Tabel 16. Potensi Volume Bebas Cabang m3Ha Berdasarkan Tingkat Vegetasi. Lokasi Pengamatan
Jumlah Volume m
3
Ha Pancang Tiang Pohon
Plasma Nutfah Hutan Primer 18,45
25,80 166,33 Ujung Jalan Sarad LOA 1983
8,24 14,08 77,36
Antara TPN Ujung Jalan Sarad LOA 1983 10,11
16,87 79,87 TPN LOA 1983
16,26 20,70 84,87
Secara keseluruhan pada tingkat pancang, tiang, dan pohon di lokasi pengamatan Plasma Nutfah memiliki potensi volume bebas cabang m
3
Ha paling tinggi yaitu pancang 18,45 m
3
Ha, tiang 29,29 m
3
Ha, dan pohon 165,46 m
3
Ha. Di lokasi pengamatan blok tebang LOA 1983 potensi volume bebas
cabang paling besar pada setiap tingkat vegetasi adalah di sekitar TPN yaitu pancang 16,26 m
3
Ha, tiang 21,61 m
3
Ha dan pohon 85,85 m
3
Ha. Potensi volume bebas cabang paling rendah adalah di sekitar ujung jalan sarad yaitu pancang 8,24
m
3
Ha, 14,08 m
3
Ha, dan 77,36 m
3
Ha. Meskipun jumlah pohon lebih banyak di ujung blok dibandingkan di TPN yang jumlahnya lebih sedikit tetapi
pertumbuhannya dapat lebih baik karena keterbukaan areal sehingga memiliki potensi yang lebihg tinggi.
5.10 Pendugaan Potensi Biomasa
Biomasa merupakan berat kering dari suatu mahluk hidup. Suatu tegakan dapat dihitung jumlah biomasanya dengan persamaan biomasa per pohon yang
telah didapatkan. Hasil perhitungan potensi biomasa tegakan penelitian ini disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Dugaan Potensi Biomasa
KgHa
Di Atas Permukaan Tanah. Tingkat
Pertumbuhan Plasma
Nutfah Hutan
Primer Ujung
Jalan Sarad
LOA 1983 Antara
TPNUjung Jalan Sarad
LOA 1983 TPN LOA
1983 Rata-rata
Pancang
70.433,55 42.580,64 47.622,43 78.122,19 59.694,55
Tiang
56.478,69 32.028,06 33.564,48 44.388,54 41.614,94
Pohon
194.636,17 120.540,97 114.992,93 132.090,30 140.565,09
Jumlah
321.548,41 195.149,67 196.179,84 254.601,03 241.874,59
Jumlah biomasa pada lokasi pengamatan yang paling tinggi potensi biomasanya adalah Plasma Nutfah yaitu 321.548,41 KgHa dengan kontribusi
tingkat pohon yang paling besar yaitu 194.636,17 KgHa dan terendah adalah tiang 56.478,69 KgHa. Di petak tebang LOA 1983 lokasi pengamatan yang
potensi biomasa paling tinggi adalah disekitar TPN dimana jumlah permudaan yang paling banyak terutama pancang, diduga potensi biomasa 78.122,19 KgHa
lebih tinggi dari pada tiang yaitu 44.388,54 KgHa. Potensi paling rendah adalah di ujung jalan sarad, diduga potensi biomasa
195.149,67 KgHa dan di antara TPN dan ujung jalan sarad lebih tinggi sedikit yaitu 196.179,84 KgHa. Berdasarkan tingkat vegetasi rata-rata tingkat pancang
per-Ha berpotensi biomasa 59.694,55 KgHa, tiang 41.614,94 KgHa, dan pohon 140.565,09 KgHa.
5.11 Pendugaan Potensi Karbon
Berdasarkan model persamaan yang telah dihasilkan dan hasil inventarisasi di lapangan dapat diduga potensi karbon di lokasi pengamatan yaitu
Plasma Nutfah sebagai hutan primer yang tidak pernah ditebang dan di petak tebang LOA 1983 yang terdiri dari ujung jalan sarad LOA 1983, antara TPN dan
ujung jalan sarad LOA 1983, dan TPN LOA 1983 yang disajikan pada Tabel 18. Dari Tabel 18 dapat diketahui potensi massa karbon di atas permukaan
tanah diduga paling tinggi adalah Plasma Nutfah sebagai hutan primer 123.157,90 Kg CHa dan potensi paling rendah di sekitar ujung jalan sarad LOA 1983
73.633,59 Kg CHa, di antara TPN dan ujung jalan sarad dan di sekitar TPN masing-masing diduga memiliki potensi karbon 74.636,359 Kg CHa dan
93.440,999 Kg CHa. Dalam Junaedi 2007, menyatakan bahwa hutan primer menyimpan massa karbon 299,33 ton CHa sedangkan Rahayu et al. 2007 hutan
primer 230,1ton CHa.
