4.9. Safety Stock
Ketidakpastian penerimaan dan pemakaian darah serta lead time merupakan suatu hal yang dapat mengganggu persediaan. Langkah
antisipasi untuk ketidakpastian tersebut maka pihak PMI UTDC Kota Depok harus melakukan safety stock. Safety stock ini didapatkan dengan
cara pemakaian rata-rata mingguan ditambah dengan tingkat pelayanan 95 di kali dengan hasil dari akar standar deviasi pemakaian mingguan
dikali dengan standar deviasi lead time. Safety stock hasil perhitungan untuk golongan darah O adalah 36,69
37 kantong darah. Golongan darah B mempunyai safety stock sebesar 27,8
28 kantong darah sedangkan golongan darah A mempunyai safety stock
sebesar 22,38
23 kantong darah. Safety stock yang paling sedikit ialah untuk golongan AB yakni sebesar 9,05
10 kantong darah
4.10. Analisis Reorder Point ROP
Persediaan darah yang dilakukan oleh PMI UTDC Kota Depok haruslah dapat memenuhi permintaan darah dari pasien. PMI UTDC Kota Depok
perlu mengontrol persediaannya sehingga tidak terjadi stock out. Kondisi stock out dapat terjadi apabila PMI UTDC Kota Depok tidak
memperhatikan jumlah persediaan barang yang ada sehingga tidak mengetahui pada titik berapakah barang yang di gudang dapat mencukupi
kebutuhan serta pada titik berapakah harus melakukan pemesanan kembali guna memenuhi kebutuhan.
ROP ini didapatkan dengan cara mengalikan pemakaian rata-rata perhari dengan lead time lalu hasilnya dijumlahkan dengan safety stock
hasil perhitungan. Analisis ROP ini dilakukan berdasarkan golongan darah karena untuk memudahkan mengontrol persediaan yang ada. Analisis ROP
ini dilakukan dengan menetapkan tingkat pelayanan 95 yang berarti Z sebesar 1,65.
4.10.1. Analisis ROP Golongan Darah O
Analisis reorder point ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui titik pemesanan kembali ROP golongan darah O. ROP
ini dapat dihitung dengan mengolah data penerimaan yang terdapat pada Tabel 4.
ROP dari golongan darah O ialah sebesar 61 kantong darah. Angka tersebut mengartikan bahwa pihak PMI UTDC Kota Depok
harus atau wajib mencari darah dengan golongan darah O ketika persediaan darah yang ada di Blood Bank sudah berada pada angka 61
kantong darah.
4.10.2. Analisis ROP Golongan Darah B
Sama halnya dengan golongan darah O, analisis ROP pun perlu dilakukan terhadap golongan darah B untuk menghindari terjadinya
stock out. ROP golongan darah B ialah sebanyak 46 kantong darah. Saat darah dengan golongan darah B berada pada angka 46 kantong
darah, maka pihak PMI UTDC Kota Depok wajib mencari darah dengan golongan darah B.
4.10.3. Analisis ROP Golongan Darah A
Golongan darah A merupakan golongan darah yang mempunyai penerimaan terbanyak sesudah golongan darah B. ROP dari golongan
darah A ialah sebanyak 35 kantong darah. PMI UTDC Kota Depok wajib melakukan pengambilan darah pada pendonor pada saat
persediaan berada pada titik 35 kantong darah.
4.10.4. Analisis ROP Golongan Darah AB
Golongan darah AB mempunyai tingkat penerimaan serta pemakaian paling rendah diantara keempat golongan darah yang ada.
ROP dari golongan darah AB yaitu sebanyak 16 kantong darah. PMI UTDC Kota Depok harus melakukan pengambilan darah untuk
golongan AB pada saat persediaan golongan darah AB berada pada titik 16 kantong darah.
Berdasarkan hasil perhitungan ROP seluruh golongan darah, PMI UTDC Kota Depok wajib melakukan pengambilan darah pada pendonor
pada saat persediaan minimum yang ada di blood bank berada pada titik 61 kantong darah untuk golongan darah O, 46 kantong darah untuk golongan
darah B, 35 kantong darah untuk golongan darah A, serta 16 kantong darah untuk golongan darah AB.
4.11. Kuantitas Optimum