Salinitas Faktor Pendukung Budi Daya KJA Ikan Kerapu 1. Kedalaman

4.3.5. Salinitas

Perairan laut memiliki nilai salinitas yang berbeda dengan air tawar. Umumnya organisme yang hidup di perairan memiliki nilai kisaran optimal untuk hidupnya. Sama halnya dengan parameter kimia lain dimana nilai salinitas juga berpengaruh untuk budi daya perikanan laut termasuk budi daya KJA ikan kerapu. Sebaran nilai salinitas di perairan Pulau Semujur berkisar antara 30–35 ‰ Gambar 22. Ini sesuai dengan pernyataan Akbar dan Sudaryanto 2002 bahwa salinitas perairan yang ideal untuk budi daya ikan kerapu sunu adalah 30-35 ‰. Hasil pengukuran di lapang menunjukkan bahwa sebagian besar diperoleh salinitas 34 ‰. Salinitas tertinggi terukur di stasiun 1 yaitu 35 ‰, sedangkan salinitas terendah terukur di stasiun 15 yaitu 30 ‰ . Pada dua stasiun lainnya yaitu 13 dan 14 terukur salinitas sebesar 33 ‰, stasiun 12 yang diperoleh salinitas 32 ‰. Salinitas terendah diperoleh pada stasiun 15 sebesar 30‰. Perbedaan nilai salinitas di perairan Pulau Semujur masih dalam kisaran yang baik untuk budi daya. Umumnya nilai salinitas berfluktuasi di perairan estuari khususnya tempat aliran sungai bermuara dimana salinitas terukur lebih rendah dibandingkan perairan laut lepas. Sebaran nilai salinitas di perairan Pulau Semujur mengalami perbedaan tetapi tidak berfluktuasi. Ini dikarenakan Pulau Semujur terletak di pertengahan Kepulauan Bangka Belitung dan berada di kawasan sekitar Laut Natuna sehingga tidak ada aliran sungai disekitarnya. Pengkelasan zona potensial KJA kerapu terbagi menjadi 3 yaitu sangat sesuai berada pada salinitas 30–35 ‰, kelas sesuai dengan salinitas 20–29 ‰ dan kelas tidak sesuai memiliki sebaran Gambar 22. Sebaran Salinitas di Perairan Pulau Semujur salinitas 20 ‰ dan 35 ‰. Hasil pengukuran lapang di perairan Pulau Semujur tergolong salinitas yang sangat sesuai untuk lokasi budi daya KJA ikan kerapu. Hasil pengukuran di lapang berbeda dengan hasil pengukuran LIPI 2004 yang diperoleh nilai salinitas di perairan Bangka Tengah pada lapisan permukaan berkisar 32,62–32,74 ‰ dengan rata-rata 32,67 ‰ Gambar 23. Wyrtki 1955 in LIPI 2004, nilai salinitas 34,5 ‰ mengindikasikan perairan yang cenderung besifat sebagai perairan pantai daripada bersifat oseanik. Salinitas hasil pengukuran LIPI 2004 di perairan ini hampir sama dengan di Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu dengan nilai salinitas rata-rata 32,5 ‰ ILAHUDE et al., 1975 in LIPI, 2004. Hal ini diduga akibat adanya pemasukan massa air bersalinitas tinggi 32 ‰ dari Laut Cina Selatan pada musim barat Januari–Februari, yang mengalami pengenceran di pantai Sumatera, Jawa, dan Kalimantan LIPI, 2004. Gambar 23. Distribusi Salinitas di Lapisan Permukaan di Perairan Bangka Tengah

4.3.6. Suhu