Analisis Output K-Means Cluster
memiliki izin usaha sebanyak 63. Izin usaha tersebut diperoleh dari kelurahan ataupun dari Kantor Koperasi dan UKM Kota Bogor sedangkan UMK yang tidak
memiliki izin usaha sebesar 37. Beberapa kendala untuk mendapatkan perizinan disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan pemilik usaha akan peraturan perizinan.
Sistem ketenagakerjaan pada UMK biasanya dilakukan dengan menggunakan tenaga kerja borongan. Tenaga kerja borongan terdiri atas beberapa orang dengan
sistem pemberian upah secara kolektif. Sebanyak 53 UMK menggunakan sistem tenaga kerja borongan, 20 lainnya menggunakan sistem upah bulanan dan
sebanyak 27 tidak menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga. Usaha mikro dan kecil yang tidak menggunakan tenaga kerja dikarenakan beberapa faktor,
diantaranya adalah: 1 upah tenaga kerja yang tinggi, 2 skala produksi yang kecil, dan 3 rendahnya minat tenaga kerja terhadap usaha tersebut. Upah tenaga kerja
tinggi menyebabkan sebagian UMK tidak menggunakan tenaga kerja, hal ini disebabkan penggunaan tenaga kerja akan meningkatkan biaya produksi. Faktor
kedua karena skala produksi usaha kecil sehingga proses produksi dapat dikerjakan oleh tenaga kerja sendiri. Selain itu UMK tidak menggunakan tenaga kerja juga
disebabkan oleh rendahnya minat tenaga kerja terhadap usaha tersebut. Sistem produksi pada UMK dijalankan berdasarkan persediaan bahan baku
dan pesanan. Sebanyak 22 responden menjalankan sistem produksinya berdasarkan persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku produksi sangat penting dalam
proses produksi sehingga harga dan jumlah bahan baku sangat mempengaruhi biaya produksi dalam UMK.
Jumlah UMK sektor makanan dan minuman yang mendapatkan bantuan dari pemerintah hanya sebesar 6. Usaha mikro dan kecil yang memperoleh bantuan
dari pemerintah merupakan UMK yang sering mengikuti program-program pemerintah. Bantuan yang diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan
adalah berupa bantuan mesin setelah UMK tersebut mengajukan persyaratan pengajuan bantuan.
VI HASIL DAN PEMBAHASAN