Jarak kekuasaan Dimensi Work Value

2. Dimensi Work Value

Adapun dimensi work value menurut Hofstede tahun 1984 dalam Matsumoto Juang, 2000 yaitu:

a. Jarak kekuasaan

Jarak kekuasaan adalah adanya ketidaksamaan wewenang dan kekuasaan antara atasan dengan bawahan atau batasan-batasan kewenangan antara atasan dengan bawahan dalam suatu organisasi Berry, 1999. Pada dasarnya manusia memiliki perbedaan kemampuan fisik dan intelektual, yang akhirnya dapat membedakan kekayaan dan kekuatan masyarakatnya. Masyarakat dengan jarak kekuasaan yang tinggi akan menerima adanya perbedaan yang nyata dalam kekuatan atau kewenangan organisasi, cenderung mengembangkan aturan, mekanisme atau kebiasaan-kebiasaan dalam mempertahankan perbedaan status atau kekuasaan. Implikasi dalam struktur organisasi biasanya ditandai adanya struktur hirarki yang ketat dan kekuasaan yang terpusat Dayakisni Yuniardi , 2004. Karyawan sangat menghargai mereka yang memegang jabatan dengan kewenangan tinggi. Sebaliknya, masyarakat dengan jarak kekuasaan yang rendah memperkecil ketidaksamaanketidakmerataan kewenangan dan mengutamakan kesejajaran sehingga struktur organisasinya biasanya kurang ketat hirarkinya atau lebih terdesentralisir. Atasan tetap memiliki kewenangan tetapi karyawan tidak perlu merasa kaku atau takut kepada atasannya Zainuddin, 2006. Indeks jarak kekuasaan, didasarkan pada tiga butir pertanyaan yaitu 1 perasaan takut apabila karyawan tidak setuju dengan manager, 2 pengambilan Universitas Sumatera Utara keputusan dipersepsi sebagai non-demokratis dan 3 preferensi pengambilam keputusan yang konsultatif Berry, 1999. Perbedaan karakteristik jarak kekuasaan yang diperoleh dari hasil penelitian Hofstede tahun 1984 antara masyarakat yang jarak kekuasaan tinggi dengan yang rendah adalah sebagai berikut dalam Matsumoto Juang , 2000. Karakteristik jarak kekuasaan tinggi yaitu: 1 Orangtua meletakkan nilai yang tinggi pada ketaatan anak-anak; 2 Pelajar meletakkan nilai yang tinggi pada konformitas; 3 Pelajar memperlihatkan sikap authoritarian sebagai suatu norma sosial; 4 Dalam pengambilan keputusan manager bersifat autokaratis atau paternalistik; 5 Pengawas yang tertutup dievaluasi positif oleh bawahanya; 6 Etika kerja dirasa lebih rendah, dimana frekuensi keyakinan bahwa sebenarnya orang yang tidak suka kerja tinggi; 7 Manager lebih puas dengan atasan yang mengarahkan atau persuasif; 8 Bawahan memberikan pilihan untuk pengambilan keputusan dengan pola terpusat pada manager; 9 Manager melihat diri mereka sendiri sebagai pengambil keputusan yang baik; 10 Karyawan takut untuk tidak setuju terhadap pemimpinya; 11 Karyawan sulit untuk percaya pada orang lain; 12 Manager memiliki pertimbangan yang sedikit dalam pengambilan keputusan; Universitas Sumatera Utara 13 Pelajar memiliki asosiasi yang negatif terhadap ”kekuatan” dan ”kelemahan”; 14 Ideologis yang jadi pendukung karyawan berpartisipasi dalam manajemen; 15 Mendukung antar manager untuk memperluas distribusi kapasitas memimpin dan inisiatif Karakteristik jarak kekuasaan rendah yaitu: 1 Orangtua meletakkan sedikit nilai pada kepatuhan anak-anak; 2 Pelajar meletakkan nilai yang tinggi pada kebebasan; 3 Sikap authoritarian dari pelajar merupakan keperibadian yang bermasalah; 4 Manager mengambil keputusan setelah berkonsultasi dengan bawahannya; 5 Pengawas yang tetutup dievaluasi negatif oleh bawahannya; 6 Etika kerja yang dipandang kuat, dimana keyakinan yang tinggi bahwa orang suka akan kerja; 7 Manager lebih puas dengan atasan yang telibat partisipan; 8 Bawahan memberikan pilihan pada manager untuk membuat keputusan secara konsultatif; 9 Manager melihat diri mereka sendiri sebagai praktikal dan sistematis yang memberikan dukungan pada bawahan; 10 Karyawan tidak takut jika tidak setuju dengan pemimpinnya; 11 Karyawan lebih menujukkan sikap saling bekerjasama; 12 Manager lebih menunjukkan pertimbangan dalam pengambilan keputusan; 13 Pelajar memiliki asosiasi yang positif terhadap “kekuatan’ dan “kelemahan”; Universitas Sumatera Utara 14 Perasaan saling terlibat antara karyawan tentang pertisipasi dalam manajemen; 15 Perasaan saling terlibat antar manager dalam meyebarkan kapasitas untuk memimpin dan berinisiatif;

b. Penghindaran ketidakpastian