tradisional yang terdapat di Kota Bogor yaitu Pasar Bogor, Pasar Sukasari dan Pasar Kebon Kembang. Ketiga pasar ini dijadikan sebagai tempat penelitian
karena merupakan tiga pasar terbesar yang ada di Kota Bogor.
3.3 Data dan Metode Analisis
Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari data PD Pasar Pakuan Jaya, BPS Kota Bogor dan Bappeda Kota
Bogor, dan sebagian dari data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuisioner. Sementara metode analisis yang digunakan adalah Deskriptif
Kuantitatif, IPA Analysis, SWOT dan QSPM. Data dan Metode seperti tampak pada Tabel 4.
Tabel 4. Data dan Metode Analisis
Tujuan Kajian Data
Metode analisis Jenis
Sumber 1.
Mengindentifikasi kondisi pasar tradisional di Kota
Bogor Sekunder berupa :
Kondisi 3 pasar tradisional di Kota
Bogor seperti Bangunan, fasilitas
listrik, fasilitas drainase, ketertiban,
keamanan dan kebersihan dan PKL.
Data PD Pasar Pakuan Jaya Kota
Bogor Deskriptif
Kuantitatif
2. Menganalisis pesepsi
pelanggan terhadap pasar tradisional di Kota Bogor
Primer Survey
Pelanggan di 3 pasar yaitu di
Pasar Bogor, Sukasari dan
Kebon Kembang. Importance and
Performance Analysis IPA
3. Merumuskan strategi dan
program untuk meningkatkan posisi tawar
pasar tradisional di Kota Bogor
Primer berupa hasil wawancara kuisioner
Direktur PD Pasar Pakuan
Jaya, Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan,
Kepala Dinas Perekonomian
dan Kepala Bappeda serta 3
kepala pasar. Analisis SWOT
Analisis QSPM
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Data mengenai kepuasan pelanggan yang ditinjau melalui tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pedagang terhadap pengelolaan PD Pasar
Pakuan Jaya, diperoleh melalui : 1.
Kuesioner terstruktur, yaitu daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian, disebarkan kepada responden dengan jumlah 60 orang
responden yang mewakili 3 pasar. Setiap pasar diambil 20 orang dari pedagang.
2. Wawancara terbuka, yaitu suatu tehnik pengumpulan data primer dengan
cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden. 3.
Studi kepustakaan, dengan cara mencari literatur, penelusuran data kepustakaan, buku, jurnal, surat kabar dan internet.
Wawancara juga dilakukan kepada Dirut PD Pasar Pakuan Jaya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kepala Dinas Perekonomian, Kepala
Bappeda dan 3 Kepala Pasar untuk merumuskan strategi dan program untuk meningkatkan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor.
3.3.2 Metode Pengolahan dan Analisis Data
3.3.2.1. Analisis Deskriptif Kuantitatif
Analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk mengidentifikasi kondisi 3 pasar tradisional yang terdapat di Kota Bogor. Analisis ini digunakan
untuk menganalisis kondisi pasar tradisional di Kota Bogor, pola pengelolaan pasar, manajemen pengelolaan SDM dan kondisi sarana dan prasarana pasar.
Analisis deskriptif kuantitatif merupakan teknik analisis yang dilakukan dalam bentuk tabel-tabel data atau angka yang kemudian di analisis dan di
interpretasikan dalam bentuk uraian. Tabel-tabel tersebut meliputi seperti yang
tercantum dalam tujuan kajian.
3.3.2.2 Importance and Performance Analysis IPA
Analisis ini digunakan untuk menjawab perumusan masalah mengenai sejauh mana tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pedagang terhadap
pengelolaan Pasar Pakuan Jaya. Atribut kualitas ini seperti pada Tabel 5, dimodifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Mattanete, 2008 berdasarkan atas
lima dimensi kualitas menurut Lovelock 2005.
