dilaksanakan.  Pada  kriteria  yang  terakhir,  pemimpin  BEM  IPB  dinilai  oleh anggotanya  sebagai  pemimpin  yang  sudah  tegas  dalam  pengambilan  keputusan
ataupun hal lain yang berhubungan dengan keorganisasian. Hasil skor pada semua kriteria gaya kepemimpinan delegatif dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Skor untuk Gaya Kepemimpinan Delegatif
4.3 Pola Komunikasi Organisasi BEM IPB
Sebuah  organisasi  tidak  terlepas  dari  proses  komunikasi.  Setiap  anggota organisasi  berperilaku  komunikasi  berbeda  antara  satu  dengan  lainnya.  Perilaku
komunikasi yang berulang di dalam organisasi diartikan sebagai pola komunikasi organisasi.  Organisasi  BEM  IPB  sering  menggunakan  pola  komunikasi  dari  atas
ke  bawah.  Ini  terbukti  dengan  skor  paling  tinggi  di  antara  yang  lainnya  yaitu sebesar  60,60.  Pada  pola  komunikasi  ini  terjadi  arus  informasi  berupa  instruksi,
tugas  ataupun  pengarahan  dari  pimpinan  BEM  IPB  kepada  para  staf.  Sementara itu komunikasi dari bawah ke atas mendapat skor terkecil yaitu sebesar 35,05. Hal
ini  menandakan  bahwa  pola  komunikasi  tersebut  sangat  jarang  dilakukan  oleh pengurus  BEM  IPB.  Pola  komunikasi  horizontal  mendapat  skor  yang  tidak  jauh
No Pernyataan
Skor 1
Pimpinan  saya  mempercayai  setiap  keputusan  yang diberikan kepada saya
74,54 2
Pimpinan  saya  menentukan  kebijakan  dan  pengambilan keputusan secara bersama-sama
66,67 3
Pimpinan  saya  menugaskan  langsung  kepada  pengurus dalam menjalankan tugasnya
54,54 4
Pimpinan  saya  tidak  pernah  memberikan  pengarahan dalam pekerjaan
27,88 5
Pimpinan saya kurang tegas dalam pengambilan keputusan 24,85
Rata-rata skor 49,70
berbeda  dengan  pola  komunikasi  dari  atas  ke  bawah  yaitu  sebesar  56,57.  Skor tersebut  menunjukkan  bahwa  pola  komunikasi  horizontal  juga  merupakan  pola
komunikasi yang sering digunakan oleh BEM IPB. Pola komunikasi yang terakhir yaitu  pola  komunikasi  diagonal  yang  mendapat  skor  sebesar  39,49.  Hasil
penelitian  untuk  pola  komunikasi  organisasi  dengan  menggunakan  skor  dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Skor untuk Pola Komunikasi Organisasi BEM IPB
4.3.1 Pola Komunikasi dari Atas ke Bawah
Komunikasi dari atas ke bawah berasal dari pimpinan tertinggi ditunjukan kepada  pimpinan  menengah  terus  mengalir  melewati  tingkat  manajemen  untuk
kemudian  disampaikan  kepada  bawahan.  Makin  rendah  tingkatan  hierarki  makin rinci
perintah atau
instruksi yang
dikomunikasikan. Di
samping mengomunikasikan perintah, BEM IPB melakukan komunikasi dari atas ke bawah
dalam  hal  penyebaran  informasi  tentang  tujuan  organisasi,  kebijakan,  peraturan, manfaat,  hak-hak  khusus  ataupun  umpan  balik  dari  atasan  tentang  hasil
pelaksanaan tugas oleh para staf. Media yang digunakan oleh pimpinan BEM IPB untuk komunikasi ke bawah adalah rapat general, telepon atau sms. Secara umum
skor  untuk  pola  komunikasi  dari  atas  ke  bawah  sebesar  60,60.  Skor  ini  relatif No
Pola Komunikasi Organisasi Skor
1 Komunikasi dari atas ke bawah
60,60 2
Komunikasi dari bawah ke atas 35,05
3 Komunikasi horizontal
56,57 4
Komunikasi diagonal 39,49
Rata-rata skor 47,93
besar  dibandingkan  dengan  yang  lainnya.  Skor  ini  mengandung  arti  pengurus organisasi sering melakukan pola ini dalam aktivitas komunikasi organisasi.
