Kerangka Pemikiran PENDEKATAN TEORITIS

2.2 Kerangka Pemikiran

Salah satu pelaku yang memengaruhi keberhasilan suatu organisasi dalam proses pencapaian tujuan adalah seorang pemimpin. Faktor pemimpin merupakan salah satu faktor internal yang memengaruhi pencapaian terbentuknya modal sosial. Modal sosial diartikan sebagai suatu keadaan yang membuat masyarakat atau membuat sekelompok orang bergerak untuk mencapai tujuan bersama secara maksimal Djohan, 2007. Pembentukan modal sosial berorientasi pada peranan dan perilaku manusia, baik sebagai pimpinan maupun anggota. Pengaruh gaya kepemimpinan seseorang menggambarkan hubungan yang positif dengan pembentukan modal sosial, artinya seorang pemimpin akan membawa organisasinya pada pembentukan modal sosial yang kuat dengan gaya kepemimpinan yang bisa membawa kelompoknya pada proses pencapaian tujuan. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pemimpin dalam sebuah organisasi akan menentukan aktivitas dan perilaku anggotanya dalam bertindak. Gaya kepemimpinan yang mungkin diterapkan oleh pemimpin dalam menjalankan kewajibannya, antara lain gaya partisipatif, delegatif, instruktif, konsultatif. Antara gaya kepemimpinan yang satu dengan yang lainnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Masing-masing gaya kepemimpinan dengan kekurangan dan kelebihannya memberikan daya tarik tertentu bagi seorang pemimpin. Pembentukan modal sosial yang memiliki komponen kepercayaan, jaringan sosial dan norma sosial dalam sebuah organisasi dapat diketahui dengan terlebih dahulu melihat bagaimana komunikasi organisasi dan juga gaya kepemimpinan. Komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal adalah aktivitas komunikasi organisasi dalam mencari informasi atau menerima informasi melalui media. Komunikasi organisasi tersebut diduga akan memengaruhi sejauh mana pembentukan modal sosial yang ada. Gaya kepemimpinan yang memiliki hubungan dengan perilaku komunikasi organisasi untuk kemudian berpengaruh terhadap pembentukan modal sosial dapat dilihat dari variabel-variabel komponen yang ada. Kepercayaan dalam pembentukan modal sosial sebuah organisasi merupakan kepercayaan anggota organisasi terhadap aturan-aturan tertulis, aturan tidak tertulis, nilai tradisional dan nilai-nilai lainnya yang berlaku di masyarakat. Selain itu juga mencakup variabel kepercayaan terhadap kemampuan menjaga keeratan hubungan, kepercayaan terhadap bekerjasama dan kepercayaan terhadap pihak lain yang bersangkutan. Variabel pada jaringan sosial dapat dilihat dari basis jaringan kelompok tersebut yang meliputi basis pertetanggaan, basis kekeluargaan, basis pertemanan, basis kolektivitas dan basis komunitas. Basis jaringan menggambarkan dasar hubungan yang melandasi seorang anggota organisasi berinteraksi dengan orang lain dalam sebuah jaringan sosial. Selain itu variabel yang lain adalah sifat jaringan yang terdiri dari fungsional, struktural dan transaksional. Fungsional diartikan sebagai hubungan yang sifatnya karena fungsi dan status yang dimiliki seseorang. Struktural adalah hubungan yang didasarkan pada status formal hierarki yang dimiliki. Sementara transaksional berarti hubungan karena proses pertukaran baik barang maupun jasa. Variabel terakhir dari jaringan sosial adalah karakteristik jaringan. Varibel ini terdiri dari bentuk, luas, kedalaman, keterbukaan pada permanency. Komponen terakhir dari modal sosial adalah norma sosial yang memiliki variabel norma tertulis, norma tidak tertulis, norma agama dan norma lainnya yang berlaku di masyarakat. Jika digambarkan dalam sebuah kerangka berpikir, maka kedudukan karakteristik individu dan karakteristik organisasi berada sebagai variabel anteseden Gambar 2. Variabel anteseden diartikan sebagai variabel antara yang mendahului variabel pengaruh. Jadi dapat dikatakan bahwa karakteristik individu yang dimiliki oleh pemimpin menentukan gaya kepemimpinan yang ditunjukkan. Selain itu karakterisik organisasi diduga turut menentukan bagaimana komunikasi organisasi yang terjadi. Gaya kepemimpinan dan komunikasi organisasi berlaku sebagai variabel pengaruh di mana kedua variabel ini turut menentukan pembentukan modal sosial yang terjadi pada sebuah organisasi. Sementara itu variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah modal sosial. PEMBENTUKAN MODAL SOSIAL • Kepercayaan • Jaringan • Norma Gambar 2. Kerangka berpikir Keterangan: = hubungan = tidak termasuk lingkup penelitian

2.3 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGANKEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN PT. SARI HUSADA HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIK DENGAN KEPUASAN KOMUNIKASI KARYAWAN PT. SARI HUSADA.

0 2 16

GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI UNGGUL Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Unggul.

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DENGAN KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif Dengan Komitmen Organisasi Karyawan.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DENGAN KOMITMEN ORGANISASI KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Partisipatif Dengan Komitmen Organisasi Karyawan.

0 2 16

GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN Gaya Kepemimpinan, Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di PLN APJ Surakarta).

0 3 11

GAYA KEPEMIMPINAN, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KINERJA KARYAWAN Gaya Kepemimpinan, Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus di PLN APJ Surakarta).

1 4 13

Hubungan gaya kepemimpinan Kepala Madrasah dan pola komunikasi organisasi dengan motivasi kerja guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta Annur Medan Labuhan - Repository UIN Sumatera Utara

0 2 118

Hubungan persepsi gaya kepemimpinan partisipatif dengan komitmen organisasi.

0 2 93

Hubungan gaya kepemimpinan dan budaya organisasi dengan kinerja pamong belajar di SKB

0 0 15

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI GAYA KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

0 0 99