b. Analisis Lingkungan Mikro
Analisis Lingkungan Mikro berkaitan erat dengan situasi persaingan yang harus dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan mikro dalam
penelitian ini meliputi profil konsumen yang dituju, saluran distribusi, posisi pesaing dan posisi pemasok.
1 Profil Konsumen Pemahaman profil konsumen berperan besar dalam
perencanaan strategis terhadap perusahaan dalam industri kecil, dengan berdasarkan pada tiga peubah, yaitu geografi, demografi dan
perilaku pembelian maka akan tercermin profil konsumen yang dihadapi oleh perusahaan.
Berdasarkan pertimbangan geografis, kegiatan pemasaran unit usaha CV. “X” sampai saat ini diarahkan pada pasar dalam wilayah
Cibinong dan sekitarnya. Secara demografi, konsumen sasaran perusahaan ditujukan pada kelas sosial menengah dengan golongan
usia anak-anak dan remaja. Sedangkan berdasarkan perilaku pembeliannya, produk nila
puff sebagian besar dikonsumsi oleh konsumen yang memiliki tingkat penilaian terhadap keunikan produk
cukup besar dalam hal ini produk nila puff yang dihasilkan oleh
perusahaan. 2 Saluran Disribusi
Pemasaran produk nila puff dilakukan dengan menjalin
hubungan baik antara perusahaan dengan para agen secara langsung. Dalam hal ini, harga jual untuk agen ditentukan oleh
perusahaan sendiri, begitu juga harga jual kepada konsumen akhir. Sampai saat ini tidak terdapat perusahaan lain yang terlibat
secara khusus dalam strategi pemasaran produk dari unit usaha CV. “X”. Kebijakan yang diambil oleh perusahaan untuk tidak memasarkan
langsung produk yang dihasilkannya melainkan melalui para agen merupakan bentuk kebijaksanaan yang dilakukan dalam unit usaha
CV. “X”. Hal ini disebabkan pemasaran secara tidak langsung dianggap sebagai alternatif distribusi yang efektif dan efisien untuk
dilakukan.
3 Posisi Pemasok Bahan baku yang digunakan oleh unit usaha CV. “X” diperoleh
dari Kediri dan Bogor melalui pedagang perantara. Bahan baku utama yaitu tepung jagung diperoleh dari Kediri, Jawa Timur melalui
pembelian langsung 2 kali dalam satu bulan, sedangkan pemasok bahan baku lainnya diperoleh dari toko yang banyak terdapat di Bogor.
Sistem pembelian bahan baku dilakukan pada saat bahan baku diterima, tujuannya agar unit usaha tidak memiliki kewajiban pada
pemasok yang dapat memberatkan unit usaha di kemudian hari, sedangkan untuk harga bahan baku, besarnya diperoleh berdasarkan
hasil negosiasi antara perusahaan dan pemasok. 4 Posisi Pesaing
Dilihat dari penggolongan usahanya ke dalam kelompok usaha snack ekstrudat, sampai tahun 2008 terdapat banyak sekali unit
usaha yang memproduksi produk sejenis karena memang produk ini sudah sangat familiar di kalangan anak dan remaja. Ada empat
perusahaan yang menjadi pesaing kuat unit usaha CV.”X” di mana dua diantaranya sama-sama berproduksi di daerah Cibinong dan dua
perusahaan lainnya adalah perusahaan yang sudah lebih dulu memproduksi produk
snack ekstrudat dan sudah sangat dikenal di kalangan para konsumennya. Kategori tersebut dapat dilihat dari nilai
investasinya yang mencapai lebih dari Rp. 200.000.000,- Dua dari empat perusahaan tersebut sudah dapat dikatakan
cukup lama berdiri dari tahun 1985, kemudian dua perusahaan lainnya berdiri pada tahun 1992 dan 1998 Tabel 26. Namun hal ini
tidak menjadikan penghalang bagi unit usaha CV. “X” untuk terus berinovasi dalam menghasilkan produk yang lebih bernilai saing
sehingga bisa tetap eksis sebagai produsen produk snack ekstrudat.
Karena pihak pemilik CV. “X” ini beranggapan bahwa eksistensi suatu kegiatan usaha bukan hanya bergantung pada lamanya usaha
dijalankan dan besarnya modal tetapi juga tergantung pada tingkat kreatifitas si pengelola usaha.
Tabel 26. Pesaing kuat unit usaha CV. “X”
Nama Perusahaan Tahun Berdiri
Investasi RpJuta Alam Surya
Maxindo Karya Anugrah Sinar Murni Perkasa Food
Sari Murni Abadi 1985
1985 1992
1998 350
320 200
180 Sumber: Disperindag Kota Bogor 2007
c. Analisis Lingkungan Industri