Kadar zat terbang secara berurutan pada kulit kayu, daun, ranting, cabang, batang setelah cabang pertama, batang ujung, dan batang pangkal memiliki kadar
zat terbang 66,85, 66,45, 64,12, 59,20, 57,20, 56,16, dan 52,06 Jenis pohon yang diteliti adalah Keruing Dipterocarpus sp., Bangkirai,
Resak Vatica rassack, Meranti Merah Shorea sp., Meranti Kuning Shorea pinanga, Nyatoh Palaquium sp., Mersawa Anisoptera marginata, Benuang
Octomeles sumatrana, Ubar Dillenia pulchella, Kumpang Diospyros sp., Medang Litsea firma, Sawang ?, dan Ulin Eusideroxylon zwageri. Pada
Tabel 7 dapat dilihat kadar zat terbang berdasarkan jenis pohon yang diuji relatif sama yaitu berkisar antara 59,23 - 61,45.
5.5 Kadar Abu
Kadar abu merupakan mineral pada kayu yang tidak teruapkan pada suhu tinggi. Mineral yang tertinggal pada zat abu adalah Silika, Magnesium, Kalsium,
Kalium, dan Mangan. Berdasarkan Tsoumis 1991, kadar abu pada kayu umumnya 0,1 - 5. Hasil pengukuran kadar abu disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Rata-rata Kadar Zat Abu Pada Berbagai Bagian Pohon.
Jenis Bagian Pohon
Rata-rata Pangkal Ujung Bscp Cabang Ranting Daun Kulit
Keruing 1,36 1,27
3,18 1,27 1,44 5,02 4,21 2,54 Bangkirai
0,32 0,50 0,48 0,37 0,80 1,68
3,26 1,06 Resak
0,57 0,56 1,40 1,56 2,18 3,39 3,08 1,82
Meranti Merah 0,30 0,53 0,49 0,61 1,71 3,71 2,13 1,35
Meranti Kuning 0,61 0,84 0,59 0,85 3,11 13,26 0,64 2,84
Nyatoh 0,90 1,22
0,94 1,26 2,57 3,56 2,27 1,82 Mersawa
0,72 0,54 0,41 0,54 1,40 8,51 2,05 2,03
Benuang 1,43 1,42
0,99 0,75 1,19 6,75 3,34 2,27 Ubar
0,46 0,50 0,72 1,04 2,52 6,82 2,05 2,02
Kumpang 1,18 0,70
1,19 0,71 2,22 5,69 4,15 2,26
Medang 1,13 0,90
0,88 1,72 3,45 4,40 3,96 2,35 Sawang
0,90 1,33 0,72 1,46 2,53 3,10 2,98 1,86
Ulin 0,29 0,33
0,51 0,40 4,56 3,10 2,92 1,73
Rata-rata
0,78 0,82 0,96 0,97 2,28 5,31 2,85 Keterangan
:
Bscp Batang setelah cabang pertama
Kadar abu rata-rata tertinggi pada Tabel 8 adalah 5,31 pada bagian pohon daun dan terendah 0,78 pada bagian batang pangkal. Kadar abu paling
tinggi pada daun sangat tinggi hal ini dapat disebabkan daun sebagai bagian pohon yang melakukan fotosintesis dimana dalam prosesnya xilem mengangkut
air dan mineral untuk proses fotosintesis. Kadar abu pada bagian batang pangkal merupakan kadar abu paling
rendah yaitu 0,78 hal ini sepadan dengan hasil penelitian Yoshida 1961 dalam Young dan Guinn 1966 mengenai seluruh bagian pohon, kandungan komponen
anorganik menurun berturut-turut dari kulit, akar halus, ranting, akar, cabang, dan batang.
Pada bagian batang ujung, batang setelah cabang pertama, cabang, ranting, dan kulit, secara berurutan memiliki kadar abu adalah sebagai berikut 0,82,
0,96, 0,97, 2,28 dan 2,85. Mineral-mineral terpenting untuk fungsi fisiologis pohon cenderung
terkonsentrasi pada jaringan kulit, kadar abu kulit biasanya lebih tinggi dari pada kayu Haygreen dan Bowyer, 1986.
Tanah yang terbawa angin atau partikel-patikel pasir yang mungkin terperangkap pada kulit luar yang kasar ikut menyebabkan tingginya kadar abu
kayu biasanya mencapai 5 Corder 1976 dalam Haygreen dan Bowyer, 1986.
5.6 Kadar Karbon