Perkembangan Unit Usaha Perkembangan UMK Sektor Makanan dan Minuman di Kota Bogor

jumlah tenaga kerja, hasil penjualan dan biaya sangat membedakan karakteristik kedua klaster. 2. Jumlah anggota dalam setiap klaster Hasil dari pengelompokan menunjukkan bahwa jumlah UMK terbanyak ada di klaster 1, yaitu sebanyak 24 UMK sedangkan klaster 2 memliki anggota sebanyak 6 UMK. Dalam analisis ini, tidak ada data yg hilang missing. Dengan demikian, semua responden sejumlah 30, lengkap terpetakan pada kedua klaster. Hasil pengelompokan UMK sektor makanan dan minuman di Kota Bogor diperoleh dengan cara mengelompokkan UMK berdasarkan kedekatan variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja UMK tersebut. Nilai rata-rata variabel dari setiap klaster hasil pengelompokkan UMK akan ditampilkan dalam Tabel 15. Tabel 15 Nilai rata-rata setiap variabel pada klaster 1 dan klaster 2 Klaster Karakteristik Jumlah Klaster 1 Rata-rata tenaga kerja 3 Hasil penjualan Rp 33 217 378 Biaya Rp 27 255 300 Klaster 2 Rata-rata tenaga kerja 9 Hasil penjualan Rp 124 893 486 Biaya Rp 101 176 499 Sumber: Data Primer, diolah 2013 Klaster 1 adalah UMK dengan jumlah tenaga kerja rata-rata 3 orang, hasil penjualan rata-rata per bulan sebesar Rp 33 217 378 dan rata-rata biaya yang dikeluarkan per bulan sebesar Rp 27 255 300. Klaster 2 adalah UMK dengan jumlah tenaga kerja rata-rata 9 orang. UMK pada klaster 2 memiliki rata-rata hasil penjualan sebesar Rp 124 893 486 per bulan serta rata-rata biaya per bulan sebesar Rp 101 176 499. Klaster 1 merupakan UMK yang perlu dikembangkan karena dilihat dari segi hasil penjualan per bulannya yang rendah dan jumlah tenaga kerja yang diserap masih rendah, sehingga klaster 1 dapat diberi nama klaster usaha yang belum berkembang. Klaster 2 memiliki omset perbulan yang tinggi, jumlah tenaga kerja yang diserap banyak sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan juga lebih besar dari klaster 1 sehingga klaster 2 dapat disebut klaster usaha yang sudah maju.

6.2.2 Karakteristik Klaster

Analisis dengan menggunakan metode k-means cluster bertujuan untuk mengelompokkan UMK sektor makanan dan minuman di Kota Bogor. Berdasarkan hasil pengklasteran, UMK sektor makanan dan minuman dikelompokan menjadi 2 kelompok. Kelompok klaster 1 terdiri atas 24 UMK dan klaster 2 terdiri atas 6 UMK. Anggota dari klaster 1 ditampilkan dalam Tabel 16 berikut ini: Tabel 16 Anggota UMK di klaster 1 Nama Jumlah Tenaga Kerja Orang Omset Perbulan Rupiah Biaya Produksi Perbulan Rupiah Sulaiman 1 3 750 000 2 060 000 Cuci 3 27 000 000 22 320 000 Nanang 8 59 895 000 55 550 000 Aan 5 34 541 000 31 655 000 Dadi 7 42 482 000 39 237 000 Juju 3 23 400 000 18 174 700 Otih 3 6 000 000 4 285 000 Suratman 4 60 000 000 53 235 000 Khaspi 1 18 000 000 15 990 000 Uci 5 62 050 000 50 940 000 Sawah 5 66 300 000 53 700 000 Jubaedah 1 3 400 000 1 700 000 Nining 1 4 800 000 3 000 000 Maman 1 13 800 000 10 700 000 Abunawar 5 47 000 000 38 130 000 Jali 1 3 600 000 2 010 000 Haji nana 2 22 200 000 19 440 000 Amin Supriyatmin 1 18 450 000 15 140 000 Iin Yulianti 6 50 000 000 30 000 000 Zuki 3 60 000 000 54 095 000 Bambang Prayitno 4 75 000 000 65 375 000 Junaya 7 63 000 000 46 800 000 Lilis Yuliana 2 21 000 000 13 500 000 Bu Elah 1 11 550 000 7 050 000 Sumber: Data Primer, diolah 2013 Tabel 16 menunjukkan bahwa klaster 1 memiliki jumlah anggota sebanyak 24 UMK. Usaha mikro dan kecil yang masuk dalam klaster 1 terdiri atas usaha pembuatan oncom, tempe, tahu, aci, kue, es krim dan lain-lain. Berdasarkan hasil pengelompokkan, usaha tersebut dikelompokkan dalam klaster 1 karena memiliki kemiripan variabel. Rata-rata nilai tenaga kerja, hasil penjualan dan biaya pada klaster 1 lebih rendah dibandingkan dengan klaster 2. Berdasarkan hasil pengelompokkan, klaster 2 terdiri dari 6 UMK. Klaster 2 memiliki lebih sedikit anggota dibandingkan dengan klaster 1. Adapun untuk pengelompokkan klaster 2 dapat ditampilkan dalam Tabel 17.