Tabel 18. Dugaan Potensi Massa Karbon
Kg CHa
Di Atas Permukaan Tanah. Tingkat
Pertumbuhan Plasma
Nutfah Hutan
Primer Ujung Jalan
Sarad LOA 1983
Antara TPNUjung
Jalan Sarad LOA 1983
TPN LOA 1983
Rata-rata Pancang
21.762,667 13.309,709 14.735,275 24.540,51 18.588,338
Tiang 19.998,805 11.372,657 11.888,875 15.714,13 14.743,617
Pohon 81.396,431 48.951,224 48.012,209
53.186,35 9
57.886,556 Jumlah
123.157,90 73.633,59 74.636,359 93.440,99
9 91.218,51
Penelitian Junaedi 2007 di areal PT. Sari Bumi Kusuma, Kalimantan Tengah, menghasilkan massa karbon hutan primer terdiri dari tingkat pohon
188,50 ton CHa, tiang 25,78 ton CHa, dan pancang 14,57 ton CHa. Hasil Junaedi 2007, berbeda dengan hasil penelitian ini dimana jumlah massa karbon
pada tingkat pohon lebih rendah yaitu 80.933,15 Kg CHa begitu pula pada tingkat tiang dan pancang yaitu 21.784,04 Kg CHa dan 22.034,27 Kg CHa.
Berdasarkan data Tabel 18 jumlah massa karbon pada hutan primer lebih rendah dari pada Junaedi 2007 dan Rahayu et al. 2007, sedangkan Murdiyarso
et al. 1995 dalam Rahayu et al. 2007, menyebutkan bahwa hutan di Indonesia diperkirakan mempunyai cadangan karbon berkisar antara 161-300 ton CHa dan
hasil pendugaan massa karbon dalam penelitian ini tidak berada dalam kisaran tersebut. Hal ini dapat diakibatkan perbedaan kondisi lingkungan dan struktur
tegakan serta penggunaan kadar karbon dari biomasa dalam penelitian ini diambil berdasarkan hasil penelitian di laboratorium dan tidak mengikuti kadar karbon
tetap 50, sehingga penelitian ini dapat dikatakan lebih tepat dalam pendugaan massa karbon pada tegakan hutan hujan tropis dibandingkan penelitian
sebelumnya. Potensi karbon di atas permukaan tanah berupa pohon, berdasarkan tingkat
vegetasi tingkat pohon rata-rata mengandung massa karbon sebesar 57.886,556 Kg CHa yang merupakan massa karbon paling tinggi dibandingkan tingkat
pancang dan tiang yaitu 18.588,338 Kg CHa dan 14.743,617 Kg CHa. Secara detail pada Gambar 5 dapat diketahui dugaan potensi massa karbon
pada masing-masing lokasi pengamatan dan tingkat vegetasi.
Gambar 4. Dugaan Potensi Massa Karbon Kg CHa Di Lokasi Pengamatan.
Secara umum pada gambar 5 dapat diketahui berdasarkan tingkat vegetasi di seluruh lokasi pengamatan, pada tingkat tiang potensi karbon KgHa lebih kecil
dibandingkan tingkat pancang. Pada lokasi pengamatan di blok tebangan LOA 1983 tingkat vegetasi
pancang dan tiang pada ujung jalan sarad LOA 1983, antara TPN dan ujung jalan sarad LOA 1983, dan TPN LOA 1983 mengalami peningkatan. Hal ini dapat
disebabkan keterbukaan yang diakibatkan kegiatan pemanenan memacu pertumbuhan permudaan.
Jumlah massa karbon di TPN LOA 1983 mencapai 75,88 terhadap jumlah massa karbon hutan primer, sedangkan di antara TPN dan ujung jalan
sarad LOA 1983 dan ujung jalan sarad LOA 1983 adalah 60,60 dan 59,79. Persen penurunan jumlah karbon pada lokasi ujung jalan sarad LOA 1983, antara
TPN dan ujung jalan sarad LOA 1983, dan TPN LOA 1983 terhadap jumlah karbon di Plasma Nutfah senada dengan Lasco 2002 dalam Rahayu et al.
