77 softscape dari desain secara keseluruhan. Selain itu, pembuatan makam dengan
model yang sama juga membuat suatu kesatuan desain pada tapak. Harmony keselarasan terdapat pada fasilitas yang dirancang. Fasilitas-
fasilitas tersebut memiliki warna yang selaras satu dengan yang lain, yaitu penggunaan warna putih, coklat dan abu-abu. Sedangkan emphasis kontras yaitu
makam Bung Hatta yang menjadi vocal point dan daya tarik pada tapak. Makam tersebut berbeda dengan makam lain yang ada pada tapak, makam Bung Hatta
memiliki bangunan yang cukup besar menyerupai rumah. Balance keseimbangan jelas terlihat pada desain makam yang simetris
dan formal. Desain makam di kiri dan kanan jalan dibuat simetris dan sama. Scale and proportion terdapat pada penggunaan tanaman pada tapak. Tanaman dengan
fungsi estetika cenderung rendah hingga sedang dan tanaman dengan fungsi pengarah pada sepanjang jalan utama cenderung tinggi. Tanaman pada zona
konservasi cenderung sedang hingga tinggi dan tanaman dengan fungsi penyangga memiliki ukuran yang tinggi.
6.2. Rencana Sirkulasi
Sirkulasi merupakan jalur penghubung antar ruang dalam tapak untuk mempermudah aktifitas. Sirkulasi yang direncanakan dapat mengakomodasi
kendaraan bermotor, sepeda dan pejalan kaki. Sirkulasi dibagi menjadi tiga tipe, yaitu sirkulasi primer, sirkulasi sekunder dan sirkulasi tersier Gambar 6.17.
Sirkulasi primer memiliki lebar 3,8 m serta dapat mengakomodasi kendaraan roda empat dan roda dua, sepeda, serta pejalan kaki. Sirkulasi primer
memiliki fungsi sebagai penghubung antar ruang utama dalam tapak dan menghubungkan tiap unit pemakaman yang berbeda dengan perkerasan berupa
aspal. Sirkulasi sekunder memiliki lebar 1,5 m berupa bata blok dan hanya dapat mengakomodasi pejalan kaki. Fungsi dari sirkulasi sekunder adalah untuk
menghubungkan tiap blad dalam unit pemakaman. Sirkulasi tersier merupakan jalur penghubung antar petak makam dalam tiap blad. Sirkulasi tersier tidak
diakomodasi oleh perkerasan sebab sirkulasi ini terletak di samping makam. Sirkuasi tersier ditutup oleh hamparan rumput yang juga berfungsi sebagai pakan
burung. Sirkulasi tersier ini hanya dapat diakses oleh pejalan kaki.
78 Tabel 6.2. Rencana Sirkulasi di TPU Tanah Kusir
No Jenis Sirkulasi
Pengguna Lebar m
Material Lokasi
1 Sirkulasi Primer
Jalur utama Kendaraan
bermotor, sepeda dan
pejalan kaki 3,8
Aspal Antar ruang utama dan
unit pemakaman yang berbeda
2 Sirkulasi Sekunder
Jalur pejalan kaki Pejalan kaki
1,5 Bata
blok Antar blad di dalam
tiap unit pemakaman 3
Sirkulasi Tersier
Jalur pejalan kaki Pejalan kaki
- Rumput
Antar makam di dalam blad
6.3. Rencana Vegetasi
Berdasarkan konsep vegetasi yang telah dibuat, vegetasi yang direncanakan dikategorikan menjadi empat fungsi, yaitu vegetasi dengan fungsi
estetika, fungsi konservasi, fungsi pengarah, serta fungsi penyangga. Jenis vegetasi yang direncanakan menggunakan jenis tanaman eksisting pada tapak dan
tanaman pengundang burung serta penarik serangga sebagai pakan burung. Berdasarkan Tabel Klasifikasi Ekologi Jenis Burung di TPU Tanah Kusir Tabel
5.5 dan juga Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, Serta Status Burung Lampiran 1, jenis vegetasi untuk
fungsi bagi burung dikelompokkan menjadi tanaman yang menghasilkan biji, tanaman yang menghasilkan buah kecil, serta tanaman yang menghasilkan nektar
dan penarik serangga.
Tabel 6.3. Tabel Fungsi Tanaman bagi Burung dan Jenis Burung yang dapat diundang
Fungsi Tanaman bagi Burung Jenis Burung yang dapat diundang
Nama Lokal Nama Ilmiah
Penghasil Biji Cipoh Kacat
Aegithina tiphia Kareo padi
Amaurornis phoenicurus Cabai jawa
Dicaetum trochileum Bondol Jawa
Lonchura leucogastroides Bondol peking
Lonchura punctulata Gelatik Jawa
Padda oryzivora Burung-gereja erasia
Passer montanus Tekukur biasa
Streptopelia chinensis Gemak loreng
Turnix suscitator
79 Lanjutan Tabel 6.3.
Fungsi Tanaman bagi Burung Jenis Burung
Nama Lokal Nama Ilmiah
Penghasil Buah Kecil Burung-madu kelapa
Anthreptes malacensis Wiwik kelabu
Cacomantis merulinus Cabai jawa
Dicaetum trochileum Burung-gereja erasia
Passer montanus Cucak kutilang
Pycnonotus aurigaster Merbah cerukcuk
Pycnonotus goiavier Kacamata biasa
Zosterops palpebrosus
Penghasil Nektar dan Penarik Serangga
Cipoh Kacat Aegithina tiphia
Raja-udang meninting Alcedo meninting
Kareo padi Amaurornis phoenicurus
Burung-madu kelapa Anthreptes malacensis
Wiwik kelabu Cacomantis merulinus
Wallet sapi Collocalia esculenta
Cabai jawa Dicaetum trochileum
Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris
Layang-layang batu Hirundo tahitica
Burung-madu sriganti Nectarinia jugularsis
Cinenen kelabu Orthotomus ruficeps
Cinenen pisang Orthotomus sutorius
Burung-gereja erasia Passer montanus
Caladi tilik Picoides moluccensis
Perenjak Jawa Prinia familaris
Cucak kutilang Pycnonotus aurigaster
Merbah cerukcuk Pycnonotus goiavier
Kipasan belang Rhipidura javanica
Gemak loreng Turnix suscitator
Kacamata biasa Zosterops palpebrosus
Sumber: MacKinnon, 2011
Tanaman dengan fungsi estetika sebagian besar merupakan tanaman semak hingga pohon rendah Tabel 6.4. Tanaman dengan fungsi estetika pada
tapak sebagian besar akan dikembangkan pada zona inti, yaitu pada area makam. Tanaman yang direkomendasikan merupakan tanaman yang memiliki keindahan
dari warna dan bentuk. Tanaman dari fungsi ini juga berfungsi sebagai penarik serangga. Penggunaan tanaman dengan buah yang besar sangat dihindari pada
area ini sebab dapat membahayakan peziarah. Tanaman dengan fungsi konservasi pada tapak sebagian besar akan
dikembangkan pada zona konservasi Tabel 6.5. Tanaman yang digunakan merupakan pepohonan yang berfungsi sebagai penarik burung sekaligus sebagai
habitat burung. Tanaman dalam fungsi ini memiliki buah dan biji-bijian sebagai
80 pakan burung. Tanaman konservasi ini juga berguna untuk mengkonservasi tanah
dan air pada tapak. Tanaman dengan fungsi pengarah merupakan tanaman yang memiliki
batang tinggi Tabel 6.6. Tanaman dengan fungsi ini berguna sebagai pengarah sirkulasi dan pengarah angin, serta sebagai pengarah untuk menuju area tertentu.
Tanaman pengarah akan dikembangkan di sepanjang sirkulasi primer. Sama seperti tanaman estetika, penggunaan tanaman dengan buah yang besar juga
sangat dihindari pada area ini sebab dapat membahayakan pengguna jalan. Selanjutnya merupakan tanaman dengan fungsi penyangga Tabel 6.7.
Tanaman untuk jenis ini merupakan tanaman yang terdiri dari pohon sedang hingga besar. Pemanfaatan jenis tanaman penyangga adalah untuk memberikan
kenyamanan sebagai pembatas agar aktivitas di dalam tapak tidak terganggu oleh aktivitas di luar tapak. Tanaman penyangga juga diharapkan dapat menarik
burung untuk mendatangi tapak. Tabel 6.4. Tabel Alternatif Vegetasi dengan Fungsi Estetika
No .
Nama Lokal Nama Ilmiah
Fungsi bagi Burung
Fungsi bagi Manusia
BJ BH
NS ES
PN PR
1 Belimbing sayur
Averhoa bilimbi √
√ √
√ 2
Bunga Kupu-kupu Bauhinia purpurea
√ √
3 Bugenvil
Bougainvillea glabra √
√ 4
Kaliandra Caliandra callothyrsus
√ √
√ √
5 Kenanga
Cananga odorata √
√ √
6 Kayu manis
Cinnamomum burmanii √
√ √
√ √
7 Dadap merah
Erythrina christagalli √
√ √
8 Kaca piring
Gardenia jamsminoides √
√ 9
Pisang hias Heliconiacollinsiana
√ √
√ 10
Soka Ixora spp
√ √
11 Melati
Jasminum sambac √
√ √
12 Tembelekan
Lantana camara √
√ 13
Bunga sepatu kecil
Malvaviscus arboreus √
√ 14
Saputangan Maniltoa schefferi
√ √
√ 15
Tabebuia Tabebuia aurea
√ √
16 Palem
Livistona rotundifolia √
√
Keterangan: BJ: Penghasil Biji
ES: Estetika BH: Penghasil Buah Kecil
PN: Peneduh NS: Penghasil Nektar dan Penarik Serangga
PR: Produksi
Sumber Jenis Tanaman: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011
81
Tabel 6.5. Tabel Alternatif Vegetasi dengan Fungsi Konservasi
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah Fungsi bagi Burung Fungsi bagi Manusia
BJ BH
NS ES
PN PR
1
Nangka Artocarpus communis
√ √
√ √
2
Belimbing Averrhoa carambola
√ √
√ √
√
3
Gandaria Bouea macrophylla
√ √
√ √
√
4
Sawo duren Chrysophyllum cainito
√ √
√ √
√
5
Kelapa Cocos nucifera
√ √
√ √
6
Jamblang Eugenia cumini
√ √
√ √
7
Melinjo Gnetum gnemon
√ √
√ √
√
8
Mangga
Mangifera indica
√ √
√ √
9
Sawo Manilkara achras
√ √
√ √
√
10
Sawo kecik Manilkara kauki
√ √
√ √
√
11
Tanjung Mimusops elengi
√ √
√ √
√
12
KersenTalok Muntingia colobura
√ √
√ √
√ √
13
Pisang Musa paradisiaca
√ √
14
Rambutan Nephelium lappaceum
√ √
√ √
15
Ceremai Phyllanthus acidus
√ √
√ √
√
16
Cheri
Prunus avium
√ √
√ √
√
17
Jambu biji Psidium guajava
√ √
√
18
Arbei Rubus rosaefolium
√ √
√ √
√
19
Kedodondong
Spondias dulcis
√ √
√ √
20
Jambu air Syzygium aquaeum
√ √
√ √
21
Cengkeh Syzygium aromaticum
√ √
√ √
22
Asem
Tamarindus indica
√ √
√ √
23
Jati
Tectona Grandis
√ √
√
Keterangan: BJ: Penghasil Biji
ES: Estetika BH: Penghasil Buah Kecil
PN: Peneduh NS: Penghasil Nektar dan Penarik Serangga
PR: Produksi
Sumber Jenis Tanaman: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011
Tabel 6.6. Tabel Alternatif Vegetasi dengan Fungsi Pengarah
No. Nama Lokal
Nama Ilmiah Fungsi bagi Burung Fungsi bagi Manusia
BJ BH
NS ES
PN PR
1
Cemara kipas
Thuja occidentalis
√ √
√ √
2
Palem raja Roystonia regia
√ √
√
3
Glodogan tiang
Polyalthia longifolia
√ √
√ √
Keterangan: BJ: Penghasil Biji
ES: Estetika BH: Penghasil Buah Kecil
PN: Peneduh NS: Penghasil Nektar dan Penarik Serangga
PR: Produksi
Sumber Jenis Tanaman: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011
82 Tabel 6.7. Tabel Alternatif Vegetasi dengan Fungsi Penyangga
No .
Nama Lokal Nama Ilmiah
Fungsi bagi Burung
Fungsi bagi Manusia
BJ BH
NS ES
PN PR
1
Srikaya Annonona squamosa
√ √
√ √
√
2
Bisbul Diospyros
philippinensis √
√ √
3
Damar Agathis damara
√ √
√ √
4
Sengon Albizzia falcataria
√ √
√ √
5
Bambu Bambusa sp
√ √
√
6
Kapuk
Ceiba pentandra
√ √
√
7
Flamboyan Delonix regia
√ √
√
8
Sempur Dillenia suffruticosa
√ √
√ √
√
9
Beringin Ficus benjamina
√ √
√ √
√
10
Asem kranji Pithecellobium dulce
√ √
√ √
√
11
Pete Pithecolloblum dulce
√ √
√ √
√ √
12
Angsana
Pterocarpus indicus
√ √
13
Ki Hujan Trembesi
Samanea saman √
√ √
√
14
Mahoni Swietenia macrophylla
√ √
√ √
15
Ketapang Terminalia catappa
√ √
√ √
Keterangan: BJ: Penghasil Biji
ES: Estetika BH: Penghasil Buah Kecil
PN: Peneduh NS: Penghasil Nektar dan Penarik Serangga
PR: Produksi
Sumber Jenis Tanaman: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011
83
6.17
84
6.18
85
6.4. Rencana Fasilitas