Interaksi  komunikasi  dengan  bawahan  secara  tidak  langsung  atau  tidak tatap muka yang merupakan salah satu dari kriteria komunikasi dari atas ke bawah
mendapat  skor  sebesar  68,48.  Interaksi  yang  dilakukan  oleh  atasan  kepada bawahan  lebih  sering  dilakukan  melalui  pertemuan  tatap  muka.  Pertemuan
tersebut  dijadikan  sebagai  wadah  bagi  atasan  untuk  menyampaikan  ide  atau instruksi  mengenai  program  kerja  kepada  bawahannya.  Hal  ini  sejalan  dengan
kriteria selanjutnya di mana skor untuk kriteria pemberian instruksi tertulis kepada bawahan  sangat  rendah  yaitu  sebesar  48,48.  Ketika  bawahan  sedang  mengalami
kesulitan  dalam  bekerja  pun  komunikasi  yang  dilakukan  tidak  terlalu  sering melalui pengarahan tidak langsung.
Penilaian  yang  dilakukan  oleh  atasan  terhadap  kinerja  bawahan  secara langsung sering dilakukan. Nilai untuk kriteria tersebut sebesar 61,82. Penilaian
baik  secara  langsung  ataupun  tidak  langsung  dijadikan  sebagai  ukuran  standar kerja  prestasi  yang  diukur  secara  pasti  oleh  atasan.  Selain  melakukan  penilaian,
pimpinan  di  BEM  IPB,  sering  juga  melakukan  interaksi  dengan  bawahan mengenai  masalah  yang  tidak  berkaitan  dengan  organisasi.  Hal  ini  ditandai
dengan  skor  yang  cukup  tinggi  sebesar  73,93.  Kriteria  terakhir  membahas mengenai  pemberian  perintah  yang  tidak  sesuai  dengan  tugasnya  kepada
bawahan.  Jumlah  skor  untuk  kriteria  ini  adalah  44,24.  Skor  tersebut  merupakan salah  satu  yang  paling  kecil  jika  dibandingkan  dengan  yang  lain,  skor  tersebut
menunjukkan bahwa hal ini jarang terjadi di BEM IPB. Perintah lebih difokuskan sesuai  dengan  kemampuan  dan  kapasitasnya  sebagai  bawahan.  Skor  untuk
berbagai  kriteria  pada  pola  komunikasi  dari  atas  ke  bawah  akan  disajikan  pada Tabel 8.
Tabel 8 Skor untuk Kriteria ada pola Komunikasi dari Atas ke Bawah BEM IPB
4.3.2 Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas
Komunikasi  dari  bawah  ke  atas  menunjukkan  bahwa  arus  informasi mengalir  dari  bawahan  menuju  ke  atasan.  Komunikasi  ke  atas  pada  BEM  IPB
merupakan proses penyampaian gagasan, ide atau saran dan pandangan bawahan kepada atasan. Bentuk-bentuk komunikasi yang dipakai dalam komunikasi ke atas
pada  BEM  IPB  meliputi  laporan  pelaksanaan  pekerjaan,  saran-saran, rekomendasi,  rencana  anggaran,  keluhan,  permintaan  bantuan.  Para  pejabat  di
setiap  hierarki  bertindak  sebagai  penyaring  informasi  yang  disalurkan  ke  atas melalui  pengintegrasian,  pembuatan  ikhtisar  dan  pemadatan  informasi  yang
datang dari bawah. Secara keseluruhan dilihat dari semua kriteria, skor untuk pola komunikasi ini adalah terkecil yaitu 35,05. Jadi dapat dikatakan BEM IPB jarang
melakukan pola komunikasi dari bawah ke atas. No
Pernyataan Skor
1 Saya  berinteraksi  komunikasi  tidak  langsung  atau  tidak
tatap muka dengan bawahan 68,48
2 Pemberian  instruksi  tertulis  mengenai  pekerjaan  kepada
bawahan 48,48
3 Pemberian  pengarahan  tidak  secara  langsung  kepada
bawahan  yang mengalami kesulitan dalam bekerja 66,67
4 Pemberian penilaian langsung terhadap kinerja pengurus
61,82 5
Interaksi  komunikasi  tentang  masalah yang  tidak
bersangkutan dengan pekerjaan kepada bawahan 73,93
6 Pemberian  perintah  kepada  bawahan  yang  tidak  sesuai
dengan tugasnya 44,24
Rata-rata skor 60,60
Pada  setiap  pola  komunikasi  ada  enam  kriteria  yang  menentukan  ukuran tinggi  rendahnya  skor.  Kriteria  pertama  pola  komunikasi  dari  bawah  ke  atas
adalah “interaksi langsung atau komunikasi langsung dengan atasan.” Skor untuk kriteria  tersebut  sebesar  37,58.  Hal  ini  menandakan  bahwa  anggota  BEM  IPB
jarang bertemu dan berkomunikasi langsung dengan pimpinan BEM IPB atau top manager  yang  terdiri  dari  Badan  Pengurus  Harian  dan  para  menteri  BEM  IPB.
