Persepsi Pelanggan TINJAUAN PUSTAKA

melalui uluran tangan pemerintah secara terus menerus perlu dilakukan. Dengan demikian, diharapkan karena peranannya maka pasar tradisional dapat menumbuhkan tata perdagangan yang lebih mantap, lancar, efektif, efisien dan berkelanjutan dalam satu mata rantai perdagangan nasional yang kokoh Yogi, 2000.

2.6 Persepsi Pelanggan

Persepsi merupakan suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan melalui panca indra pendengaran, penglihatan, perasa, penciuman, dan peraba. Namun demikian, makna dari proses persepsi tersebut juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu individu yang bersangkutan. Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi pelanggan adalah harga, citra, tahap pelayanan dan momen pelayanan. Persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa berpengaruh terhadap tingkat kepentingan pelangggan, kepuasan pelanggan, dan nilai pelanggan Rangkuti, 2003.

2.6.1 Tingkat Kepentingan Pelanggan

Tingkat kepentingan pelanggan merupakan keyakinan pelanggan sebelum mencoba atau membeli suatu produk jasa yang akan dijadikannya standar acuan dalam menilai kinerja produk jasa tersebut Rangkuti, 2003. Menurut Lovelock dan Wraight 2005, menyatakan bahwa ada dua tingkat kepentingan pelanggan, yaitu : 1. Adequate service, adalah tingkat kinerja jasa minimal yang akan diterima pelanggan tanpa merasa tidak puas. 2. Desire service, adalah tingkat kualitas jasa yang diidam-idamkan yang diyakini pelanggan dapat dan seharusnya diberikan. Diantara adequate service dengan desire service terdapat zone of tolerance , yaitu rentang dimana variasi pelayanan yang masih dapat diterima oleh pelanggan.

2.6.2 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan persepsi pelanggan terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya Irawan, 2007. Pelanggan tidak akan puas apabila pelanggan mempunyai persepsi bahwa harapannya belum terpenuhi dan sebaliknya pelanggan akan puas apabila persepsinya sama atau lebih dari yang diharapkan. Kepuasan pelanggan, selain dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, juga ditentukan oleh kualitas produk, harga, kualitas pelayanan dan faktor-faktor yang bersifat situasional. Kepuasan didefinisikan juga sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsikesannya terhadap kinerja hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jika kinerja berada dibawah harapan maka pelanggan tidak puas, jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan puas dan jika kinerja melebihi harapan pelanggan sangat puas Kotler, 2005. Sedangkan menurut Lovelock dan Wright 2005, kepuasan pelanggan adalah keadaan emosional, reaksi pasca pembelian mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan, kejengkelan, netralitas, kegembiraan, atau kesenangan.

2.6.3 Nilai Pelanggan

Tugas pertama bagi sebuah perusahaan adalah untuk menciptakan pelanggan. Nilai yang diterima pelanggan Customer Delivered Value adalah selisih antara total customer value atau jumlah nilai bagi pelanggan dan total customer cost atau biaya total pelanggan. Total customer value adalah kumpulan manfaat yang diharapkan diperoleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Total customer cost adalah kumpulan pengorbanan yang diperkirakan pelanggan akan terjadi dalam mengevaluasi, memperoleh dan menggunakan produk jasa tersebut Druker dalam Kotler, 2005. Menurut Lovelock dan Wright 2005, dalam menciptakan nilai untuk pelanggan berkaitan dengan konsep 8 P, yaitu : 1. Place and Time tempat dan waktu, keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa tersebut kepada pelanggan. 2. Process proses, metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. 3. Productivity produktivitas, seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. 4. Product produk, semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. 5. People orang, karyawan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. 6. Promotion and Education promosi dan edukasi, semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun prefensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. 7. Phisical Evidence bukti fisik, petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. 8. Price and other cost service harga dan biaya jasa lainnya, pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Nilai didefinisikan sebagai pengkajian secara menyeluruh manfaat suatu produk yang didasarkan pada persepsi pelanggan atas apa yang telah diterima oleh pelanggan dan yang telah diberikan.

2.6.4 Survei Kepuasan Pelanggan

Menurut Berry dalam Lovelock dan Wraight 2005 agar survei berkelanjutan seharusnya dilakukan dengan menggunakan portofolio teknik riset yang membentuk sistem informasi kualitas jasa service quality information system suatu perusahaan. Pendekatan yang memungkinkan dapat mencakup : 1. Survei transaksi transactional survei, didesain untuk mengukur kepuasan dan persepsi pelanggan tentang pengalaman jasa pada saat masih segar dalam ingatan pelanggan tersebut. 2. Survei pasar menyeluruh total market survei, mengukur penilaian total pelanggan terhadap kualitas jasa. 3. Belanja misterius, orang yang disewa perusahaan untuk bertindak sebagai pelanggan biasa. 4. Survei pelanggan yang baru, berkurang, dan sebelumnya, bertanya kepada pelanggan sebelumnya mengapa mereka berpindah dapat sangat membantu jika informasinya menenangkan hati untuk melihat bidang-bidang di mana kekurangan kualitas jasa suatu perusahaan. 5. Wawancara kelompok fokus focus group interview, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada sekelompok wakil pelanggan tentang masalah atau topik khusus. 6. Laporan lapangan karyawan, merupakan metode sistematis untuk mengetahui apa yang dipelajari karyawan dari interaksi mereka dengan pelanggan dan dari pengamatan langsung mereka terhadap perilaku pelanggan. Salah satu tujuan dari survei kepuasan pelanggan adalah untuk membuat produk atau jasa yang ditawarkan dapat memberikan keuntungan yang optimal kepada pelanggan tanpa menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang bersangkutan sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk atau jasa yang mampu menciptakan nilai superior kepada pelanggan.

2.6.5 Manfaat Pengukuran Mutu dan Kepuasan Pelanggan

Menurut Gerson 2004, terdapat lima manfaat dari pengukuran mutu dan kepuasan pelanggan, sebagai berikut : 1. Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan berprestasi, yang kemudian diterjemahkan menjadi pelayanan yang prima kepada pelanggan. 2. Pengukuran bisa dijadikan dasar dalam menentukan standar kinerja dan standar prestasi yang harus dicapai, yang akan mengarahkan menuju mutu yang semakin baik dan kepuasan pelanggan meningkat. 3. Pengukuran dapat memberikan umpan balik segera kepada pelaksana, terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur kinerja pelaksana atau perusahaan yang memberikan pelayanan. 4. Pengukuran memberitahukan anda apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya. 5. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Menurut Kotler dan Keller 2007 lima model mutu jasa menurut tingkat kepentingan : 1. Keandalan – Kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat. 2. Daya tanggap – Kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 3. Jaminan – Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayan dan keyakinan. 4. Empati – Kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan. 5. Benda berwujud – Penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi.

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu