3. Banyaknya PKL yang beroperasi
Di Kota Bogor terdapat lebih dari 1200 PKL di sekitar pasar tradisional, ini menjadi perhatian pemerintah dan perlu dilakukan pengelolaan dengan baik
dengan cara : pemeliharaan zona-zona bebas PKL yang dilakukan oleh patroli, penertiban PKL skala kecil dan penjagaan lokasi bekas penertiban, ploting dan
patroli pada wilayah anjal dan gepeng yang terdapat disekitar pasar. Keberadaan PKL dapat merusak citra pasar tradisional salah satunya dapat menambah
kemacetan di sekitar pasar. 4.
Pola hidup masyarakat yang hedonik sehingga mereka lebih menyukai pasar modern yang lebih nyaman daripada pasar tradisional
Seiring dengan perkembangan zaman, meningkatnya alat teknologi dan mudahnya informasi, semakin membuat masyarakat malas untuk berbelanja ke
pasar tradisional. Mereka lebih senang dengan belanja instan sehingga banyak diantara masyarakat lebih memilih konsep belanja delivery dengan diantar
langsung ke rumah oleh pedagang. Konsep ini sudah berkembang di Kota Bogor, sehingga kehidupan masyarakat sudah terlihat hedonik. Selain itu juga masyarakat
lebih memilih berbelanja di Mall, Giant, dan pasar modern lainnya. Selain lebih mudah, aman, juga untuk membuat citra mereka semakin meningkat.
7.3 Evaluasi Faktor Internal IFE
Evaluasi faktor internal Internal Faktor Evaluation merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor strategi internal berupa kekuatan dan kelemahan yang
berpengaruh terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Hasil evaluasi faktor internal berdasarkan jawaban dari responden dan diperoleh
nilai dan bobot serta rating di masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan. Matrik evaluasi faktor internal secara lengkap disajikan pada Tabel 28.
Berdasarkan pada Tabel 29, dapat dilihat bahwa kekuatan yang mempunyai pengaruh atau tingkat kepentingan yang relatif tinggi dalam
peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor yaitu 1 menyediakan sebagian besar kebutuhan pokok, dan 2 lokasinya strategis berada di pusat kota.
Sementara faktor kelemahan yang paling mempengaruhi adalah masih terdapatnya
kios dan los yang kosong yang mendapat rating 4. Sementara yang lainnya yaitu 1 pedagang kurang dapat dipercaya, 2 kurangnya tingkat keamanan, ketertiban
dan kebersihan, dan 3 manajemen pengelolaan pasar masih kurang profesional.
Tabel 29. Matrik IFE dari Strategi Peningkatan Posisi Tawar Pasar Tradisional terhadap Pedagang di Kota Bogor
No Faktor Strategis Internal
Bobot Rating
Skor
Kekuatan
1 Pasar tradisional sudah berdiri lama
0,120 4
0,481 2
Lokasi strategis berada di pusat kota 0,125
4 0,499
3 Menyediakan sebagian besar
kebutuhan pokok 0,133
4 0,531
4 Harga barang terjangkau oleh
pelangganmurah 0,111
4 0,442
Kelemahan
1 Manajemen pengelolaan masih
kurang profesional 0,104
2 0,209
2 Sarana dan prasarana pasar masih
minim 0,081
2 0,161
3 Kurangnya tingkat keamanan,
ketertiban dan kebersihan 0,111
2 0,221
4 Pedagang kurangbelum dapat
dipercaya 0,101
3 0,303
5 Masih terdapat kios dan los yang
belum optimal 0,115
4 0,460
Jumlah 1.000
3,308
Hasil peringkat dari evaluasi faktor internal menunjukkan bahwa keseluruhan faktor kekuatan mendapatkan penilaian peringkat tertinggi 4, artinya
semua faktor tersebut pengaruhnya sangat kuat terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Penilaian peringkat pada faktor internal yang
menjadi kelemahan adalah faktor pedagang yang kurang dipercaya dengan rating tertinggi 3, dan faktor yang lain memiliki rating 2. Artinya semua faktor tersebut
memiliki tingkat pengaruh lemah dalam peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor.
Skor tertimbang yang dihasilkan dari matrik ini adalah 3.308 yang menunjukkan bahwa secara internal faktor-faktor tersebut memiliki respon yang
tinggi terhadap peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor.
7.4 Evaluasi Faktor Eksternal EFE