Penginderaan Jauh dan Citra Satelit Sistem Informasi Geografis Dan Cell Based Modelling

2.6. Penginderaan Jauh dan Citra Satelit

Pemanfaatan wahana antariksa berupa sensor satelit telah banyak digunakan untuk mendeteksi objek permukaan bumi yang disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan pengguna. Citra satelit mampu menghasilkan informasi yang dapat dianalisis lebih lanjut dan diaplikasikan di berbagai bidang Sebayang, 2002; Prasasli et al,. 2004; Tarigan 2008; Siregar, 2010; Bailey dan Boryan, 2010; Nizalapur et al., 2011

2.7. Sistem Informasi Geografis Dan Cell Based Modelling

Umumnya analisis spasial SIG ditunjang dengan penggunaan software seperti ArcGIS. Analisis spasial ArcGIS mampu menciptakan, query, memetakan dan menganalisis data berbasis raster, mengintegrasikan analisis raster dan vektor sehingga meghasilkan informasi baru serta menampilkan informasi multiple layer. Dalam hal ini, analisis spasial yang digunakan untuk memodelkan keadaan di alam adalah cell based modeling. Model ini merupakan analisis data spasial bertipe raster yang menggambarkan wilayah atau mengidentifikasikan fenomena berdasarkan sel atau piksel. Pemodelan sel raster pada cell based modeling dibagi dalam lima kelompok, di antaranya: ESRI, 2002 1. Operasi piksel yang melibatkan satu sel Local Functions. 2. Operasi piksel yang melibatkan beberapa sel terdekat Focal Functions. 3. Operasi piksel pada suatu kelompok sel Zonal Functions. 4. Operasi piksel yang melibatkan gabungan dari keseluruhan sel dalam raster Global Functions. 5. Kombinasi dari keempat operasi yang menampilkan aplikasi secara khusus Application Functions. Ilustrasi piksel tiap model pada cell based modeling ditunjukkan pada Gambar 2. Pemilihan metode cell based modelling didasarkan pada keunggulan data raster. Dalam kajian ini digunakan sumber data raster berasal dari citra satelit Landsat dimana keunggulan data raster lebih kompatibel dengan citra satelit dan memiliki variabilitas spasial yang tinggi untuk representasi kondisi lapang. Selain itu, overlay dan kombinasi data raster mudah dilakukan dengan data inderaja serta mempunyai kemampuan analisis dan pemodelan spasial tingkat lanjut. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu memiliki volume data yang berkapasitas lebih besar dan memiliki tampilan spasial berupa data raster yang berbentuk sel Prahasta, 2001. Pemilihan lokasi budi daya perikanan dalam KJA banyak dilakukan berdasarkan analisis SIG FAO, 1976; Perez et al., 2003; Pasek 2007; Husnayaen, 2008; Hartoko dan Kangkan, 2009; Szuster dan Albasri, 2010. 1 Local Functions 2 Focal Functions 3 Zonal Functions 4 Global Functions Gambar 2. Operasi Piksel Tiap Model pada Cell Based Modeling 3. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian