Biomasa dan Karbon Pendugaan Potensi Karbon Di Atas Permukaan Tanah Pada Tegakan Hutan Hujan Tropis Bekas Tebangan (LOA) 1983 (Studi Kasus IUPHHK PT. Suka Jaya Makmur).

Fiksasi karbon merupakan penyerapan CO 2 dan akumulasi biomasa dalam kayu. Pengelolaan hutan dalam hubungannya dengan fiksasi karbon dapat menyerap karbon dan menambah jumlah biomasa dalam wilayah pengelolaan tersebut. Pada dasarnya pengelolaan hutan dapat digunakan sebagai penyerap gas CO 2 di atmosfer dengan meningkatkan penyerapan karbon dan mengurangi pelepasan karbon ke udara Costa, 1996.

2.3 Biomasa dan Karbon

Dalam Smith et. al 2004 disebutkan, biomasa yaitu masa dari bagian vegetasi yang masih hidup yaitu batang, cabang dan tajuk pohon, tumbuhan bawah atau gulma, dan tanaman semusim. Nekromasa merupakan masa dari bagian pohon yang telah mati baik yang masih tegak di lahan atau telah tumbang, tunggak, ranting, dan serasah yang belum terlapuk. Hairiah dan Rahayu 2007 menyebutkan bahwa, hutan alami merupakan penyimpan karbon tertinggi karena keragaman jenis vegetasi yang tinggi, tumbuhan bawah dan seresah di permukaan tanah yang banyak. Melalui proses fotosintesis, CO 2 di udara diserap oleh tanaman dan diubah menjadi karbohidrat, kemudian disebarkan ke seluruh tubuh tanaman dan ditimbun dalam biomasa berupa daun, batang, ranting, cabang, bunga, dan buah. Jumlah karbon yang disimpan dalam biomasa pada suatu lahan dapat menggambarkan banyaknya CO 2 di atmosfer yang diserap oleh tanaman. Sedangkan pengukuran C yang masih tersimpan dalam bagian tumbuhan yang telah mati secara tidak langsung menggambarkan CO 2 yang tidak dilepaskan ke udara. Menurut Tsoumis 1991, unsur kimia yang terdapat dalam kayu adalah karbon C, hidrogen H dan oksigen O dan nitrogen N dalam jumlah kecil. Dalam persen berat kering oven unsur kimia pada kayu diketahui bahwa karbon 49-50, hidrogen 6, oksigen 44-45dan nitrogen hanya 0.1-1. Deley 1970 dalam Hidayat et. al. 1998 mengatakan, umumnya karbon menyusun 45 - 50 bahan kering dari tanaman. Hutan tropika mengandung biomasa dalam jumlah besar, oleh karena itu hutan tropika dapat menyediakan simpanan penting karbon. Menurut Junaedi 2007, hutan tropis dataran rendah areal bekas tebangan menyimpan massa karbon di atas permukaan tanah sebesar 57,68 – 107,71 ton CHa dan di hutan primer sebesar 229,33 ton CHa. Berdasarkan keberadaannya di alam karbon ditemukan di atas permukaan tanah dan di bawah permukaan tanah. Proporsi terbesar penyimpanan C di daratan umumnya terdapat pada komponen pepohonan. Untuk mengurangi tindakan perusakan selama pengukuran, biomasa pohon dapat diestimasi dengan menggunakan persamaan alometrik yang didasarkan pada pengukuran diameter batang. Tumbuhan bawah meliputi semak belukar yang berdiameter batang 5 cm, tumbuhan menjalar, rumput-rumputan atau gulma. Estimasi biomasa tumbuhan bawah dilakukan dengan mengambil bagian tanaman melibatkan perusakan. Batang pohon mati baik yang masih tegak atau telah tumbang dan tergeletak di permukaan tanah, yang merupakan komponen penting dari C dan harus diukur pula agar diperoleh estimasi penyimpanan C yang akurat. Serasah meliputi bagian tanaman yang telah gugur berupa daun dan ranting-ranting yang terletak di permukaan tanah. Pada tanah hutan biomasa akar lebih didominasi oleh akar-akar besar diameter 2 mm, biomasa akar dapat pula diestimasi berdasarkan diameter akar proksimal, sama dengan cara untuk mengestimasi biomasa pohon yang didasarkan pada diameter batang. Karbon dalam tanah dapat berupa C-organik yang terkandung dalam bahan organik tanah yang terdiri dari sisa tanaman, hewan, dan manusia yang ada di permukaan dan di dalam tanah, sebagian atau seluruhnya dirombak oleh organisme tanah sehingga melapuk dan menyatu dengan tanah. Dalam Hairiah dan Rahayu 2007 disebutkan bahwa pemanenan kayu merupakan penyebab utama penurunan jumlah stok karbon yang diserap oleh hutan dimana karbon yang ditinggalkan di dalam tegakan terdapat di bawah permukaan tanah, tegakan tinggal, semai, tumbuhan bawah, dan limbah kegiatan pemanenan kayu. Lasco 2002 dalam Rahayu et al. 2005, menyatakan bahwa aktivitas pemanenan kayu berperan dalam menurunkan cadangan karbon di atas permukaan tanah minimal 50. Cadangan karbon yang hilang dapat dikurangi dengan melaksanakan teknik pemanenan berdampak rendah.

2.4 Pengukuran Biomasa dan Karbon