Interaksi langsung biasanya dilakukan di Student Centre yang menjadi sekretariat BEM  IPB.  Interaksi  secara  langsung  biasanya  dilakukan  dalam  bentuk  rapat
kementerian  ataupun  rapat  kepanitiaan  program  kerja.  Pola  komunikasi  dari bawah  ke  atas  ditunjukkan  pula  dengan  pembuatan  laporan  tertulis  mengenai
pekerjaan  kepada  atasan.  Namun  pada  kriteria  ini  skor  relatif  kecil  jika dibandingkan  dengan  yang  lain  yaitu  hanya  25,45.  Hal  ini  menandakan  bahwa
pembuatan laporan tertulis jarang dilakukan oleh anggota BEM IPB kepada atasan mereka. Mekanisme yang ada pada organisasi hanya mewajibkan adanya laporan
tertulis  dari  kepala  kementerian  kepada  pimpinan  BEM  IPB  sehingga  para anggota kadang tidak banyak dilibatkan dalam pembuatan laporan tertulis. Tabel 9
menunjukkan  bahwa  anggota  juga  jarang  melaporkan  tugas  organisasinya  secara lisan kepada atasan mereka. Skor untuk kriteria tersebut sebesar 34,55.
Pernyataan  ide  dan  atau  usul  kepada  atasan  dalam  organisasi  BEM  IPB ternyata  sering  dilakukan.  Hal  ini  terbukti  dengan  nilai  rataan  yang  mencapai
45,45.  Pernyataan  ide  atau  usul  biasanya  terkait  dengan  pengembangan  program kerja  yang  akan  atau sedang dilakukan oleh  BEM  IPB. Selain itu, bawahan juga
ternyata  selalu  meminta  pendapat  atau  bertanya  kepada  atasan  jika  menemui kesulitan dalam bekerja. Hal ini terjadi biasanya pada bawahan yang masih belum
berpengalaman pada pekerjaan organisasi yang bersifat teknis. Bawahan biasanya belum  memiliki  kapasitas  untuk  melakukan  sesuatu  yang  mengandung  resiko
cukup  tinggi  sehingga  membutuhkan  pendapat  dan  saran  dari  pimpinan.  Untuk kriteria ini skornya adalah sebesar 41,82.
Di  sisi  lain,  bawahan  jarang  menyatakan  keluhan  dan  ketidakpuasan kepada  atasan  mereka.  Pernyataan  ini  terbukti  dengan  nilai  skor  untuk  rataan
tersebut sebesar 25,45. Keluhan tersebut biasanya disampaikan pada saat informal dan  disampaikan  secara  personal  kepada  atasan  dan  tanpa  diketahui  orang  lain.
Keluhan  biasanya  seputar  ketidakmampuan  bawahan  dalam  mengerjakan  tugas organisasi dikarenakan berbagai alasan.  Skor untuk kriteria pada pola komunikasi
dari bawah ke atas dapat di lihat pada Tabel 9. Tabel 9 Skor untuk Kriteria Pola Komunikasi dari Bawah ke Atas BEM IPB
4.3.3 Pola Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal terjadi antara orang-orang yang menduduki jabatan yang  setingkat  dalam  struktur  organisasi.  Tujuan  komunikasi  horizontal  yang
dilakukan  oleh  BEM  IPB  antara  lain  untuk  melakukan  persuasi,  mempengaruhi dan  memberikan  informasi  kepada  bagian  atau  kementerian  yang  memiliki
No Pernyataan
Skor 1
Saya berinteraksi atau komunikasi langsung dengan atasan 37,58
2 Saya membuat laporan tertulis mengenai pekerjaan kepada
atasan 25,45
3 Saya  membuat  laporan  secara  lisan  atau  langsung  tentang
pekerjaan kepada atasan 34,55
4 Saya membuat pernyataan ide atau usul kepada atasan
45,45 5
Saya  bertanya  atau  meminta  pendapat  kepada  atasan  jika menemui kesulitan dalam bekerja
41,82 6
Saya  menyatakan  keluhan  atau  ketidakpuasan  dalam bekerja kepada atasan
25,45 Rata-rata skor
35,05
hubungan  sejajar.  Tipe  ini  menjadi  penting  ketika  masing-masing  kementerian atau  bagian  dalam  satu  organisasi  memiliki  ketergantungan  yang  cukup  besar.
