Saluran dan Badan Air

30 Air bersih juga diperlukan oleh hewan yang ada di dalam tapak, terutama burung. Pada umumnya, burung akan mendatangi genangan air untuk mereka minum dan mandi.

5.1.2.2. Saluran dan Badan Air

Sistem drainase pada tapak memanfaatkan topografi dan kemiringan lahan. Terdapat pula gorong-gorong saluran pembuangan air di beberapa titik pada bagian samping jalur sirkulasi tapak. Namun saluran pembuangan air tersebut tidak terdapat pada area pemakaman yang dekat dengan sungai, oleh karena itu area pemakaman Tanah Kusir sering mengalami banjir Gambar 5.5. Banjir biasanya berlangsung cukup lama karena air yang telah masuk ke area pemakaman dari hujan dan sungai yang meluap akan sulit keluar karena tidak adanya saluran drainase pada area pemakaman tersebut. Gambar 5. 5. Banjir akibat tidak adanya saluran drainase pada area pemakaman Jenis saluran drainase yang terdapat pada TPU Tanah Kusir yaitu saluran drainase terbuka yang terdapat pada sepanjang Kali Pesanggrahan dan saluran drainase tertutup yang terdapat pada gorong-gorong. Saluran drainase terbuka adalah jenis saluran drainase dengan permukaan bawahnya berupa tanah, sehingga penyerapan air kedalam tanah dapat berlangsung dengan sempurna. Sedangkan saluran drainase tertutup merupakan jenis saluran drainase dengan permukaan bawahnya berupa beton. Pada umumnya, penggunaan saluran drainase tertutup dilengkapi dengan jalur pejalan kaki di atasnya untuk memaksimalkan fungsi efisiensi penggunaan lahan. Jenis saluran drainase terbuka lebih disukai burung dibandingkan jenis drainase tertutup. 31 Badan air yang terdapat di TPU Tanah Kusir adalah Kali Pesanggrahan yang melewati sebagian besar wilayah tapak. Luas Daerah Aliran Sungai DAS Pesanggrahan sebesar 177 km 2 . Hulunya terdapat di perumahan Budi Agung, Tanah Sereang Kota Bogor, serta bagian hilirnya bertemu dengan Cengkareng Drain. Hampir 70 kawasan terbangun dari luas DAS Pesanggrahan. Sempadan dari Kali Pesanggrahan merupakan salah satu habitat dari beberapa jenis burung yang ada di Jakarta. Namun pada pertengahan tahun 2012, Proyek Jakarta Emergency Dradging Initiative JEDI atau proyek pengendalian banjir melalui normalisasi dan pengerukan 13 sungai di Jakarta, dimulai. Kali Pesanggrahan sepanjang 27 km dari Cirendeu sampai Cengkareng mengalami normalisasi. TPU Tanah Kusir merupakan salah satu daerah yang terkena proyek pelebaran sungai tersebut. Normalisasi Kali Pesanggrahan dilakukan dengan melebarkan badan sungai, dari semula 15 m menjadi 40 m. Guna melakukan normalisasi Kali Pesanggrahan, Pemprov DKI akan merelokasi 1.776 makam yang berada di TPU Tanah Kusir dengan luas 9.768 m 2 . Makam yang terkena proyek normalisasi Kali Pesanggrahan di sisi utara sebanyak 798 makam, dan sisi selatan ada 978 makam. Normalisasi Kali Pesanggrahan yang melewati TPU Tanah Kusir tersebut juga dibarengi dengan pembuatan jalan di samping sungai yang mengalami pelebaran. Lebar jalan tersebut memakan lahan sebesar 10 m dari sisi kanan dan kiri Kali Pesanggrahan. Gambar 5.6 merupakan peta rencana pelebaran Kali Pesanggrahan yang didapat dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Pelebaran Kali Pesanggrahan tersebut dilengkapi dengan pembuatan tanggul beton di sepanjang badan sungai dengan tinggi 3 m dan juga pengerukan sungai. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi dampak banjir yang terjadi di wilayah TPU Tanah Kusir. Namun hal tersebut akan membuat burung sulit menjangkau perairan. Beberapa titik banjir di TPU Tanah Kusir akan dijelaskan pada Gambar 5.7. Selain Kali Pesanggrahan, badan air yang terdapat di TPU Tanah Kusir adalah rawa yang berfungsi untuk menarik burung mendatangi tapak. 32 5.6 Sumber Peta Dasar: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011 33 5.7 Sumber Peta Dasar: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011 34

5.1.3. Pembagian Ruang pada Tapak