbeda. Dilihat dari hasil penelitian karyawan tetap lebih feminim dibandingkan dengan karyawan kontrak yang lebih maskulin. Hal ini berarti karyawan tetap memandang tujaun dari perkejaan lebih berorintasi pada hubungan dengan orang lain serta menerima kegagalan sebagai hal yang biasa sebagai resiko dari pekerjaan, sedangkan pada karyawan kontrak lebih bersifat maskulin yang lebih menekankan tujuan-tujuan kerjanya pada keberhasilan materi, keinginan yang kuat untuk berperstasi, dan berorintasi pada pekerjaan. Hasil penelitian ini senada dengan Schalk 2004, yang menyatakan bahwa setiap karyawan kontrak akan selalu berusaha untuk memperoleh hasil yang baik dalam kerjanya, memampilkan cara kerja yang optimal dan mengurangi bahkan menghilangkan perilaku yang negatif dalam perusahaan, dan lebih mengginginkan keberhasilan secara materi. Sementara karyawan tetap yang cenderung kolektif akan lebih bersifat feminim karena cenderung untuk mengikuti kelompok dan membangun hubungan interpersonal yang baik dalam kerjannya. Senada dengan Ubaydillah 2007 yang menyatakan karyawan tetap tidak selalu dapat menampilkan atau berusaha untuk menampilkan kinerja produktif yang tinggi bahkan sering terlihat memetingkan terciptanya hubungan interpersonal dalam kerja. Lamanya seseorang telah bekerja pada perusahaan memberikan pengalaman- pengalaman yang akan mepengaruhi work value seseorang Donald 2004. Pengalaman-pengalaman tesebut dapat berupa pergantian pimpinan, rekan kerja bahkan lingkungan fisik pekerjaan karyawan, kebijakan-kebijakan perusahaan yang berubah,dan lain sebagainya . Dari gambaran subjek penelitian berdasarkan Universitas Sumatera Utara lama ia bekerja pada perusahaan diperoleh nilai rata-rata skor work value yang tertinggi pada karyawan yang bekerja dengan durasi 6-10 tahun, diikuti pada karyawan yang telah bekerja selama 16-20 tahun, setelah itu karyawan yang telah bekerja selama 1-5 tahun dan yang terendah adalah pada karyawan yang bekerja selama 11-15 tahun. Hal ini terjadi karena setiap individu dalam subjek penelitian memiliki perbedaan pengalaman yang diperoleh walaupun pada kondisi atau situasi yang sama. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri atas kesimpulan dari permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisa dan interpertasi data penelitan dapat ditarik kesimpulan mengenai hasil penelitian, bahwa : 1. Ada perbedaan work value pada karyawan tetap dan karyawan kontrak pada PT. Astra International Tbk-Toyota Auto 2000 Jl. Sisingamangaraja Km 9,8 Medan dan karyawan tetap memiliki nilai rata-rata work value lebih tinggi dari nilai rata-rata karyawan kontrak, sehingga dapat disimpulkan bahwa karyawan tetap memiliki work value yang lebih tinggi. 2. Ada perbedaan karyawan tetap dan karyawan kontrak di tinjau dari setiap dimensi work value. Pada dimesi jarak kekuasaan karyawan tetap lebih renggangrendah jarak kekusaannya daripada karyawan kontrak. Dimensi penghindaran ketidakpastian, karyawan tetap lebih rendah penghindaran ketidakpastiannya akan masa yang akan datang daripada karyawan kontrak. Dimesi individualis-kolektifis, karyawan tetap lebih bersifat kolektif sedangkan karyawan kontrak lebih bersifat individual. Serta dimensi maskulinitas-feminimitas, karyawan tetap lebih bersifat feminim daripada karyawan kontrak Universitas Sumatera Utara