2.4.1. Arah dan Kecepatan Arus
Arus berperan untuk peletakan keramba jaring apung di perairan laut. Arus laut berfungsi sebagai transportasi massa air yang mendistribusikan kandungan
oksigen terlarut dan unsur hara, membersihkan kotoran dan mengurangi organisme penempel. Arus yang kuat akan menimbulkan gelombang tinggi
sehingga menganggu dan merusak KJA Utojo et al,. 2005. Kisaran optimal kecepatan arus untuk budi daya KJA adalah 15–35 cmdetik Effendi, 2004. Bila
kecepatan arus melebihi 100 cmdetik maka sebaiknya tidak dipilih untuk wilayah budi daya KJA Beveridge, 1987 in Subandar et al., 2005. Biasanya pada daerah
terlindung, arus laut yang bergerak ditimbulkan oleh pasang surutpasut Subandar et al.,
2005. Arus laut dipengaruhi oleh angin musiman dan suhu permukaan laut
yang selalu berubah-ubah Wibisono, 2005.
2.4.2. Kecerahan
Kecerahan merupakan kemampuan cahaya matahari untuk menembus perairan. Kemampuan cahaya tersebut dipengaruhi oleh kekeruhan air. Kekeruhan
yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi. Misalnya pernapasan dan daya lihat organisme akuatik serta dapat menghambat penetrasi
cahaya ke dalam air. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan air adalah partikel halus yang tersuspensi seperti lumpur, jasad renik plankton dan warna
air. Kecerahan dapat dilihat secara visual dan diukur menggunakan secchi-
disk. Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu
pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi serta ketelitian orang yang
melakukan pengukuran Jeffries dan Mills, 1996 in Effendi, 2003. Kecerahan perairan berperan dalam pengembangan budi daya KJA ikan kerapu. Kecerahan
perairan yang baik untuk wilayah budi daya KJA ikan kerapu adalah 2 m Akbar dan Sudaryanto, 2002.
2.4.3. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut sangat dibutuhkan dalam kehidupan organisme. Perairan dengan kadar oksigen sangat rendah sangat berbahaya bagi organisme akuatik
Effendi, 2003. Perairan dengan populasi fitoplankton tinggi memiliki konsentrasi oksigen terlarut yang berfluktuasi tajam. Pada siang hari terjadi
fotosintesis sehingga meningkatkan jumlah kandungan oksigen di perairan. Sebaliknya pada malam hari terjadi respirasi yang akan menurunkan kandungan
oksigen terlarut Irianto, 2005. Pada lapisan atas, permukaan laut memiliki kadar normal oksigen terlarut
sebesar 4,5–9,0 mgl. Faktor yang mempengaruhi oksigen terlarut yaitu suhu, salinitas, dan tekanan hidrostatik. Semakin meningkat suhu dan salinitas perairan
maka oksigen terlarut semakin kecil. Begitu juga halnya dengan tekanan hidrostatik jika semakin dalam perairan maka oksigen terlarut semakin kecil
Sanusi, 2006. Penurunan oksigen terlarut di dalam air disebabkan oleh adanya bahan-bahan buangan organik yang banyak mengkonsumsi oksigen
sewaktu penguraian berlangsung. Untuk kepentingan perikanan sebaiknya perairan memiliki kandungan oksigen terlarut tidak kurang dari 5 mgl Effendi,
2003.
2.4.4. Suhu