BAB VII STRATEGI PENINGKATAN POSISI TAWAR PASAR TRADISIONAL
TERHADAP PEDAGANG DI KOTA BOGOR
7.1 Analisis Lingkungan Internal
Analisis lingkungan internal ditujukan untuk mengidentifikasi faktor- faktor yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan dalam kaitannya dengan
posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor. Faktor-faktor strategis internal tersebut adalah :
7.1.1 Kekuatan
Faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk peningkatan posisi tawar pasar tradisional di Kota Bogor yaitu :
1. Pasar tradisional sudah berdiri lama
Kekuatan pertama dari Pasar tradisional di Kota Bogor yaitu sudah berdiri sejak tahun 1955. Pada awal berdirinya, pasar tradisional ini hanya berupa pasar
yang terdiri dari lapak-lapak yang di pasar yang dipakai berjualan oleh pedagang. Setelah perkembangannya, barulah pasar tradisional di bentuk dengan
menggunakan kios dan los dan dikelola oleh dinas perindustrian dan perdagangan Kota Bogor. Baru pada tahun 2009, untuk meningkatkan kualitas pasar tradisional
dibentuklah perda dan perwali yang menyatakan bahwa pasar tradisional dikelola oleh PD. Pasar Pakuan Jaya.
2. Lokasinya strategis berada di pusat kota
Lokasi Kota Bogor yang strategis berada di pusat kota menjadi faktor kekuatan untuk peningkatan posisi tawar pasar tradisional. Terdapat tiga alasan
utama yang menjadikan pasar tradisional di Kota Bogor menjadi ramai pembeli, yaitu pasar tradisional di Kota Bogor terletak antara berdekatan dengan Kebun
Raya Bogor sebagai tempat wisata, terminal barangsiang, dan stasiun kereta api.
3. Menyediakan sebagian besar kebutuhan pokok
Seperti halnya pasar tradisional di kota-kota lain, pasar tradisional di Kota Bogor merupakan tempat yang utama dikunjungi oleh masyarakat dikarenakan
pasar dapat menyediakan hampir seluruh kebutuhan pokok. Mulai dari beras, sayuran, ikan, minyak goreng, dll terdapat di pasar tradisional. Hampir semua
produk yang dijual di pasar tradisional merupakan hasil bumi sendiri dengan pemanfaatan potensi lokal petani yang dijual ke pasar.
4. Harga barang terjangkau oleh pelanggan
Harga barang di pasar tradisional jelas lebih murah dibandingkan dengan harga barang di pasar modern. Perbedaan harga ini dapat mencapai 20-30. Hal
ini disebabkan di pasar modern, harga barang menjadi lebih mahal dikarenakan pembiayaan pajak barang dan bangunan dibebankan kepada konsumen oleh
pedagang. Namun di pasar tradisional tidak terdapat pajak yang dibebankan sehingga harga barang lebih terjangkaumurah.
7.1.2 Kelemahan
Faktor-faktor yang merupakan kelemahan yang terdapat di pasar tradisional Kota Bogor antara lain :
1. Manajemen pengelolaan masih kurang profesional
Salah satu penyebab pasar tradisional tidak mengalami kemajuan yaitu karena manajemen pengelolaan tidak profesional. Sebelum dikelola oleh PD Pasar
Pakuan Jaya swasta, profesional, pasar tradisional dikelola oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Kota Bogor PNS. Terlihat perbedaan cara
pengelolaan yang dilakukan oleh pihak swasta dan PNS. Ketika pasar dikelola oleh PNS, maka budaya santai, kurang semangat dan tingkat kreativitas mengelola
pasar sedikit sekali. Oleh karenanya kondisi ini diperbaiki dengan perubahan status pengelolaan oleh PD Pakuan Jaya.
2. Minimnya sarana dan prasara pasar
Faktor sarana dan prasarana menjadi sangat penting dalam pengelolaan pasar tradisional. Pun halnya faktor sarana dan prasarana ini berkaitan dengan
peningkatan posisi tawar pasar tradisional dengan pasar modern. Kondisi sarana dan prasara pasar tradisional di Kota Bogor sudah rusak, kumuh, dan perlu
renovasi. Beberapa sarana dan prasarana pasar yang perlu di renovasi yaitu kios dan los, sarana kebersihan, sarana drainase, sarana parkir, dan lainnya.
3. Kurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kebersihan
Faktor yang menjadi kelemahan bagi pasar tradisional di Kota Bogor yaitu kurangnya tingkat keamanan, ketertiban dan kebersihan. Hampir diseluruh lokasi
pasar tradisional masih terdapat premanisme, sehingga pelanggan malas belanja di pasar. Selain itu juga kondisi kumuh dan kotor, kebersihan yang kurang terawat
menjadikan pasar tradisional sepi pengunjung. Oleh karenanya diperlukan peningkatan dasi sisi keamanan, ketertiban dan kebersihan di pasar tradisional.
4. Pedagang belum dapat dipercaya
Di pasar tradisional masih terdapat pedagang yang sulit dipercaya kejujurannya. Masih terdapat kecurangan dari beberapa hal. Seperti mengurangi
berat timbangan, tidak jujur mengenai kualitas barang dan mencampur jenis barang dengan kualitas yang berbeda. Hal ini yang menyebabkan pelanggan
enggan belanja di pasar tradisional. Praktek seperti ini menjadi kelemahan yang ada dan perlu diperbaiki oleh pengelola pasar.
5. Masih terdapat kios dan los yang belum optimal
Optimalisasi kios dan los di pasar tradisional Kota Bogor perlu untuk di tingkatkan. Dari sekitar 6.042 jumlah kios di seluruh pasar tradisional Kota
Bogor, kios yang buka hanya 1.262 kios dan yang masih tutup 1.852 kios. Begitu juga dengan jumlah los, dari 1.043 julah los, yang buka sebanyak 348 los dan 311
masih tutup. Tutupnya kios dan los ini salah satunya disebabkan oleh harga yang tidak terjangkau oleh pedagang dan kondisi bangunan yang tidak layak sehingga
pedagang enggan untuk berjualan. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas kios dan los, sehingga jika kios dan los akan menjadi peluang pendapatan bagi
PD. Pakuan Jaya dan meningkatkan posisi tawar tradisional di Kota Bogor.
7.2 Analisis Lingkungan Eksternal