Pola  komunikasi  horizontal  juga  termasuk  kedalam  kategori  sering  dilakukan dalam organisasi BEM IPB. Skor untuk pola komunikasi ini adalah 56,57.
Interaksi  komunikasi  langsung  dengan  rekan  kerja  setingkat  mendapat skor yang paling tinggi untuk pola komunikasi ini. Nilainya mencapai 71,52. Hal
ini menandakan seringnya rekan kerja setingkat bertemu. Pertemuan ini biasanya dilakukan  pada  rapat-rapat  kepanitiaan  yang  pertemuanya  bersifat  intens.  Pada
tingkat  top  manager  pertemuan  intens  dilaksanakan  setiap  dua  minggu  sekali sedangkan  pada  tingkat  staf  pertemuan  tidak  bersifat  rutin  per  satuan  waktu
namun  intensitas  pertemuan  bisa  dikatakan  sangat  tinggi.  Hal  tersebut dikarenakan  banyaknya  koordinasi  yang  dilakukan  sebelum  meyiapkan  program
kerja  yang  harus  dilakukan  secara  tatap  muka.  Selain  bersifat  pengkoordinasian, pertemuan  antara  rekan  kerja  setingkat  juga  biasa  saling  memberikan  saran  dan
kritik  mengenai  tugas  mereka  atau  terhadap  pribadi  mereka.  Skor  untuk  kriteria tersebut sebesar 60,61.
Dalam  pemenuhan  tugas  organisasi,  seringkali  pengurus  BEM  IPB menemui kesulitan. Meminta bantuan kepada rekan kerja yang berbeda tingkatan
jarang dilakukan oleh pengurus BEM IPB. Para anggota BEM IPB lebih nyaman meminta bantuan kepada rekan kerja yang setingkat. Hal ini mungkin dikarenakan
rekan  kerja  setingkat  memiliki  posisi  sama  dengan  dirinya  dan  lebih  egaliter sehingga  nilai  lebih  bisa  memahami  kesulitannya.  Skor  untuk  kriteria  tersebut
sebesar  34,55.  Informasi  yang  didapat  dari  atasan  seringkali  diteruskan  kepada rekan  kerja  setingkat.  Proses  ini  menandakan  bahwa  komunikasi  di  dalam
organisai  rekan  kerja  setingkat  cukup  lancar.  Terbukti  dengan  skor  yang  cukup tinggi sebesar 63,64.
Dalam  proses  komunikasi  yang  berjalan  di  antara  rekan  kerja  setingkat, ditemui adanya pembatasan komunikasi mengenai masalah lain di luar pekerjaan.
Dapat  diartikan  bahwa  sebagian  besar  pengurus  BEM  IPB  membatasi  dirinya dalam  membahas  mengenai  informasi  di  luar  pekerjaan  dengan  rekan  kerja
setingkat.  Skor  untuk  kriteria  ini  sebesar  58,18.  Interaksi  yang  intens  ternyata membuat  pengurus  BEM  IPB  sering  menyatakan  keluhan  antar  rekan  kerja
setingkat.  Skor  untuk  kriteria  tersebut  sebesar  50,91.  Hasil  skor  utuk  semua kriteria pada pola komunikasi horizontal disajikan pada Tabel 10.
