2. Unsur Taktik Pemasaran
Terdapat dua unsur taktik pemasaran, yaitu : a.
Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi
pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi
yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.
b. Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
mengenai produk, harga, promosi dan tempat.
3. Unsur Nilai Pemasaran
Nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : a.
Merek atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai
yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Jika brand equity
ini dapat dikelola dengan baik, perusahaan yang bersangkutan setidaknya akan mendapatkan dual hal. Pertama, para konsumen
akan menerima nilai produknya. Mereka dapat merasakan semua manfaat yang diperoleh dari produk yang mereka beli dan merasa
puas karena produk itu sesuai dengan harapan mereka. Kedua, perusahaan itu sendiri memperoleh nilai melalui loyalitas pelanggan
terhadap merek, yaitu peningkatan margin keuntungan, keunggulan bersaing dan efisiensi serta efektivitas kerja khususnya pada program
pemasarannya. b.
Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan
pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayanan kepada konsumen ini perlu terus-menerus ditingkatkan.
C. Preferensi Konsumen
Persepsi adalah suatu proses individu dalam memilih, merumuskan dan menafsirkan informasi dengan caranya sendiri untuk menciptakan gambaran
tersendiri dalam benak pikirannya. Persepsi yang sudah melekat dalam seseorang akan menjadi suatu preferensi bagi dirinya. Preferensi yang
terbentuk dari suatu produk dapat diartikan sebagai tingkat kesukaan konsumen terhadap suatu hal Ndubisi, 2003.
Preferensi terhadap nila puff dapat didefinisikan sebagai derajat
kesukaan atau ketidaksukaan konsumen terhadap nila puff atau penilaian
positif maupun negatif terhadap atribut-atribut yang ditampilkan pada nila puff
tersebut dipengaruhi oleh faktor psikologi, perasaan dan sikap seseorang. Menurut Engel, dkk 1994, preferensi konsumen sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor kebudayaan mengacu pada nilai, gagasan, artefak dan simbol-simbol lain
yang bermakna yang membantu individu berkomunikasi, melakukan penafsiran dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat, yang
meliputi budaya dan kelas sosial. Faktor sosial meliputi kelompok referensi, keluarga, peranan dan status, dimana faktor sosial merupakan faktor yang
memberikan motivasi bagi konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk. Keluarga merupakan unit pengambilan keputusan utama dan anggota
keluarga membentuk preferensi yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku pembeli. Faktor pribadi meliputi usia dan tahap daur hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian, gaya hidup serta konsep diri. Kepribadian pada perilaku merupakan respon konsisten terhadap stimulasi
lingkungan dan hal ini penting diketahui untuk membantu evaluasi tindakan pemasaran sebelum dilaksanakan di pasar, sehingga pihak pemasar dapat
merencanakan target dan pangsa pasarnya. Faktor psikologis yang mempengaruhi persepsi konsumen meliputi motivasi, persepsi, proses
pembelajaran, kepercayaan dan sikap. Pengukuran preferensi konsumen terhadap suatu produk menggunakan
model pengukuran yang dapat menganalisa hubungan antara pengetahuan konsumen terhadap produk yang dimilikinya dengan sikap atas produk
tersebut sesuai dengan ciri maupun atribut yang ditampilkannya. Salah satu metode yang digunakan adalah survei terhadap konsumen. Dalam metode ini
diasumsikan bahwa sikap berhubungan dengan perilaku dan persepsi konsumen dapat membentuk suatu perilaku konsumen. Kepercayaan yang
dimiliki konsumen mengenai obyek sikap merupakan fokus utama dalam pendekatan metode ini, sehingga untuk selanjutnya dapat dilakukan
peramalan pasar berdasarkan perilaku konsumen sasarannya.
D. Perilaku Konsumen