kepada efisiensi penggunaan bahan dan pengendalian pencemaran dan perusakan fungsi dan 4 tingkat peran serta masyarakat dan disiplin bermasyarakat kota.
2.1.2 Perencanaan Kota
Perencanaan adalah hal memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang akan datang
dalam hal menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan, yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan Tarigan 1995.
Perencanaan terkait dengan penyelesaian permasalahan di masa yang akan datang sehingga berisikan tindakan yang akan dilakukan di masa datang dan dampaknya
juga baru terlihat di masa depan. Hal ini tidak berarti perencanaan tidak memperhatikan apa yang sedang terjadi saat ini, karena permasalahan di masa
yang akan datang adalah produk dari apa yang terjadi saat ini dan pengaruh faktor luar.
Perencanaan lingkungan merupakan spesialisasi atau titik pusat perencanaan kota yang menempatkan prioritas utama pada berbagai masalah lingkungan,
mencakup masalah penggunaan lahan, serta kebijakan dan rancangan penggunaannya. Istilah lingkungan terutama mengacu pada segala sesuatu yang
berhubungan dengan kualitas dan kuantitas air, kualitas udara dan iklim, tanah dan lapangan, serta flora dan fauna karena kaitannya dengan kondisi manusia dan
lingkungan buatan. Sudut pandang dalam perencanaan lingkungan yang modern biasanya sangat bervariasi, misalnya bergerak 1 dari perolehan sumberdaya ke
proteksi lingkungan atau 2 dari lingkungan sebagai sesuatu yang penuh resiko menjadi lingkungan sebagai sesuatu yang dapat menunjang kehidupan manusia.
Perencanaan lingkungan tidak memberikan prioritas pada lingkungan alami maupun lingkungan buatan, akan tetapi biasanya berkaitan dengan masalah-
masalah yang muncul dari interaksi keduanya Marsh 1998.
2.1.3 Perencanaan Hutan Kota
Perencanaan suatu hutan kota perlu disesuaikan dengan tujuan dan fungsi yang ingin dicapai. Ada beberapa tipe dan bentuk hutan kota untuk berbagai
tujuan dan fungsi. Menurut Dahlan 2004 tipe hutan kota terbagi enam yaitu, 1 hutan kota yang dibangun pada areal pemukiman bertujuan utama untuk
pengelolaan lingkungan pemukiman, maka yang harus dibangun adalah hutan
kota dengan tipe pemukiman, 2 Kawasan industri yang memiliki kebisingan yang tinggi dan udaranya tercemar, maka harus dibangun hutan kota dengan tipe
kawasan industri, 3 Taman Kota sebagai salah satu bentuk hutan kota dapat dijadikan salah satu alternatif untuk berrekreasi, maka dibangun hutan kota tipe
rekreasi dan keindahan, 4 Hutan konservasi mengandung tujuan untuk mencegah kerusakan perlindungan dan pelestarian terhadap sumberdaya alam,
maka dibangun hutan kota tipe pelestarian plasma nutfah, 5 Kota yang memiliki kerawanan air tawar akibat menipisnya jumlah air tanah dangkal, kerawanan
banjir dan atau terancam masalah intrusi air laut, maka hutan lindung sebagai penyerap, penyimpan dan pemasok air harus dibangun di daerah resapan airnya,
maka tipe hutan kotanya adalah tipe perlindungan, 6 Hutan kota dengan tipe pengamanan adalah jalur hijau di sepanjang tepi jalan bebas hambatan.
Perencanaan yang baik adalah yang menampilkan analisis yang sehat dari seluruh tapak dan faktor-faktor perencanaannya, pengertian yang jelas dari
hubungan-hubungannya dan suatu penampilan fungsi yang sensitif serta integrasi tapak secara total dalam suatu cara setiap bagian-bagian bekerja secara harmoni.
Proses perencanaan merupakan suatu alat yang sistematis yang digunakan untuk menentukan keadaan tapak pada saat awal, keadaan yang diinginkan serta model
yang terbaik untuk mencapai keadaan yang diinginkan pada tapak tersebut. Proses perencanaan dan perancangan terdiri dari enam tahap, yaitu: persiapan,
pengumpulan data, analisis, sintesis, perencanaan dan perancangan Simonds 1983.
2.2 Perubahan Penutupan Lahan dan Distribusi Suhu