Tabel 10 Skor untuk Kriteria Pola Komunikasi Horizontal BEM IPB No
Pernyataan Skor
1 Interaksi komunikasi langsung atau tatap muka antar rekan
kerja setingkat 71,52
2 Pernyataan saran dan kritik mengenai pekerjaan antar rekan
kerja setingkat 60,61
3 Apabila  menemui  kesulitan  dalam  bekerja  meminta
bantuan kepada rekan kerja yang berbeda tingkatan 34,55
4 Penerusan  informasi  yang  didapatkan  dari  atasan  kepada
rekan kerja setingkat 63,64
5 Pembatasan  komunikasi  tentang  masalah-masalah  lain
diluar pekerjaan antara rekan kerja setingkat 58,18
6 Menyatakan  keluhan  mengenai  pekerjaan  kepada  rekan
kerja setingkat 50,91
Rata-rata skor 56,57
4.3.4 Pola komuniakasi Diagonal
Komunikasi  ini  melibatkan  dua  pihak  yang  tingkatan  organisasinya berbeda  bagian.  Komunikasi  ini  memiliki  beberapa  keuntungan  di  antaranya
adalah  penyebaran  informasi  bisa  lebih  cepat  daripada  bentuk  komunikasi
tradisional.  Selain  itu,  komunikasi  diagonal  membantu  individu  dari  berbagai bagian  atau  kementerian  ikut  membantu  masalah  dalam  organisasi.  Di  samping
memiliki  kelebihan,  komunikasi  memiliki  kekurangan,  di  antaranya  adalah komunikasi  ini  dapat  menganggu  jalur  komunikasi  yang  rutin  dan  telah  berjalan
normal. Selain itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan  secara  efektif.  Pada  organisasi  BEM  IPB  niai  rataan  untuk  pola
komunikasi diagonal adalah sebesar 39,49. Interaksi langsung  yang  dilakukan antara kepala  kementerian dengan staf
yang  berbeda  kementerian  yang  dilakukan  masuk  kategori  sering.  Skor  untuk kriteria  tersebut  adalah  55,15.  Namun  di  sisi  lain,  ada  keterbatasan  interaksi
komunikasi  antara  kepala  kementerian  dengan  staf  yang  berbeda  kementerian karena  kepemilikan  informasi.  Interaksi  yang  dilakukan  biasanya  berbentuk
komunikasi informal terkait dengan hal-hal  yang sedang dilakukan pada masing- masing  kementerian.  Karena  kedudukan  yang  lebih  tinggi,  kepala  kementerian
umumnya  memiliki  informasi  lebih  banyak  mengenai  kemajuan  program  kerja yang dilakukan semua kementerian.
Pola komunikasi diagonal yang terjadi di BEM IPB ternyata jarang terjadi dalam  bentuk  pengawasan  pekerjaan  dan  sangat  jarang  terjadi  pada  pemberian
instruksi  atau  pengarahan  dari  kepala  kementerian  kepada  staf  yang  berbeda kementerian.  Skor  untuk  dua  kriteria  tersebut  relatif  kecil  yaitu  hanya  28,48  dan
24,65.  Tanggapan  yang  negatif  apabila  ada  pemberian  instruksi  dari  kepala Kementerian  kepada  staf  yang  berbeda  Kementerian  pun  jarang  terjadi.  Hal  ini
memperkuat  pernyataan  di  atas  bahwa  pola  komunikasi  diagonal  jarang  terjadi pada  BEM  IPB.  Skor  untuk  kriteria  tersebut  sebesar  26,06.  Namun  di  sisi  lain,
pola  komunikasi  diagonal  cukup  sering  terjadi  dibandingkan  yang  lain  ketika kepala kementerian dengan staf yang berbeda kementerian berinteraksi mengenai
hal-hal  yang  tidak  berhubungan  dengan  masalah  organisasi.  Skor  untuk  kriteria tersebut  mencapai  47,88.  Skor  selengkapnya  untuk  kriteria-kriteria  pada  pola
komunikasi diagonal akan disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Skor untuk Kriteria Pola Komunikasi Diagonal BEM IPB
No Pernyataan
Skor 1
Interaksi  komunikasi  langsung  antara  kepala  kementerian dengan staf yang berbeda Kementerian
55,15 2
Terbatasnya interaksi
komunikasi antara
kepala Kementerian  dengan  staf  yang  berbeda  bagian  karena
kepemilikan informasi 54,55
3 Pengawasan pekerjaan dari kepala kementerian kepada staf
yang berbeda bagian atau Kementerian 28,48
4 Pemberian  instruksiperintah  dan  pengarahan  dari  kepala
Kementerian kepada staf yang berbeda Kementerian 24,85
5 Tanggapan  yang  negatif  apabila  pemberian  instruksi  dari
kepala Kementerian
terhadap staf
yang berbeda
Kementerian 26,06
6 Interaksi
komunikasi mengenai
hal yang
tidak bersangkutan  antara  kepala  Kementerian  dengan  staf  yang
berbeda bagian. 47,88
Rata-rata skor 39,49
4.4 Modal Sosial BEM IPB