23
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Anatomi Kayu, Pusat Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Hasil Hutan Bogor mulai Agustus
hingga November 2009.
B. Bahan dan Alat
Bahan-bahan utama yang digunakan adalah: 1.
Kayu Leucaena spp., Pithecellobium spp., dan Serianthes spp. dari famili Leguminosae yang diperoleh dari koleksi contoh kayu autentik milik
Puslitbang Hasil Hutan Bogor sebagaimana Tabel 2. 2.
Air, aquades, asam asetat glasial, hidrogen peroksida, alkohol teknis, alkohol absolut, gliserin, safranin, toluen, karboksilol, dan entelan.
Tabel 2. Jenis Kayu dan Asal
No. Nama Botani
Nomor Koleksi
Asal Contoh
1 Leucaena glabrata Rose
27108 Lands Plantation Buitenzorg
27109 2
Leucaena pulverulenta Benth 29302
30133 Jawa Barat
3 Pithecellobium angulatum
Benth 25596
Maluku 21698
Bengkulu 4
Pithecellobium jiringa Prain 14251
Jepara 7736
Palembang 5
Serianthes grandiflora Benth 29067
Maluku 18250
Gorontalo 6
Serianthes minahassae Harms 8595
Bogor 10754
Jawa Barat
Alat-alat utama yang antara lain: mikroskop, tabung reaksi, gelas objek, gelas penutup, jarum, pipet, mikrotom geser, dan kamera foto.
24
C. Metode Penelitian
1. Pembuatan Preparat Maserasi dan Pengukuran Dimensi Serat
Preparat maserasi dibuat mengikuti prosedur standar sebagaimana Forest Products Laboratory Method. Kayu sampel dipotong kecil-kecil seukuran batang
korek api lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kedalam tabung reaksi tersebut lalu ditambahkan larutan yang terdiri dari asam asetat glasial 60 dan
hidrogen peroksida 30 dengan perbandingan 1:1 sampai tenggelam. Tabung reaksi yang sudah berisi potongan kecil kayu dan larutan selanjutnya dimasukkan
ke dalam waterbath lalu dipanaskan pada suhu 80ºC selama 1-2 jam atau hingga kayu berwarna putih pucat. Setelah itu, sampel dicuci dengan air hingga bebas
asam dan selanjutnya diberi warna dengan perendaman di dalam larutan safranin selama 3 jam. Serat-serat yang utuh selanjutnya disusun di atas gelas objek dan
ditutup dengan cover glass mounting dan dilakukan pengukuran dimensi seratnya. Dimensi yang diukur adalah panjang, tebal dinding, diameter lumen dan
diameter serat. Panjang serat diukur dari 60 buah sel, sedangkan dimensi serat lainnya diukur dari 30 contoh.
Tahapan proses pembuatan preparat maserasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Data-data pengukuran dimensi yang dilakukan kemudian digunakan untuk mengukur nilai-nilai turunan dimensi serat yang terdiri dari Runkel ratio,
felting power, Muhlsteph ratio, flexibility ratio, dan coefficient of rigidity. Hasil perhitungan nilai turunan dimensi yang diperoleh kemudian di tabulasi per jenis
dan diberi score mengikuti Rachman dan Siagian 1976 untuk menentukan kelas mutu serat.
Sampel
Maserasi
Pencucian Pewarnaan
Pengukuran Cacahan
kecil kayu Asam asetat
glacial
60, hidrogen
peroksida 30 1:1,
±80
o
C 1-2 jam
Pencucian hingga
bebas asam
Perendaman dengan
safranin ±3 jam
25 2.
Pengamatan Struktur Anatomi Kayu Pengamatan ciri-ciri makroskopis dilakukan terhadap contoh kayu secara
langsung, sedangkan ciri-ciri mikroskopis diamati dengan bantuan mikroskop. Kegiatannya meliputi dua tahapan, yaitu:
a. Pembuatan preparat mikrotom
Pembuatan preparat mikrotom diawali dengan pembuatan sampel berukuran 1,5 x 1,5 x 1,5 cm, kemudian sampel diberi identitas dan dilakukan
perebusan selama 1x24 jam. Setelah itu direndam dalam larutan alkohol dan gliserin dengan perbandingan 1:1 selama 2-3 hari. Kemudian dilakukan
penyayatan pada masing-masing bidang pengamatan lintang, tangensial dan radial dengan menggunakan mikrotom geser dengan target ketebalan
sayatan 15-25µ m. Sayatan terpilih kemudian dicuci dengan akuades untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa gliserin. Setelah bersih, sayatan
selanjutnya direndam dalam larutan safranin selama ±1 jam, untuk kemudian
dikeringkan dengan
melakukan dehidrasi
bertingkat menggunakan alkohol 30, 50, 70, 90, dan absolut masing-masing
selama 5 menit. Selanjutnya sayatan direndam dalam larutan karboxylol dan toluene 5-10 menit. Kemudian dilakukan mounting dan perekatan dengan
enthelan. Tahapan pembuatan preparat mikrotom disajikan pada diagram berikut:
Susunan preparat mikrotom berdasarkan bidang pengamatan disajikan pada Gambar 1.
1,5x1,5x1,5 cm Sampel
Perebusan
Perendamaan
Penyayatan Pewarnaan
±1x24 jam Alkohol
gliserin 1:1
X, T, R Safranin
±1 jam
Dehidrasi bertingkat
Penjernihan Mounting
Karboxylol toluen
26 Gambar 1. Preparat mikrotom
b. Pengamatan dan pembuatan dokumentasi
Preparat yang dihasilkan kemudian diamati dan didokumentasikan. Ciri anatomi yang diamati meliputi ciri-ciri yang dianjurkan oleh International
Association of Wood Anatomist.
3. Pengolahan Data
Data yang bersifat kualitatif disajikan dalam bentuk deskripsi naratif, sedangkan yang kuantitatif dianalisis menggunakan selang kepercayaan 95
sebagaimana sebaran t-student dengan persamaan:
dimana: µ
= nilai tengah populasi y
= rata-rata sampel t
α2. df
= nilai sebaran t pada selang kepercayaan 95 α
= tingkat nyata s
= standar deviasi n
= jumlah sampel Data yang bersifat kualitatif terkait susunan sel-sel penyusun kayu
termasuk ciri khusus yang terdapat pada masing-masing jenis kayu, sedangkan data kuantitatif meliputi ukuran serat dan ukuran sel-sel penyusun kayu. Untuk
mengetahui perbedaan panjang serat antar jenis kayu dalam genus yang sama, dilakukan uji beda nyata dengan menggunakan sebaran t-student pada tingkat
kepercayaan 95.
Lintang X
Tangensial
T
Slideglass
Kertas
nama Coverglass
n s
t y
2 2.df
Radial R
No
27 Perhitungan uji beda nyata antar spesies dalam genus yang sama:
Hipotesis: H
: H
: Kriteria uji:
dimana, ; dengan asumsi σ
1 2
= σ
2 2
Kaidah keputusan: 1
Jika t
hit
t
v
, maka terima H
1
pada tingkat kepercayaan 95, rata-rata nilai tengah populasi 1 berbeda nyata dengan populasi 2.
2 Jika t
hit
≤ t
v
, maka terima H pada tingkat kepercayaan 95, rata-rata
nilai tengah populasi 1 tidak berbeda nyata dengan populasi 2.
28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan