21 Tabel 1. Kriteria kualitas serat kayu Indonesia untuk bahan baku pulp
dan kertas
Kriteria Kelas I
Kelas II Kelas II
Syarat Nilai
Syarat Nilai
Syarat Nilai
Panjang Serat mm 2,000
100 1,000-2,000
50 1,000
25 Runkel Ratio RR
0,25 100
0,25-0,50 50
0,50-1,0 25
Felting Power FP 90
100 50-90
50 50
25 Muhlsteph Ratio MR
30 100
30-60 50
60-80 25
Flexibility Ratio FR 0,80
100 0,50-0,80
50 0,50
25 Coefficient of Rigidity CR
0,10 100
0,10-0,15 50
0,15 25
Nilai 450-600
225-449 225
Sumber: Rachman dan Siagian 1976.
E. Pulp dan Kertas
Kayu lebih disukai sebagai sumber serat untuk industri kertas walaupun menurut sejarahnya kertas dapat dibuat dari tumbuhan non kehutanan, seperti
jerami dan rotan, bahkan bahan berlignoselulosa lainnya. Perkembangan proses pembuatan pulp kayu, baik secara mekanik maupun kimiawi sejak akhir abad ke-
19 yang lalu, telah membukakan jalan bagi penganekaragaman dan pertumbuhan industri kertas di abad ke-20. Alasan untuk menggunakan kayu adalah karena
keberadaannya yang relatif lebih tersedia, murah, kenyamanan dalam penyimpanan dan penanganan, kadar kualitas pulp tinggi, serta bentuk dan sifat
serat dari jenis kayu berbeda Casey, 1980a. Kualitas bahan baku berpengaruh terhadap kualitas pulp dan kertas yang
dihasilkan, meskipun pada awalnya softwood lebih banyak digunakan sebagai bahan baku pulp dan kertas dibanding hardwood karena struktur sel penyusunnya
lebih homogen hampir 90 tersusun dari trakeid dan memiliki serat yang lebih panjang rata-rata 3-5 mm sehingga menghasilkan kertas yang lebih kuat, namun
bukan berarti hardwood tidak cocok. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pulp hardwood mampu memiliki nilai kekuatan tertentu yang sama atau bahkan
lebih besar daripada pulp softwood. Hal ini disebabkan karena adanya variasi pada kayu dan morfologi serat yang secara statistik dapat mempengaruhi sifat dan
kualitas kertas Casey, 1980b. Produk yang paling penting dari pengolahan kayu secara kimia adalah
pulp. Pada tahun 1980, pulp yang dihasilkan di seluruh dunia mencapai 123 juta ton. Dalam periode yang sama konsumsi total kertas dan karton adalah 170 juta
22 ton dan dari jumlah tersebut lebih dari 25 dihasilkan dari kertas bekas. Di
beberapa negara seperti Jepang, Inggris, Jerman dan Italia, penggunaan kertas bekas mencapai 40-50 Fengel dan Wegener, 1995.
Kertas adalah suatu benda yang disusun oleh serat-serat selulosa dan bahan penolong lainnya. Perkembangan konsumsi kertas dan produk serat di
Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, yaitu rata-rata 14 per tahun pada periode 1970-1977. Namun produksi dalam negeri periode tahun
1976-1979 hanya bisa memenuhi konsumsi rata-rata 34. Pulp kayu merupakan bahan terbanyak yang digunakan untuk produksi kertas dan produk serat lainnya
Departemen Perindustrian, 1982. Menurut Pasaribu dan Silitonga dalam Sofyan et al., 1993, panjang
pendeknya serat dapat mempengaruhi kekuatan pulp kertas. Namun, hubungan panjang serat, tebal dinding serat, dan diameter terhadap kualitas pulp dan kertas
yang dihasilkan secara terpisah kurang nyata dibandingkan dengan hubungan nilai turunannya, seperti Runkel ratio, felting power, Muhlsteph ratio, flexibility ratio,
dan coefficient of rigidity.
23
BAB III METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu