6 d.
pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;
e. batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan
deretan pohon pelindung disalah satu sisinya; f.
batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;
g. ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70
dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80 dari luas ruang hijaunya. Pemilihan vegetasi di pemakaman disamping sebagai peneduh juga
untuk meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitat burung serta keindahan.
Gambar 2.1. Contoh Pola Penanaman pada RTH Pemakaman Sumber: Permen PU No. 5 tahun 2008
2.3. Ruang Terbuka Hijau
Ruang terbuka kota pada dasarnya adalah ruang kota yang tidak terbangun, yang berfungsi sebagai penunjang tuntutan akan kenyamanan, keamanan,
peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam yang terdiri dari ruang linier atau koridor dan ruang pulau atau oasis sebagai tempat perhentian Hakim, 2003.
7 Ruang terbuka di kota yang ditinjau secara fisik ditentukan oleh
pengembangan bangunan dan sistem jaringan di atas permukaan tanah. Pengembangan ini merupakan hasil dari ekonomi perkotaan dan berbagai
peraturan bangunan yang disusun untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pemerintah setempat. Ruang terbuka tidak hanya berupa taman, melainkan tempat
bermain dan tempat rekreasi yang lain Branch, 1985. Ruang terbuka, adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih
luas baik dalam bentuk areakawasan maupun dalam bentuk area memanjangjalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa
bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau Permen PU No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Ruang terbuka hijau adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang
dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, danatau sarana kotalingkungan danatau pengaman jaringan prasarana danatau budidaya pertanian Perda DKI
Jakarta No. 2 Tahun 2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Ruang Terbuka Hijau Kota RTHK adalah ruang-ruang yang terdapat di
dalam kota, baik berupa koridor jalur ataupun area kawasan sebagai tempat pergerakan penghubung, dan tempat perhentian tujuan, dimana unsur hijau
vegetasi yang alami dan sifat ruang yag terbuka lebih dominan Hakim, 2003. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 tahun 2007, jenis RTH
Kawasan Perkotaan dibagi menjadi taman kota, taman wisata alam, taman rekreasi, taman lingkungan perumahan dan permukiman, taman lingkungan
perkantoran dan gedung komersial, taman hutan raya, hutan kota, hutan lindung, alam seperti gunung, bukit, lereng dan lembah, cagar alam, kebun raya, kebun
binatang, pemakaman umum, lapangan olah raga, lapangan upacara, parkir terbuka, lahan pertanian perkotaan, jalur di bawah tegangan tinggi SUTT dan
SUTET, sempadan sungai, pantai, bangunan, situ dan rawa, jalur pengaman jalan, median jalan, rel kereta api, pipa gas dan pedestrian, kawasan dan jalur
hijau, daerah penyangga buffer zone lapangan udara, dan taman atap roof garden.
8 Berdasarkan Permen PU No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, RTH memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi utama intrinsik yaitu fungsi ekologis: 1.
memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara paru-paru kota;
2. pengatur iklim mikro agar sistem sirkulasi udara dan air secara alami dapat
berlangsung lancar; 3.
sebagai peneduh; 4.
produsen oksigen; 5.
penyerap air hujan; 6.
penyedia habitat satwa; 7.
penyerap polutan media udara, air dan tanah, serta; 8.
penahan angin. b. Fungsi tambahan ekstrinsik yaitu:
1. Fungsi sosial dan budaya:
- menggambarkan ekspresi budaya lokal;
- merupakan media komunikasi warga kota;
- tempat rekreasi;
- wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan pelatihan dalam mempelajari
alam. 2.
Fungsi ekonomi: -
sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur mayur;
- bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan
lainlain. 3.
Fungsi estetika: -
meningkatkan kenyamanan, memperindah lingkungan kota baik dari skala mikro: halaman rumah, lingkungan permukimam, maupun makro:
lansekap kota secara keseluruhan; -
menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota; -
pembentuk faktor keindahan arsitektural;
9 -
menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.
Manfaat yang dapat diperoleh RTH Kawasan Perkotaan berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.1 tahun 2007 adalah:
a. sarana untuk mencerminkan identitas daerah; b. sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan;
c. sarana rekreasi aktif dan pasif serta interaksi sosial; d. meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan;
e. menumbuhkan rasa bangga dan meningkatkan prestise daerah; f. sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula;
g. sarana ruang evakuasi untuk keadaan darurat; h. memperbaiki iklim mikro; dan
i. meningkatkan cadangan oksigen di perkotaan. Vegetasi merupakan unsur fisik kota yang penting. Unsur ini dapat
meningkatan daya tarik kota dan membantu menjaga kebersihan udara. Vegetasi dapat mengurangi terjadinya erosi tanah, bahaya tanah longsor, dan mengurangi
kebisingan. Vegetasi dapat pula sebagai pematah angin. Vegetasi dapat berada di berbagai tempat dan dalam berbagai bentuk di bagian kota, yaitu di sepanjang
jalan di dalam kota, jalan bebas hambatan yang utama, kanal-kanal pengendali banjir, jalur kereta api dan ruang pergerakan lain; di taman-taman kota, tempat-
tempat bermain, daerah rekreasi dan pertanian, makam, dan ruang terbuka lainnya Branch, 1985.
Berdasarkan Permen PU No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, kriteria pemilihan
vegetasi untuk RTH pemakaman adalah sebagai berikut: a.
sistem perakaran masuk kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan;
b. batang tegak kuat, tidak mudah patah dan tidak berbanir;
c. sedapat mungkin mempunyai nilai ekonomi, atau menghasilkan buah yang
dapat dikonsumsi langsung; d.
tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; e.
tahan terhadap hama penyakit;
10 f.
berumur panjang; g.
dapat berupa pohon besar, sedang atau kecil disesuaikan dengan ketersediaan ruang;
h. sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung.
2.4. Burung