4 Perancangan tapak merupakan usaha penanganan tapak site secara
optimal memalui proses keterpaduan penganalisisan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif Hakim,
2003. Perancangan detail lanskap adalah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan komponenelemen, materialbahan lanskap, tanaman, kombinasi pemecahan detail
berbagai elemen taman Hakim, 2003. Perancangan desain tidak lepas dari elemen dan prinsip desain yang
membentuknya. Menurut Bell 2004, elemen desain terdiri dari titik, garis, bentuk, serta bangun. Namun menurut Molnar 1992, elemen-elemen yang
membentuk desain terdiri dari titik, bentuk, tekstur, serta warna. Sedangkan prinsip desain yang dikemukakan oleh Reid 1993 adalah unity, harmony,
simplicity, emphasis, balance, scale and proportion, sequence, serta interest.
2.2. Lanskap Taman Pemakaman Umum
Lanskap ditinjau dari segi karakteristiknya sangatlah beraneka ragam. Keanekaragaman dapat timbul secara alamiah atau oleh karena adanya kegiatan
manusia di atas bidang tanah tertentu, seperti daerah pertanian, wilayah pemukiman, jalur lalu lintas, wilayah industri, dan lain sebagainya. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa lanskap merupakan refleksi dari dinamika sistem alamiah dan sistem sosial masyarakat Hakim, 2003.
Taman pemakaman adalah lahan yang digunakan untuk memakamkan jenazah yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana Perda DKI Jakarta No.3
tahun 2007 tentang Pemakaman. Tempat Pemakaman Umum TPU adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluan pemakaman jenazah bagi setiap orang
tanpa membedakan agama dan golongan, yang pengelolaannya dilakukan oleh Pemerintah Daerah Tingkat II atau Pemerintah Desa. Tempat Pemakaman Bukan
Umum adalah areal tanah yang disediakan untuk keperluan pemakaman jenazah yang pengelolaannya dilakukan oleh badan sosial danatau badan keagamaan.
Tempat Pemakaman Khusus adalah areal tanah yang digunakan untuk tempat pemakaman yang karena faktor sejarah dan faktor kebudayaan mempunyai arti
khusus PP No. 9 Tahun 1987 tentang Penyediaan Penggunaan Tanah untuk Keperluan Tempat Pemakaman.
5 Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping
memiliki fungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis
vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai sumber pendapatan Permen
PU No. 5 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1987, penggunaan lahan pada pemakaman harus memperhatikan beberapa hal, yaitu:
a. tidak berada dalam wilayah yang padat penduduknya; b. menghindari penggunaan tanah yang subur;
c. memperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan hidup; d. mencegah pengrusakan tanah dan lingkungan hidup;
e. mencegah penyalahgunaan tanah yang berlebih-lebihan. Namun berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1987, terdapat
banyak masalah terhadap penyediaan dan penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman yang timbul ditinjau dari berbagai segi yaitu:
a. lokasi tanah tempat pemakaman, kenyataannya banyak tanah tempat pemakaman terletak di tengah-tengah kota atau berada dalam daerah
pemukiman yang padat penduduknya, sehingga tidak sesuai lagi dengan perencanaan pembangunan daerah atau Rencana Tata Kota.
b. pemborosan pemakaian tanah untuk keperluan tempat pemakaman karena belum diatur mengenai pembatasan tanah bagi pemakaman jenazah seseorang.
c. dipakainya tanah-tanah subur untuk keperluan pemakaman. d. kurang diperhatikan keserasian dan keselarasan lingkungan hidup.
e. kurang memadainya upaya pencegahan pengrusakan tanah. Berdasarkan Permen PU No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan
dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, ketentuan bentuk pemakaman adalah sebagai berikut:
a. ukuran makam 1 m x 2 m;
b. jarak antar makam satu dengan lainnya minimal 0,5 m;
c. tiap makam tidak diperkenankan dilakukan penembokan perkerasan;
6 d.
pemakaman dibagi dalam beberapa blok, luas dan jumlah masing-masing blok disesuaikan dengan kondisi pemakaman setempat;
e. batas antar blok pemakaman berupa pedestrian lebar 150-200 cm dengan
deretan pohon pelindung disalah satu sisinya; f.
batas terluar pemakaman berupa pagar tanaman atau kombinasi antara pagar buatan dengan pagar tanaman, atau dengan pohon pelindung;
g. ruang hijau pemakaman termasuk pemakaman tanpa perkerasan minimal 70
dari total area pemakaman dengan tingkat liputan vegetasi 80 dari luas ruang hijaunya. Pemilihan vegetasi di pemakaman disamping sebagai peneduh juga
untuk meningkatkan peran ekologis pemakaman termasuk habitat burung serta keindahan.
Gambar 2.1. Contoh Pola Penanaman pada RTH Pemakaman Sumber: Permen PU No. 5 tahun 2008
2.3. Ruang Terbuka Hijau