Nisbah Kelamin Sebaran Frekuensi Lebar Karapas Identifikasi Kelompok Umur

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggaris dengan ketelitian 1 cm, timbangan digital dengan ketelitian 0,01 g untuk menimbang berat rajungan, plastik, baki, alat tulis, dan kamera digital. Bahan yang digunakan adalah rajungan Portunus pelagicus, es batu, garam kasar, dan tissuelap.

3.3. Metode Kerja

Pengambilan contoh rajungan dilakukan selama tiga bulan mulai Februari sampai April 2011 sebanyak 5 kali setiap 2 minggu sekali. Rajungan diambil dengan menggunakan metode penarikan contoh acak sederhana dengan cara mengambil rajungan secara acak dari beberapa bakul. Setelah rajungan contoh diambil, kemudian dilakukan pengukuran lebar karapas, bobot rajungan , dan juga jenis kelamin

3.4. Analisis Data

3.4.1. Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin penting untuk melihat perbandingan rajungan jantan dan betina yang ada pada suatu perairan. Persamaan untuk mencari kelamin adalah: p = 100  N n Keterangan : p = Proporsi rajungan jantanbetina n = Jumlah jantan atau betina N = Jumlah total ikan jantan+betina Standar deviasi dari proporsi kelamin tersebut yaitu : Sd = n pq  q = 1 - p

3.4.2. Sebaran Frekuensi Lebar Karapas

Di dalam membuat sebaran frekuensi dilakukan langkah-langkah sebagai berikut Walpole 1992 : 1. Menentukan jumlah selang kelas yang diperlukan 2. Menentukan lebar kelas 3. Menentukan kelas frekuensi dan memasukkan masing masing kelas dengan memasukan data masing-masing ikan pada kelas yang telah ditentukan Sebaran frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam selang kelas yang sama kemudian diplotkan dalam sebuah grafik. Pada grafik tersebut dapat dilihat sebuah pergerseran distribusi kelas panjang setiap bulannya. Pergerseran sebaran kelas panjang menggambarkan jumlah kelompok umur yang ada kohort. Bila terjadi pergeseran modus distribusi frekuensi panjang berarti terdapat lebih dari satu kohort.

3.4.3. Identifikasi Kelompok Umur

Pendugaan kelompok ukuran dilakukan dengan menganalisis frekuensi lebar karapas rajungan. Data frekuensi lebar karapas dianalisis dengan menggunakan metode yang terdapat pada program FISAT II FAO-ICLARM Stock Assesment Tool yaitu metode NORMSEP Normal Separation. Sebaran frekuensi lebar karapas dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok umur yang diasumsikan menyebar normal, masing masing kemudian dicirikan dengan nilai rata rata dan simpangan baku. Menurut Boer 1996, jika fi adalah frekuensi ikan pada kelas panjang ke-i i= 1,2,...,N, µ j adalah rata rata panjang kelompok umur ke-j, σ j adalah simpangan baku panjang kelompok umur ke-j dan pi adalah proporsi ikan dalam kelompok umur ke-j j=1,2,...,G, maka fungsi obyektif yang digunakan untuk menduga {µ j , σ j ,p j adalah fungsi kemungkinan maksimum maximum Likelihood function dengan persamaan sebagai berikut :      G j ij j N i i q p f L 1 1 log Dengan ketentuan 2 2 1 exp 2 1 j j i x ij j q        yang merupakan fungsi kepekatan sebaran normal dengan nilai tengah µ j dan simpangan baku σ j . x i merupakan titik tengah dari kelas panjang ke-i. Fungsi obyektif L ditentukan dengan cara mencari turunan pertama L masing masing terhadap µ j , σ j ,p j yang akan digunakan untuk menduga parameter pertumbuhan. Menurut Hasselblad 1996, McNew Summerfelt 1978 serta Clark 1981 in Spare Venema 1999 menjelaskan bahwa Indeks separasi merupakan kuantitas yang relevan terhadap studi apabila dilakukan kemungkinan bagi suatu pemisahan yang berhasil dari dua komponen yang berdekatan. Apabila indeks separasi kurang dari dua 2 maka tidak mungkin dilakukan pemisahan kelompom ukuran karena akan terjadi tumpang tindih dengan kedua kelompok ukuran tersebut. 3.4.4. Aspek Pertumbuhan 3.4.4.1. Hubungan Lebar