Kajian Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

4. Pengukuran memberitahukan anda apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki mutu dan kepuasan pelanggan serta bagaimana harus melakukannya. 5. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. Menurut Kotler dan Keller 2007 lima model mutu jasa menurut tingkat kepentingan : 1. Keandalan – Kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat. 2. Daya tanggap – Kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 3. Jaminan – Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka menyampaikan kepercayan dan keyakinan. 4. Empati – Kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan. 5. Benda berwujud – Penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan, dan bahan komunikasi.

2.7 Kajian Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dan perbandingan bagi penelitian ini antara lain : Penelitian yang dilakukan oleh Soleh 2005 dengan judul Analisis Kesiapan Kabupaten Dalam Menarik Investor, Studi Kasus Kabupaten Temanggung Jawa Tengah, bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dianggap penting oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi, menganalisis kesiapan pemerintah Kabupaten temanggung terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi sebagaimana yang diharapkan oleh investor, menguji perbedaan persepsi antara aparat pemerintah daerah dengan para investor terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan investasi dan merumuskan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan oleh pemda setempat agar mampu menarik investor. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Alat analisis yang digunakan adalah analisis rentang kriteria terhadap tingkat harapan dan tingkat kinerja, importance performance analisys IPA, uji beda rata-rata t Test terhadap responden investor dengan pemda untuk melihat perbedaan persepsi diantara kedua responden. Relevansinya dengan penelitian ini adalah dalam penelitian ini juga menggunakan analisis IPA untuk menganalisis persepsi pelanggan pasar tradisional di Kota Bogor. Perbedaannya yaitu, objek penelitian yang berbeda dan pada penelitian yang dilakukan oleh Soleh 2005 tidak melakukan analisis faktor internal dan eksternal dan hanya melakukan analisis persepsi terhadap investor. Oktaviani dan Suryana 2006 dalam penelitiannya menganalisis kepuasan pengunjung dan pengembangan fasilitas wisata agro. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Importance Performance Analisys IPA. Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa pihak manajemen kebun wisata agro Pasir Muku sebaiknya memperbaiki kinerja dari promosi, kemudahan mencapai lokasi, serta sarana peribadatan. Selain itu manajemen sebaiknya mempertahankan kinerja dari kegiatan edukatif yang merupakan keunggulan perusahaan dimata pengunjung dibandingkan dengan objek wisata lain yang sejenis. Relevansinya dengan penelitian ini adalah penggunaan metode Importance Performance Analisys IPA. Zarkoni 2007 melakukan penelitian dengan tujuan menganalisis berbagai peluang, ancaman, kekuatan serta kelemahan, menganalisis tingkat persaingan, mengidentifikasi faktor strategis internal, mengidentifikasi faktor strategis eksternal dan merekomendasikan strategi bersaing bagi PT. Nalco Indonesia dalam industri pengolahan air di industri minyak kelapa sawit. Analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu tahapan input, tahap penyocokan, tahapan kompilasi kemudian tahapan keputusan. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kasus. Pendekatan survei dilakukan dengan menyebar kuisioner dan wawancara langsung kepada para ahli yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bisnis pengelolaan air di industri minyak kelapa sawit. Relevansi terhadap penelitian ini adalah data diperoleh melalui wawancara dan pengisian kuisioner oleh responden, serta telaah pustaka. Analisis data dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahap input, pencocokan, kompilasi kemudian keputusan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada penelitian Zarkoni 2007 tidak melakukan analisis persepsi dan hanya melakukan analisis strategi melalui faktor internal dan eksternal. Mattanette, 2008, mengadakan kajian analisis kepuasan pedagang terhadap pengelolaan Pasar Citeurep I. Metode analisis yang digunakan dalam kajian tersebut menggunakan Importance and Performance Analysis, Customer Satisfaction Index , analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Eksternal Factor Evaluation -EFE dan Matriks Evaluasi Faktor Internal Internal Factor Evaluation- IFE, analisis Matriks Kekuatan-Kelemahan-Peluang-Ancaman SWOT, dan analisis Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM. Atribut yang digunakan sebanyak 17 buah atribut, hasil analisis Importance and Performance Analysis adalah: 1 Prioritas utama atribut kualitas jasa, yaitu kondisi bangunangedung pasar, kondisi kebersihan pasar, kondisi tempat usahaberdagang, pengelola pasar cepat dan tanggap dalam menghadapi masalah yang ada, 2 Pertahankan prestasi atribut kualitas jasa, yaitu kondisi MCK di pasar, pelayanan yang diberikan pegawai unit pasar, keramahan dan kesopanan petugas penarik retribusi, 3 Prioritas rendah atribut kualitas jasa, yaitu besarnya retribusi, petugas unit pasar cepat dan tanggap atas keluhan pedagang, pengelola pasar memberikan pembinaanpenyuluhan secara baik dan teratur, pengelola pasar memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum dan 4 Berlebihan untuk atribut kualitas jasa, yaitu kebersihan kantor unit pasar, kemudahan dalam pengurusan sewa tempat usaha, besarnya sewa tempat usaha, kejujuran petugas penarik retribusi, pengelola pasar memberikan rasa aman dan nyaman kepada pedagang, sikap pegawai unit pasar. Sedangkan hasil Customer Satisfaction Index atribut kualitas jasa sebesar 56,023 persen, menunjukkan pedagang pasar Citeureup I ”Cukup Puas” dengan kualitas pengelolaan Pasar Citeureup I di Kabupaten Bogor. Prioritas strategi pengelolaan Pasar Citeureup I yang terpilih adalah: 1 Penataan tempat-tempat usaha di Pasar Citeureup I; 2 Peningkatan kualitas pelayanan Pasar Citeureup I untuk menarik konsumen berkunjung dan berbelanja di Pasar Citeureup I.; dan 3 Menyelenggarakan bazar pada event-event tertentu atau periode tertentu di Pasar Citeureup I.