Tabel 5. Atribut Kualitas Pengelolaan Pasar Pakuan Jaya No
Atribut Kualitas Pengelolaan Pasar Pakuan Jaya Tangible Kenyataan bentuk Fisik
1 Lokasi pasar
2 Kebersihan kantor unit pasar
3 Kondisi bangunan gedung pasar
4 Kondisi kebersihan pasar
5 Kondisi fasilitas umum MCK, Mushola, penerangan
6 Kondisi tempat usahaberdagang kios
7 Ketersediaan bak penampungan sampah
Reliability Kehandalankepercayaan
1 Keramahan petugas pasar
2 Harga kios dan los
3 Pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar
4 Penataan PKL
5 Kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha
6 Besarnya retribusi
7 Jam operasional
Responsiveness Ketanggapan
1 Kepedulian menampung keluhan pedagang
2 Kecepatan respon atas keluhan pedagang
3 Keterbukaan dalam menerima kritik pedagang
Assurance Jaminankepastian
1 Keamanan dan ketertiban pasar
2 Kemudahan mendapat izin berdagang
3 Kejujuran petugas penarik retribusi
4 Kualitas barang
5 Kelengkapan jenis barang
Emphaty Empati
1 Pemberian sanksi terhadap pelanggaran tata tertib pasar
2 Sikap pegawai unit pasar
3 Pengelola pasar memberikan pembinaanpenyuluhan secara baik dan teratur
4 Pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum
5 Musyawarah dengan pedagang
6 Sosialisasi tata tertib pasar
7 Kesungguhan petugas dalam mengelola pasar
Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pelanggan dilakukan dengan diagram tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pedagang terhadap
atribut pengelolaan Pasar Pakuan Jaya. Analisis tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pelanggan dilakukan dengan diagram tingkat kepentingan dan tingkat
kepuasan pedagang terhadap atribut pengelolaan Pasar Pakuan Jaya. Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan hasil penilaian kinerja
akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan kinerja Pasar Pakuan Jaya. Tingkat kesesuaian adalah hasil
perbandingan skor kinerjapelaksanaan dengan skor kepentingan Supranto, 2001. Tingkat kesesuaian ini akan menentukan urutan prioritas peningkatan
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pedagang. Pada prioritas peningkatan
ini digunakan variabel X mewakili tingkat kinerja Pasar Pakuan Jaya dan variabel Y
untuk tingkat kepentingan pedagang. Menurut Supranto 2001, variabel-variabel tersebut dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana : Tk
i
= Tingkat kesesuaian responden X
i
= Skor penilaian kinerja perusahaan Y
i
= Skor penilaian kepentingan pelanggan Sumbu mendatar X diisi oleh skor tingkat kepuasan pedagang,
sedangkan sumbu tegak Y diisi oleh skor tingkat kepentingan. Adapun skor tingkat kepuasan tiap atribut pengelolaan Pasar Pakuan Jaya X dan skor tingkat
kepentingan tiap atribut pengelolaan Pasar Pakuan Jaya Y. Menurut Supranto 2001 seiap faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan disederhanakan
dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : N
= Jumlah responden
X = Skor rata-rata tingkat kepuasan pada tiap atribut pengelolaan
Pasar Pakuan Jaya Y
= Skor rata-rata kepentingan pada tiap atribut pengelolaan Pasar Pakuan Jaya
Selanjutnya nilai rata-rata tingkat kepentingan atribut dan kepuasankinerja perusahaan kemudian dianalisis pada diagram kartesius Important-Performance
Matrik . Diagram kartesius IPA merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat
bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik- titik X, Y Supranto, 2001 dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor
tingkat kepuasan pedagang terhadap seluruh kualitas pengelolaan Pasar Pakuan Jaya dan Y adalah rata-rata dari skor tingkat kepentingan pedagang terhadap
seluruh atribut kualitas pengelolaan Pasar Pakuan Jaya. Seluruh atribut kualitas pengelolaan diberi simbol K dengan rumus sebagai berikut :
Dimana : K = banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan
Selanjutnya tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan dan dibagi menjadi empat bagian kedalam diagram kartesius yang menunjukkan bahwa
kuadran 1 adalah prioritas utama, kuadran II adalah pertahankan, kuadran III adalah prioritas rendah, kuadran IV adalah berlebihan. Keempat kuadran tersebut
disajikan pada Gambar 2 Penting
A B
Kepentingan C
D Kurang Penting
Kurang baik Kinerja Baik
Gambar 2. Diagram Kartesius Importance Performance Matrik
Berdasarkan diagram tersebut, maka perusahaan dapat merumuskan strategi yang dapat dilakukan berkenaan dengan posisi masing-masing atribut
pada keempat kuadran tersebut yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kuadran A Atributtes to Improve
Menunjukkan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap sangat penting, namun
manajemen belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan tidak puas.
2. Kuadran B Maintenance Performance
Posisi ini menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan oleh pasar, untuk itu wajib dipertahankan. Dianggap sangat penting dan
memuaskan. 3.
