Rasio Belanja Infrastruktur sebagai Sumber Ketimpangan

101 a Indeks Williamson Nilai probabilitasnya sebesar 0.0096, maka pada tingkat kepercayaan 99 atau tingkat signifikansi 1, variabel IPM signifikan sebagai salah satu sumber ketimpangan pembangunan di Provinsi Gorontalo. Dengan koefisien regresi sebesar 0.004065 memberikan arti bahwa setiap peningkatan 1 satuan nilai IPM akan menyebabkan ketimpangan pembangunan akan mengalami peningkatan sebesar 0.004065 kali dari semula, cateris paribus. Demikian sebaliknya. b Indeks Gini Pada model dengan menggunakan variabel dependen Indeks Gini, IPM juga merupakan sumber ketimpangan pembangunan yang sangat signifikan, dengan probabilitas sebesar 0.0000. Nilai koefisien sebesar 0.015317 memberikan arti bahwa setiap perubahan 1 satuan pada IPM akan menyebabkan perubahan 0.015317 kali pada besarnya ketimpangan pembangunan. Tanda positif menandakan bahwa peningkatan yang terjadi pada IPM akan diikuti pula oleh peningkatan pada besarnya ketimpangan pembangunan cateris paribus. Dari kedua model tersebut, hasilnya sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa IPM merupakan salah satu sumber utama ketimpangan pembangunan di Provinsi Gorontalo. Kedua model juga memberikan arah hubungan yang positif. Artinya bahwa peningkatan pada IPM justru menyebabkan peningkatan besarnya ketimpangan pembangunan di Provinsi Gorontalo. Hal ini dimungkinkan jika daerah-daerah yang mengalami peningkatan IPM adalah daerah-daerah yang justru sudah memiliki IPM yang tinggi sehingga akan makin memperlebar perbedaan dalam masyarakat dan berakibat pada makin meningkatnya ketimpangan pembangunan.

5.2.4.3. Rasio Belanja Infrastruktur sebagai Sumber Ketimpangan

Pembangunan di Provinsi Gorontalo. Seperti halnya variabel IPM, Rasio Belanja Infrastruktur pada kedua model sangat signifikan sebagai salah satu sumber ketimpangan pembangunan di Provinsi Gorontalo. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa rasio belanja infrastruktur merupakan salah satu sumber ketimpangan pembangunan di Provinsi Gorontalo. Nilai probabilitas t-statistik dan interpretasi koefisien regresi 102 dari aksesibilitas infrastruktur pada masing-masing indikator ketimpangan adalah sebagai berikut: a Indeks Williamson. Dengan probabilitas sebesar 0.0029 dan koefisien regresi -0.085964 artinya rasio belanja infrastruktur sangat signifikan sebagai salah satu sumber ketimpangan pembangunan di Provinsi Gorontalo. Setiap peningkatan satu satuan pada rasio belanja infrastruktur akan menyebabkan penurunan sebesar 0.085964 kali dari semula pada besarnya ketimpangan pembangunan yang diukur dengan menggunakan Indeks Williamson di Provinsi Gorontalo. Hal ini berarti pula bahwa peningkatan belanja pemerintah dalam menyediakan sarana pelayanan publik dapat mengurangi ketimpangan pembangunan. b Indeks Gini. Sama halnya dengan Indeks Williamson, dalam Indeks Gini pengaruh rasio belanja infrastruktur sebagai salah satu sumber utama ketimpangan di Provinsi Gorontalo adalah negatif. Dengan nilai probabilitas 0.0001 dan koefisien -0.105074 artinya rasio belanja infrastruktur sangat signifikan dalam mempengaruhi naik atau turunnya ketimpangan pembangunan. Setiap peningkatan satu satuan rasio belanja infrastruktur akan menyebabkan penurunan ketimpangan pembangunan sebesar 0.105074 kali dari semula. Dengan demikian maka besarnya rasio belanja infrastruktur harus senantiasa ditingkatkan sebagai upaya untuk mengurangi ketimpangan pembangunan di Provinsi Gorontalo. Dari model Indeks Williamson dan Indeks Gini memberikan arah hubungan yang negatif. Ini berarti bahwa semakin besar rasio belanja infrastruktur maka ketimpangan pembangunan akan semakin berkurang karena setiap belanja infrastruktur yang dikeluarkan pemerintah akan semakin mendorong pembangunan pada semua daerah dan semua bidang. Peningkatan rasio belanja infrastruktur terutama terjadi pada daerah-daerah yang relatif terbelakang, maka akan semakin memperkecil jarak gap yang ada dalam setiap wilayah. Hal inilah yang diharapkan terjadi dalam kondisi riil pembangunan. 103

5.3. Hubungan Ketimpangan Pembangunan dengan Pertumbuhan