Mortalitas dan Laju Eksploitasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

relatif penting makanan dan pada rajungan betina dipengaruhi oleh indeks kematangan gonad.

2.5.3. Parameter Pertumbuhan

Persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy merupakan persamaan yang umumnya digunakan dalam studi pertumbuhan suatu populasi. Menurut Beverton Holt 1957 mengatakan bahwa persamaan Von Bertalanffy menunjukan representasi pertumbuhan suatu populasi yang memuaskan. Hal ini dikarenakan persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy berdasarkan konsep fisiologis sehingga bisa digunakan untuk mengetahui beberapa masalah seperti variasi pertumbuhan karena ketersediaan makanan. Model Ford Walford merupakan model sederhana untuk menduga parameter pertumbuhan L∞ dan K dari persamaan Von Bertalanffy dengan interval waktu pengambilan contoh yang sama Sparre Venema 1999. Metode ini memerlukan masukan lebar karapas rata-rata dari beberapa kelompok ukuran. Parameter-parameter yang digunakan untuk menduga pertumbuhan populasi yaitu panjang infinitif L∞ merupakan lebar karapas maksimum secara teoritis dan koefisien pertumbuhan K, dan t merupakan umur teoritis pada saat panjang sama dengan nol Sparre Venema 1999. Parameter pertumbuhan memiliki peranan yang penting dalam pengkajian stok ikan. Salah satu aplikasi yang sederhana adalah untuk mengetahui lebar karapas rajungan pada saat umur tertentu atau dapat menggunakan inverse persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy maka dapat diketahui umur pada saat panjang tertentu. Dengan demikian penyusunan perencanaan pengelolaan akan lebih mudah.

2.6. Mortalitas dan Laju Eksploitasi

Mortalitas suatu kelompok rajungan yang mempunyai umur yang sama dan berasal dari stok yang sama atau sering disebut kohort. Mortalitas yang terjadi bisa disebabkan karena adanya penangkapan dan juga adanya sebab-sebab lain yang disebut natural mortality yang meliputi berbagai peristiwa kematian karena adanya predasi, penyakit, dan umur Sparre Venema 1999. Laju mortalitas total Z adalah penjumlahan dari laju mortalitas alami M dan laju mortalitas penangkapan King 1995. Nilai laju mortalitas alami berkaitan dengan nilai pertumbuhan von Bertalanffy yaitu K dan L ∞ . Menurut Pauly 1984, faktor lingkungan yang paling mempengaruhi nilai M adalah suhu rata rata perairan selain faktor lebar maksimum karapas secara teoritis L ∞ dan laju pertumbuhan K. Laju eksploitasi merupakan bagian dari suatu kelompok umur yang akan ditangkap selama rajungan hidup, sehingga laju eksploitasi juga didefinisikan sebagai jumlah rajungan yang ditangkap dibandingkan dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor baik faktor alami maupun faktor penangkapan. Jika stok yang dieksploitasi optimal, maka laju mortalitas penangkapan F sama dengan laju mortalitas alami M dan sama dengan 0.5 Pauly 1984.

2.7. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Sumberdaya ikan dan non ikan di laut adalah milik bersama common property dan setiap orang berhak memanfaatkannya open access sehingga akan menimbulkan adanya persaingan pada proses penangkapan. Persaingan yang ada dapat dilihat dari para pelaku perikanan yang berusaha menangkap ikan sebanyak banyaknya dengan menggunakan teknologi yang terus berkembang dan bukan tidak mungkin akan terjadi konflik antar pelaku perikanan apabila sumberdaya yang ada telah menipis. UU Perikanan No. 45 tahun 2009 pasal 2 menjelaskan bahwa pengelolaan sumberdaya perikanan Indonesia salah satunya dilakukan melalui asas pembangunan yang berkelanjutan, dimana pengelolaan perikanan yang dilakukan secara terencana dan mampu meningkatkan kemakmuran serta kesejahteraan rakyat dengan mengutamakan fungsi lingkungan hidup untuk masa kini dan masa yang akan datang. Pengelolaan sumberdaya sumberdaya perikanan tanpa melakukan penangkapan sama sekali juga belum tentu dapat mengamankan stok sumberdaya ikan dan non ikan di lautan, akan tetapi kondisi yang berkesinambungan dapat ditentukan banyaknya ikan yang boleh ditangkap potensi lestari sehingga kegiatan penangkapan dan kegiatan pencegahan dalam rangka mempertahankan volume sumberdaya alam di lautan dapat berlangsung secara berkesinambungan JICA 2009 in Chaira 2010.

3. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan April 2011. Lokasi pengambilan sampel rajungan contoh dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara PPN Karangantu yang mewakili perairan Teluk Banten Gambar 4. Analisis contoh dilakukan di Laboratorium Biologi Makro 1 BIMA1 dan Laboratorium Model dan Simulasi MOSI, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. KOTA CILEGON SERANG 106°150E 106°150E 106°100E 106°100E 106°50E 106°50E 5 ° 5 S 5 ° 5 5 S 6 ° S 107°00E 107°00E 106°00E 106°00E 105°00E 105°00E 6 ° S 6 ° S PETA LOKASI PENELITIAN © 3 3 6 9 12 1.5 km Skala 1:250.000 LEGENDA DAERAH PENANGKAPAN SUNGAI JALAN DARAT LAUT - PETA ADMINISTRASI BAKOSURTANAL TAHUN 2006 - SURVEI LAPANG 2010 SUMBER DATA : TAHUN PEMBUATAN : 2011 Gambar 4. Peta lokasi pengambilan contoh dan daerah penangkapan rajungan di Teluk Banten