Latar Belakang Pendugaan Potensi Karbon Di Atas Permukaan Tanah Pada Tegakan Hutan Hujan Tropis Bekas Tebangan (LOA) 1983 (Studi Kasus IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur).

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan Gas Rumah Kaca CO 2 , CH 4 , CFC, N 2 O, dan O 3 di atmosfer sudah menimbulkan dampak lingkungan yang diakibatkan naiknya panas bumi, dengan meningkatnya konsentrasi GRK. Karbon dioksida CO 2 sebagai gas pencemar utama di atmosfir dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan disebabkan dari sebagian besar aktivitas manusia. Konstribusi utama dalam dekade terakhir ini berasal dari pembakaran bahan bakar fosil meliputi minyak pelumas, gas dan bahan bakar untuk kendaraan bermotor, industri, dan kebakaran hutan. Untuk mencegah peningkatan suhu bumi Global Warming yang mengakibatkan perubahan iklim, pada tahun 1997 dideklarasikan Protokol Kyoto. Untuk mengurangi emisi udara, dalam Protokol Kyoto dihasilkan Mekanisme Pembangunan Bersih atau Clean Development Mechanism CDM dan penjualan karbon. CDM merupakan sistem pengurangan emisi udara dengan pengukuran kandungan karbon yang diserap, reforestasi, dan penghijaun lahan kritis. Ekosistem alam dapat menyerap karbon dengan baik dan secara signifikan dapat meningkat jika dilakukan pengelolaannya dengan baik. Hutan sebagai salah satu ekosistem yang didominasi oleh vegetasi pepohonan dapat menyerap karbon di udara yang diubah menjadi biomasa pohon dalam jumlah besar. Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang sangat luas, sehingga Indonesia dapat berperan penting dalam usaha menurunkan emisi CO 2 melalui penyerapan dan penyimpanan karbon di dalam hutan carbon sinks. Hal ini dapat terjadi jika pengelolaan hutan dilakukan secara lestari, reboisasi serta pencegahan deforestasi dan degradasi hutan. Karbon yang diserap oleh hutan tersimpan di atas dan di bawah permukaan tanah. Karbon di atas permukaan tanah disimpan dalam tegakan berdiri, tumbuhan bawah, serasah, dan tegakan yang telah mati sedangkan karbon di bawah permukaan tanah tersimpan dalam akar, tanah, dan biota tanah. Kadar karbon dalam setiap lokasi dan suatu jenis vegetasi berbeda karena perbedaan sifat fisik dan lingkungan tempat tumbuh yang berbeda pula. Dengan demikian untuk mengetahui kandungan karbon di suatu lokasi perlu dilakukan penelitian kadar karbon pada suatu vegetasi yang tumbuh di lokasi tersebut.

1.2 Tujuan