2007, dimana cadangan karbon hutan tropis Asia menurun akibat aktivitas penebangan berkisar antara 22-67, di Indonesia diperkirakan 38-75.
Dugaan jumlah potensi karbon di lokasi pengamatan dilakukan uji t- student untuk mengetahui hubungan potensi karbon dengan lokasi. Pada Tabel 19
dapat dilihat hubungan potensi karbon dengan lokasi.
Tabel 19. Uji Beda T-Student Dugaan Potensi Massa Karbon Di Lokasi Pengamatan Pada Tingkat Vegetasi Pancang.
Ujung Jalan Sarad LOA
1983 Antara TPN Ujung
Jalan Sarad LOA 1983 TPN LOA
1983 Plasma Nutfah Hutan Primer
0.031225 0.014092
0.462204
tn
Ujung Jalan Sarad LOA 1983 0.513287
tn
0.005737 Antara TPN Ujung Jalan
Sarad LOA 1983 0.011644
Keterangan : berbeda sangat nyata p 0,01 berbeda nyata p 0,01- 0,05
tn
tidak berbeda nyata p 0,05
Dari Tabel 19 dapat diketahui potensi karbon di berbagai lokasi pengamatan pada tingkat pncang tidak berbeda nyata antara Plasma Nutfah
sebagai Hutan Primer dengan ujung jalan sarad LOA 1983 dan antara TPN LOA 1983 dengan antara TPN dan ujung jalan sarad LOA 1983 dimana nilai p 0,05,
sedangkan uji t-student pada lokasi lainnya relatif berbeda nyata dan pada lokasi TPN dengan ujung jalan sarad LOA 1983 sangat berbeda nyata dimana nilai p
0,01. Hal ini dapat dipengaruhi oleh keterbukaan dan jumlah tingkat vegetasi pancang pada masing-masing lokasi pengamatan.
Tabel 20. Uji Beda T-Student Dugaan Potensi Massa Karbon Di Lokasi Pengamatan Pada Tingkat Vegetasi Tiang.
Ujung Jalan Sarad LOA
1983 Antara TPN Ujung
Jalan Sarad LOA 1983 TPN LOA
1983 Plasma
Nutfah Hutan
Primer 0.009678
0.015148 0.267766
tn
Ujung Jalan Sarad LOA 1983 0.976684
tn
0.213714
tn
Antara TPN Ujung Jalan Sarad LOA 1983
0.182041
tn
Keterangan : berbeda sangat nyata p 0,01 berbeda nyata p 0,01- 0,05
tn
tidak berbeda nyata p 0,05
Pada Tabel 20 menunjukan potensi karbon pada tingkat vegetasi tiang pada seluruh lokasi pengamatan tidak berbeda nyata kecuali antara Plasma Nutfah
sebagai hutan primer dengan TPN LOA 1983 sangat berbeda nyata dan hutan primer dengan Antara TPN dan Ujung Jalan Sarad LOA 1983 memiliki perbedaan
yang nyata dengan nilai p 0,01 – 0,05.
Tabel 21. Uji Beda T-Student Dugaan Potensi Massa Karbon Di Lokasi Pengamatan Pada Tingkat Vegetasi Pohon.
Ujung Jalan Sarad LOA
1983 Antara TPN Ujung
Jalan Sarad LOA 1983 TPN LOA
1983 Plasma Nutfah Hutan Primer
0.031014 0.030688 0.045571
Ujung Jalan Sarad LOA 1983 0.921054
tn
0.640163
tn
Antara TPN Ujung Jalan Sarad LOA 1983
0.664472
tn
Keterangan : berbeda sangat nyata p 0,01 berbeda nyata p 0,01- 0,05
tn
tidak berbeda nyata p 0,05
Berdasarkan hasil uji t student pada Tabel 21 diketahui bahwa potensi karbon pada secara keseluruhan tidak berbeda nyata kecuali antara hutan primer
dengan lokasi pengamatan areal bekas tebangan berbeda nyata hal ini dapat disebabkan oleh jumlah pohon dan jumlah volume yang lebih besar dibandingkan
lokasi pengamatan lainnya.
VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan