Penelitian Terdahulu Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) Sektor Makanan dan Minuman di Kota Bogor: Pendekatan K-Means Cluster

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Usaha mikro dan kecil merupakan wujud sistem perekonomian yang berbasiskan masyarakat karena karakteristik-karakteristik yang mudah dilakukan oleh masyarakat sehingga membuat UMK berkembang dengan pesat. Pada umumnya UMK memiliki kelemahan-kelemahan di sistem manajemen perusahaannya. Pemerintah mendorong perkembangan UMK dengan kemudahan bantuan modal namun tidak semua UMK yang dikelola oleh masyarakat memiliki potensi yang baik. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana gambaran dari UMK yang berpotensi agar pemerintah dapat membuat kebijakan yang lebih baik dan tepat sasaran. Analisis terhadap UMK yang potensial dilakukan dengan metode k- means clustering . Metode ini digunakan untuk mengelompokkan UMK yang memiliki potensi dengan variabel-variabel yang tekait dengan tujuan penelitian.

3.1.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data. Analisis deskriptif adalah upaya pengungkapan informasi relevan yang terkandung dalam data dan penyajian hasilnya dalam bentuk lebih ringkas, sederhana dan lebih informatif. Data tersebut pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran. Kelebihan metode ini adalah metode yang paling sederhana, tetapi memiliki daya menerangkan cukup kuat untuk menjelaskan hubungan antar atribut Santoso 2010. Pada penelitian ini analisis digambarkan dengan bantuan tabel dan gambar. Statistik merupakan alat untuk melakukan analisis. Statistik dibedakan menjadi dua, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk mengambil kesimpulan yang lebih luas generalisasiinferensia. Penelitian yang tidak menggunakan sampel, maka analisisnya akan menggunakan statistik deskriptif. Demikian juga penelitian yang menggunakan sampel, namun penelitian tersebut tidak bermaksud untuk membuat kesimpulan terhadap populasi darimana sampel diambil, maka alat analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif Sugiyono 2011.