Kuadran C Atributtes to Maintenance Posisi ini menunjukkan beberapa atribut kualitas jasa yang kurang penting
pengaruhnya bagi pelanggan dan pelaksanaannya oleh pasar biasa-biasa saja. Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan. Peningkatan atribut-atribut ini
dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pelanggan sangat kecil.
4. Kuadran D Main Priority
Posisi ini menunjukkan faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi pelanggan akan tetapi pelaksanaannya berlebihan. Dianggap kurang penting tetapi
sangat memuaskan dalam pelaksanaannya. Atribut-atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya.
3.3.3.3 Matrik IFE dan EFE
Untuk merumuskan strategi dan program peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor tujuan ketiga, maka digunakan analisis Strength,
Weakness, Opportunity, Threat SWOT, yang diawali dengan membuat analisis
Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE.
Matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama, sedangkan matriks EFE digunakan untuk pengambilan
keputusan dalam meringkas dan mengevaluasi semua informasi lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman David, 2002.
David 2002 menyebutkan langkah - langkah yang diperlukan untuk menyusun matriks EFE dan IFE, yaitu :
1. Daftarkan semua faktor-faktor eksternal dan internal yang diidentifikasi,
termasuk peluang, ancaman, kelemahan dan kekuatan. 2.
Berikan pembobotan untuk setiap faktor yang menunjukan kepentingan relatif semua faktor. Pembobotan berkisar antara 0,0 tidak penting
sampai 1,0 sangat penting. Setiap variabel menggunakan skala 0,1, 2. Untuk menentukan bobot yang digunakan adalah :
- A varibel barissebelah kiri kurang penting daripada variabel
kolombagian atas, maka pada kotak pertemuan antraa A kiri dan B atas nilai = 0
- A variabel barissebelah kiri sama penting dengan C pada variabel
bagian atas, maka pada kotak pertemuan antara A kiri dan C atas nilainya = 1
- A variabel barissebelah kiri lebih penting daripada D pada variabel
bagian atas, maka pada kotak pertemuan antara A kiri dan C atas nilainya = 2.
3. Tentukan rating setiap faktor, yaitu peringkat 1 sampai 4 pada setiap
faktor sukses kritis untuk menunjukkan seberapa efektif pengaruh faktor- faktor tersebut. Untuk EFE yaitu : 4 = peluang utama, 3 = peluang, 2 =
ancaman, 1 = ancaman utama. Sedangkan untuk IFE, rating 4 = kekuatan utama, 3 = kekuatan, 2 = kelemahan kecil dan 1 = kelemahan utama.
4. Setiap rating dikalikan dengan masing-masing bobot untuk setiap
variabelnya. Selanjutnya dilakukan penjumlahan dari pembobotan untuk mendapatkan skor pembobotan
5. Jumlah skor pembobotan berkisar antara 1,0 – 4,0 dengan rata-rata 2,5.
Jika jumlah skor pembobotan IFE dibawah 2,5, maka kondisi internalnya lemah. Untuk jumlah skor bobot faktor eksternal berkisar 1,0 – 4,0 dengan
rata-rata 2,5. Jika jumlah skor pembobotan EFE 1,0 menunjukkan ketidakmampuan memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang
ada. Jumlah skor 4 menunjukkan kemampuan merespon peluang maupun ancaman yang dihadapi dengan sangat baik.
Matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Matriks IFE
Faktor Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan 1.
2. Kelemahan
1. 2.
Tabel 7 menggambarkan mengenai matriks EFE.
Tabel 7. Matriks EFE
Faktor Eksternal Bobot
Rating Skor
Peluang 1.
2. Ancaman
1. 2.
3.3.3.4. Matrik SWOT Hasil analisis faktor internal dan eksternal dilanjutkan kepada analisis
Strenght Weakness Opportunity Threat SWOT. Analisis ini merupakan alat
untuk memaksimalkan peranan faktor yang bersifat positif, meminimalisasi kelemahan yang ada serta menekan dampak ancaman yang timbul.
Tabel 8. Matriks SWOT
Faktor Internal Faktor Eksternal
STRENGTHS S WEAKNESSES W
OPPORTUNITIES O STRATEGI S-O
Menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
STRATEGI W-O Meminimalkan
kelemahan dengan memanfaatkan
peluang THREATS T
STRATEGI S-T Menggunakan
kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI W-T Meminimalkan
kelemahan dan menghindari ancaman
Analisis SWOT memiliki matriks dengan empat kuadran yang merupakan perpaduan strategi antara faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor
eksternal peluang dan ancaman sebagaimana disajikan dalam Tabel 8.
3.4 Metode Perumusan Strategi dan Perancangan Program