1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker merupakan pembunuh terbesar kedua di dunia setelah CVD cardiovascular disease, tetapi sekaligus juga merupakan salah satu Noncommunicable Chronic Disease atau penyakit kronis
tidak menular yang dapat dicegah timbulnya WHO 2007. Kanker mengakibatkan kematian 7.6 juta jiwa pada tahun 2005, tiga perempatnya terjadi di negara yang berpenghasilan rendah hingga
menengah. Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di beberapa negara. Sebagai contoh, di Amerika Serikat setidaknya satu dari empat orang 25 meninggal karena kanker. Pada
tahun 2006 sebanyak 559.888 kematian tercatat akibat kanker di Amerika Serikat. Angka tersebut merupakan 23,1 dari total jumlah kematian yang terjadi pada tahun tersebut. Kematian akibat
kanker di tahun 2006 lebih banyak dibandingkan tahun 2005 akibat pertumbuhan dan pertambahan usia dari populasi masyarakat Amerika Serikat tersebut. Selain itu, di tahun yang sama sejumlah
474.808 orang yang berusia kurang dari 85 tahun meninggal akibat kanker di Amerika Serikat. WHO 2009 mengemukakan kemungkinan bahwa lebih dari 70 dari semua kejadian meninggal akibat
kanker terjadi di negara yang memiliki pendapatan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker di dunia diperkirakan akan tetap meningkat dengan estimasi meningkat menjadi 9 juta jiwa pada tahun
2015 dan 11.5 juta jiwa pada tahun 2030. Oleh karena itu, WHO menetapkan kunci-kunci strategi untuk mencegah timbulnya kanker, seperti: kontrol tembakau, promosi diet sehat dan aktivitas fisik,
pencegahan penggunaan alkohol secara berbahaya, vaksinasi, serta mengurangi paparan karsinogen di lingkungan dan tempat kerja.
Salah satu kanker yang sering terjadi pada wanita adalah kanker payudara. Data diagnosis yang diambil dalam jangka panjang pada tahun 1975-2005 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
kejadian kanker payudara terbanyak terjadi pada wanita usia 20-59 tahun Jernal et al. 2009. Pengobatan kanker payudara pada umumnya melibatkan radioterapi setelah dilakukan operasi untuk
meminimalisir risiko kambuhnya kanker payudara dan dinilai efektif seperti operasi pemotongan jaringan payudara Fisher et al. 2002. Pengobatan kanker secara kemoterapi juga umum dilakukan.
Akan tetapi, setiap metode memiliki kekurangan dan kelebihan. Pengobatan kanker payudara secara radioterapi mengakibatkan terjadinya rekonstruksi endothelium yang bergantung kepada dosis radiasi
dan proses yang berjalan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini dapat meningkatkan parahnya kejadian kanker tersebut. Oleh karena itu, cara yang paling baik sebelum terkena kanker
adalah pencegahan. WHO 2003 menyarankan diet sehat untuk mencegah timbulnya kanker, antara lain:
1. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur
2. Mengurangi konsumsi pangan hewani, terutama lemak hewani dan daging merah
3. Substitusi minyak tak jenuh untuk menggantikan lemak jenuh
4. Meningkatkan konsumsi pangan yang mengandung omega 3
Hal tersebut mendasari timbulnya upaya pencegahan yang efektif dan aman bagi tubuh. Penggunaan produk alam dinilai aman bagi tubuh. Produk alam yang berasal dari tumbuhan, baik
pangan maupun nonpangan, mengandung senyawa kimia yang berkorelasi positif dengan khasiat yang dimilikinya. Oleh karena itu, pencegahan penyakit tumor bisa dilakukan dengan cara yang dinilai
lebih aman melalui konsumsi produk-produk alam, seperti tanaman pangan cincau hijau Premna oblongifolia
Merr. Cincau hijau merupakan tanaman yang biasa dimanfaatkan daunnya untuk dibuat minuman. Minuman cincau hijau dipercaya mampu meredakan beberapa penyakit, seperti: radang
lambung, tekanan darah tinggi, dan panas dalam. Menurut Ananta 2000 dan Pandoyo 2000 ekstrak
2
cincau hijau bersifat toksik terhadap sel kanker tetapi tidak pada sel normal. Hal tersebut merupakan informasi yang sangat menggembirakan apabila dilihat dari segi efektivitas dan efisiensi penggunaan
senyawa antikanker. Cincau hijau Premna oblongifolia Merr. merupakan golongan cincau yang daunnya banyak
dimanfaatkan oleh para pedagang minuman cincau. Oleh karena itu, cincau hijau sangat mudah didapatkan dan dikonsumsi. Selain itu, untuk mengonsumsi cincau hijau juga tidak diperlukan biaya
yang mahal. Dengan demikian, sudah sewajarnya pemanfaatan senyawa antikanker dari bahan pangan alami seperti cincau hijau Premna oblongifolia Merr menjadi upaya pencegahan kanker yang efektif
dan aman bagi tubuh. Parameter yang bisa diamati sebagai bukti bahwa cincau hijau Premna oblongifolia
Merr bisa digunakan sebagai makanan antikanker didapatkan melalui penelitian baik secara in vitro maupun in vivo. Penelitian secara in vivo dapat membuktikan apakah penggunaan
bubuk daun cincau hijau sebagai komponen ransum hewan percobaan berpengaruh terhadap penghambatan tumor dan berpengaruh terhadap sel normal. Pengaruh tersebut bisa dilihat dari
pengamatan profil berat badan mencit, berat organ hati, berat jaringan tumor, volume tumor, dan pengamatan histopatologi pada beberapa jaringan, seperti: jaringan hati dan jaringan tumor.
Sementara itu, penggunaan teknik histologi akan membantu dalam diagnosa suatu penyakit. Teknik histologi yang memanfaatkan penggunaan irisan jaringan yang difiksasi dalam parafin dimaksudkan
untuk meniadakan perubahan secara kimiawi maupun biologis yang terjadi di jaringan tersebut sehingga protein dan komponen lainnya dalam sel serta struktur dari jaringan tidak banyak bergerak,
berubah, atau berinteraksi satu sama lain dan penggunaan irisan jaringan akan mempermudah peneliti dalam menginterpretasikan hasil yang diperoleh.
B. Tujuan Penelitian