BAB III METODOLOGI KAJIAN

3.1 Kerangka Pemikiran

Kota Bogor merupakan kota jasa yang ramai dengan kehidupan perekonomian yang berasal dari berbagai sektor. Salah satu sektor perekonomian yang dapat meningkatkan pendapatan daerah bagi Kota Bogor yaiu pasar tradisional. Namun, kaitannya dengan pengembangan pasar tradisional di Kota Bogor masih kalah jauh jika dibandingkan dengan kemajuan pasar modern yang banyak berdiri tegak di Kota Bogor ini. hanya saja peluang pasar tradisional masih besar untuk dikembangkan. Pasar tradisional saat ini belum menjadi tujuan berbelanja utama bagi masyarakat di Kota Bogor. Hal ini disebabkan karena secara realita kondisi pasar tradisional yang terdapat di Kota Bogor masih jauh dari harapan para pengunjung. Selain itu juga banyaknya persoalan yang di hadapi oleh pasar tradisional menjadikan masyarakat enggan untuk berbelanja di pasar tradisional. Hal inilah yang nantinya akan menyebabkan pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar modern. Kondisi pasar tradisional yang terdapat di Kota Bogor masih belum dapat bersaing dengan pasar modernmal-mal yang ada. Dari tujuh pasar tradisional yang terdapat di Kota Bogor, tiga merupakan pasar tradisional yang dianggap besar, yaitu Pasar Bogor, Pasar Sukasari dan Pasar Kebon Kembang. Namun, kondisi ke tiga pasar tersebut sangat jauh dari harapan pelanggan. Seperti kondisi bangunan, fasilitas listrik, fasilitas drainase, ketertiban, keamanan dan kebersihan serta adanya PKL. Kondisi yang sekarang terjadi terhadap pasar tradisional yang terdapat di Kota Bogor yaitu masih lemahnya pola pengelolaan pasar, lemahnya manajemen pengelolaan sumberdaya manusia, dan belum sehatnya kondisi sarana dan prasarana pasar. Hal inilah merupakan kondisi yang membuat pasar tradisional kalah bersaing dengan pasar modern. Hal lain yang menyebabkan lemahnya posisi tawar pasar tradisional yaitu masih banyaknya persoalan yang dihadapi oleh pasar tradisional. Beberapa persoalan yang sekarang berkembang yaitu daya saing pasar tradisional yang