angulatum jiringa mangium KESIMPULAN DAN SARAN

48 Tabel 6. Perbandingan kualitas serat kayu P. angulatum dan P. jiringa dengan Acacia mangium hasil penelitian Sahri et al., 1993 Kriteria Jenis Kayu P. angulatum P. jiringa

A. mangium

N. hit N. k N. hit N. k N. hit N. k L 1125,76 50 1103,51 50 1017,5 50 RR 0,29 50 0,30 50 0,73 25 FP 37,88 25 43,41 25 50,12 50 MR 39,69 50 41,15 50 66,21 25 FR 0,78 50 0,77 50 0,58 50 CR 0,11 50 0,12 50 0,21 25 Scoring 275 275 225 Kelas II II II Berdasarkan tabel di atas, mutu serat P. angulatum dan P. jiringa lebih baik dibandingkan mutu serat A. mangium apalagi jika dilihat dari nilai RR kayu A. mangium yang jauh lebih besar 0,73 dibandingkan RR kayu Pithecellobium spp. 0,29-0,30. Dengan demikian, maka penggunaan serat kayu P. angulatum dan P. jiringa sebagai bahan baku pulp dan kertas perlu dipromosikan mengingat serat-seratnya lebih mudah digiling dan tidak memerlukan tenaga yang besar. 3. Kemungkinan Penggunaan Empat Jenis Kayu Lainnya Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leucaena spp. merupakan kayu yang paling keras. Dengan demikian, maka penggunaan kayu ini sebagai papan lantai merupakan tujuan yang paling baik, disamping sebagai bahan baku konstruksi, mebel dan furniture, serta vinir mengingat permukaan kayu yang mengkilap, licin, dan bercorak menarik sebagaimana Van Tue et al., 1998. Sementara kayu Serianthes spp. dengan ciri-ciri: kekerasan agak keras hingga agak lunak, permukaan agak mengkilap hingga kusam, licin hingga kesat, dengan warna agak gelap hingga terang, maka cocok dipromosikan untuk tujuan-tujuan penggunaan seperti bahan baku mebel, pemisah ruangan, peti kemas, patung, ukiran dan barang kerajinan lainnya sebagaimana Soerianegara et al., 1995. 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Ciri umum dan ciri anatomi utama dari ke enam jenis kelompok kayu sangat kurang dikenal The Least Known Wood Species famili Leguminosae adalah kayu teras berwarna putih sampai coklat kehitaman yang dapat dibedakan dari bagian gubalnya, tekstur agak halus sampai kasar, arah serat lurus hingga berpadu, kusam sampai mengkilap, kekerasan agak lunak sampai keras, lingkar tumbuh tidak jelas, porositas tata baur, tidak memiliki tilosis tetapi memiliki endapan berwarna kuning pekat, bidang perforasi sederhana dengan susunan ceruk berselang-seling segi banyak, berumbai, jari-jari homoseluler seluruhnya terdiri dari sel baring, multiseriat dengan 1-3 seri, memiliki kristal prismatik di dalam parenkim aksial berbilik. 2. Parameter ciri anatomis sebagai pembeda diantara ke enam jenis kayu tersebut adalah tipe parenkim, pengelompokan pori, frekuensi pembuluh, ada tidaknya serat bersekat, ukuran ceruk, dan panjang serat. 3. Berdasarkan kriteria mutu serat, maka jenis kayu yang direkomendasikan sebagai bahan baku pulp dan kertas adalah P. angulatum dan P. jiringa.

B. Saran

1. Untuk menetapkan tujuan penggunaan yang paling optimal dari keempat jenis kayu lainnya perlu dilakukan penelitian tentang sifat fisis dan sifat mekanisnya. 2. Untuk mengetahui kualitas pulp dan kertas yang sesungguhnya, percobaan pembuatan pulp dan kertas menggunakan kayu Pithecellobium spp. perlu dilakukan. 3. Sebagai persiapan pemanfaatan kayu-kayu tersebut dalam skala besar, penelitian silvikultur dari enam jenis kayu yang diteliti perlu dilakukan.