II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kota dan Hutan Kota
Kota adalah suatu pusat permukiman penduduk yang besar dan luas, terdapat berbagai ragam kegiatan ekonomi dan budaya. Pada kenyataannya kota
merupakan tempat kegiatan sosial dari banyak dimensi. Manusia dapat mencatat dan menganalisisnya dari berbagai perspektif seperti moral, sejarah manusia,
hubungan timbal balik antara manusia dengan habitatnya, pusat kegiatan ekonomi, pusat kegiatan politik dan berbagai kenyataan dari kehidupan manusia. Aktivitas
dan perkembangan kota mempunyai pengaruh terhadap lingkungan fisik seperti iklim. Banyak kriteria yang digunakan untuk sebuah kota sehingga definisi kota
berbeda disetiap negara, namun Bank Dunia membuat standar untuk mengenali aspek permukiman yang berdasarkan jumlah penduduk, yaitu: 1 lebih dari
20.000 jiwa disebut urban, 2 lebih dari 100.000 jiwa disebut cities dan 3 lebih dari 5 juta disebut big cities Zoer’aini 2004.
Hutan kota urban forest adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya
dalam kegunaan-kegunaan proteksi, estetika, rekreasi dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya. Hutan kota merupakan bagian dari program Ruang Terbuka
Hijau. Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh
tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika
Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 1 Tahun 2007. Pelaksanaan program pengembangan Ruang Terbuka Hijau dilakukan dengan
pengisian hijau tumbuhan secara alamiah ataupun tanaman budidaya seperti pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya Dahlan 1992.
2.1.1 Permasalahan Lingkungan Kota
Menurut Haeruman 1979 dalam Zoer’aini 2004 harapan masa depan untuk memperoleh kualitas lingkungan perkotaan yang lebih baik akan tergantung
kepada empat hal, yaitu: 1 ketepatan alokasi ruang untuk setiap kegiatan pembangunan, 2 ketersediaan dan kemampuan kelembagaan dan proses
pengelolaan lingkungan, 3 pengendalian kegiatan pembangunan yang mengarah
kepada efisiensi penggunaan bahan dan pengendalian pencemaran dan perusakan fungsi dan 4 tingkat peran serta masyarakat dan disiplin bermasyarakat kota.
2.1.2 Perencanaan Kota
Perencanaan adalah hal memilih dan menghubungkan fakta-fakta serta hal membuat dan menggunakan dugaan-dugaan mengenai masa yang akan datang
dalam hal menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan, yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan Tarigan 1995.
Perencanaan terkait dengan penyelesaian permasalahan di masa yang akan datang sehingga berisikan tindakan yang akan dilakukan di masa datang dan dampaknya
juga baru terlihat di masa depan. Hal ini tidak berarti perencanaan tidak memperhatikan apa yang sedang terjadi saat ini, karena permasalahan di masa
yang akan datang adalah produk dari apa yang terjadi saat ini dan pengaruh faktor luar.
Perencanaan lingkungan merupakan spesialisasi atau titik pusat perencanaan kota yang menempatkan prioritas utama pada berbagai masalah lingkungan,
mencakup masalah penggunaan lahan, serta kebijakan dan rancangan penggunaannya. Istilah lingkungan terutama mengacu pada segala sesuatu yang
berhubungan dengan kualitas dan kuantitas air, kualitas udara dan iklim, tanah dan lapangan, serta flora dan fauna karena kaitannya dengan kondisi manusia dan
lingkungan buatan. Sudut pandang dalam perencanaan lingkungan yang modern biasanya sangat bervariasi, misalnya bergerak 1 dari perolehan sumberdaya ke
proteksi lingkungan atau 2 dari lingkungan sebagai sesuatu yang penuh resiko menjadi lingkungan sebagai sesuatu yang dapat menunjang kehidupan manusia.
Perencanaan lingkungan tidak memberikan prioritas pada lingkungan alami maupun lingkungan buatan, akan tetapi biasanya berkaitan dengan masalah-
masalah yang muncul dari interaksi keduanya Marsh 1998.
2.1.3 Perencanaan Hutan Kota