3.1.2 Proses Dasar dari Analisis Klaster

Santoso 2010 menyatakan bahwa, proses clustering bertujuan untuk mengelompokkan data yang mirip satu dengan yang lain. Proses pengolahan data sehingga data mentah dapat dikelompokkan menjadi satu atau beberapa klaster adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan ukuran jarak antar data Sesuai prinsip dasar klaster yaitu mengelompokkan objek yang mempunyai kemiripan, maka proses pertama adalah mengukur seberapa jauh ada kesamaan antar objek. Metode yang digunakaan adalah dengan mengukur jarak distance antar dua objek. Jarak yang digunakan bermacam-macam, salah satunya adalah euclidhean distance . Pada dasarnya, cara ini akan memasukkan sebuah data ke dalam klaster tertentu dengan mengukur jarak data tersebut dengan pusat klaster. 2. Melakukan proses standardisasi data Tahap selanjutnya adalah proses standarisasi data. Tujuan standarisasi data adalah untuk menjadikan variabel yang memiliki perbedaan satuan yang besar akan menjadi kecil supaya perhitungan jaraknya valid. Pada penelitian ini, standarisasi data dilakukan karena variabel hasil penjualan dan biaya produksi memiliki satuan yang berbeda secara signifikan dengan variabel jumlah tenaga kerja. Proses standarisasi data dilakukan dengan mengubah data yang ada ke Z- score. 3. Melakukan Proses Pengelompokkan Setelah standarisasi data, tahap selanjutnya adalah mengelompokkan data. Metode penggerombolan terdiri dari dua cara yaitu metode penggerombolan berhierarki dan metode penggerombolan tak berhierarki. a. Hierarchical Method Metode ini memulai pengelompokkan dengan dua atau lebih objek yang mempunyai kesamaan paling dekat. Kemudian proses dilanjutkan ke proses lain yang mempunyai kedekatan kedua. Demikian seterusnya hingga klaster akan membentuk semacam pohon dimana ada hierarki tingkatan yang jelas antar objek dari yang paling mirip hingga yang paling tidak mirip. Dendogram digunakan untuk memperjelas proses hierarki tersebut. b. Non- Hierarchical Method Berbeda dengan metode hierarki, metode ini justru dimulai dengn menentukan terlebih dahulu jumlah klaster yang diinginkan. Setelah jumlah klaster diketahui, baru proses klaster dilakukan tanpa mengikuti proses hierarki. Metode ini biasa disebut dengan k-means cluster. 4. Melakukan penamaaan klaster-klaster yang terbentuk Setelah sejumlah klaster terbentuk, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi terhadap klaster yang telah terbentuk. Pada intinya, proses ini merupakan proses pemberian nama spesifik untuk menggambarkan isi klaster tersebut. 5. Melakukan validasi dan profiling klaster Klaster yang terbentuk kemudian diuji apakah hasil tersebut valid. Kemudian dilakukan proses profiling untuk menjelaskan karakteristik setiap klaster berdasarkan profil tertentu. Profiling klaster disesuaikan dengan tujuan dari analisis.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Usaha mikro dan kecil memiliki peran yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Haetubun 2008 menyatakan bahwa, peran dari usaha mikro dan kecil adalah 1 sebagai lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja sehingga berpotensi mengurangi pengangguran dan kemiskinan, 2 memberikan kontribusi kepada peningkatan Produk Domestik Bruto PDB dan pertumbuhan ekonomi, dan 3 berkontribusi terhadap peningkatan ekspor sekaligus berpotensi memperluas ekspor dan investasi. Usaha mikro dan kecil bergerak di berbagai bidang, salah satu sektor yang berpotensi untuk berkembang adalah sektor agroindustri. Usaha mikro dan kecil sektor agroindustri memberikan kontribusi berupa penyerapan tenaga kerja yang tinggi dan kontribusi terhadap pendapatan nasional. Usaha mikro dan kecil sektor agroindustri didominasi oleh usaha makanan dan minuman. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, sehingga usaha mikro dan kecil yang bergerak di sektor makanan dan minuman penting untuk dikembangkan. Permintaan yang tinggi terhadap makanan dan minuman membuat banyak UMK menekuni bisnis ini dan membuat persaingan menjadi semakin ketat. Disamping itu, perkembangan UMK pada umumnya mengalami beberapa kendala. Salah satu kendala yang dihadapi oleh UMK adalah terbatasnya kemampuan manajerial baik operasional maupun keuangan dalam menjalankan usaha. Upaya untuk memberdayakan UMK harus diawali dengan memahami karakteristik dari usaha tersebut. Kota Bogor merupakan daerah yang memiliki fokus terhadap pengembangan usaha mikro dan kecil terutama sektor makanan dan minuman. Upaya pemerintah Kota Bogor untuk mengembangkan UMK sektor makanan dan minuman dilakukan melalui promosi dan pameran di beberapa pusat perbelanjaan. Hal yang paling mendasar yang harus dipahami oleh pemerintah adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UMK sektor makanan dan minuman. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif dan metode k-means cluster. Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk mengetahui perkembangan UMK sektor makanan dan minuman di Kota Bogor. Tujuan dari metode k-means cluster adalah untuk mengelompokkan UMK berdasarkan kemiripan variabelnya dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi UMK tersebut berkembang atau kurang berkembang. Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional Menganalisis perkembangan UMK sektor makanan dan minuman di Kota Bogor Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja UMK sektor makanan dan minuman Masalah yang dihadapi oleh usaha mikro dan kecil Peran usaha mikro dan kecil sektor agroindustri di Indonesia Upaya pemberdayaan UMK sektor makanan dan minuman di Kota Bogor Metode K-Means Cluster Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan UMK sektor makanan dan minuman di Kota Bogor Analisis Deskriptif