41
B. PEMBAHASAN
1. Struktur Anatomi Enam Jenis Kayu yang Diteliti
Secara umum dapat dijelaskan bahwa seluruh jenis kayu yang diteliti memiliki lingkaran tumbuh yang tidak jelas dengan porositas pola susunan pori
tata baur. Pembuluh bergerombol hanya dijumpai pada L. pulverulenta dan S. grandiflora. Sel pembuluh pada ke enam kayu yang diteliti tidak mengandung
tilosis tetapi diketahui berisi endapan yang berwarna kuning pekat. Menurut Sulistyobudi et al., 2008, frekuensi pembuluh masuk dalam kategori
sedikit ≤ 5 sel per mm
2
, kecuali pada L. pulverulenta dengan 8±1 sel per mm
2
. Ceruk antar pembuluh umumnya berselang-seling segi banyak kecuali pada S. grandiflora.
Ukuran ceruk pembuluh masuk kategori kecil kecuali pada kayu Leucaena spp. yang termasuk berukuran sedang. Rekapitulasi ciri anatomis ke enam jenis kayu
yang diteliti disajikan pada Lampiran 1. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa semua jenis kayu memiliki
sel parenkim aksial tipe paratrakea dengan 2-4 sel per untai. Parenkim apotrakea tersebar hanya ditemukan pada kayu Pithecellobium spp. Seluruh jenis kayu
memiliki jari-jari homoseluler yang seluruhnya tersusun oleh sel baring, multiseriat dengan lebar 1-3 seri kecuali pada kayu Pithecellobium spp. Jari-jari
pada P. angulatum dan P. jiringa adalah jari-jari uniseriat. Serat kayu pada umumnya tidak bersekat, kecuali kayu Leucaena spp.
Dinding serat tipis sampai tebal kecuali pada Pithecellobium spp. yang tergolong sangat tipis. Panjang serat umumnya sedang dimana serat terpanjang
1306,5±84,78 µm ditemukan pada kayu L. glabrata, sementara serat terpendek 1030,69±26,73 µm pada S. grandiflora.
Kristal prismatik dijumpai pada seluruh jenis kayu yang diteliti, kecuali pada P. angulatum. Kristal umumnya terdapat di dalam sel parenkim aksial
berbilik. 2.
Kualitas Serat a. Dimensi Serat
Hasil pengukuran dan perhitungan dimensi serat disajikan dalam Tabel 3.
42
Tabel 3. Rata-rata dimensi serat 6 jenis kayu
Jenis kayu Panjang
Diameter Lumen
Tbl Dinding L;µm
d;µm l;µm
w;µm
L. glabrata Rose 1306,52±84,78
21,81±1,13 10,75±1,43
5,53±0,50 L. pulverulenta Benth
1096,15±38,82 20,88±1,45
11,52±1,07 4,68±0,74
P. angulatum Benth 1125,76±35,02
29,72±1,71 23,08±1,49
3,32±0,33 P. jiringa Prain
1103,51±38,30 25,42±1,16
19,50±1,41 2,96±0,41
S. grandiflora Benth 1030,69±26,73
22,44±0,83 14,80±0,99
3,82±0,39 S. minahassae Harms
1287,25±48,46 22,46±1,03
14,79±1,11 3,84±0,26
Dari tabel di atas diketahui bahwa panjang serat, diameter serat, diameter lumen dan tebal dinding serat pada semua jenis kayu yang diteliti tergolong
bervariasi. Panjang serat berkisar 1030-1306 µm, diameter serat antara 20,88-29,72 µm, diameter lumen dari 10,75-23,08 µm, sedangkan tebal
dindingnya antara 2,96-5,53 µm. Dari hasil uji beda nyata Tabel 4 diketahui bahwa panjang serat P. angulatum sama dengan panjang serat P.
jiringa tetapi panjang serat antara L. glabrata dan L. pulverulenta maupun antara S. grandiflora dan S. minahassae berbeda nyata.
Tabel 4. Hasil Uji beda nyata panjang serat berdasarkan sebaran t
student pada selang kepercayaan 95
L. pulverulenta Benth P. jiringa Prain S. minahassae Harms