Teknik-teknik Pengendalian Persediaan Analisis pengendalian persediaan darah pada palang merah indonesia (PMI) unit transfusi darah cabang (UTDC) Kota Depok

B B I I t t e e m m s s A A I I t t e e m m s s C C I I t t e e m m s s P P e e r r s s e e n n b b a a r r a a n n g g p p e e r r s s e e d d i i a a a a n n | | | | | | | | | | 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 8 8 – 7 7 – 6 6 – 5 5 – 4 4 – 3 3 – 2 2 – 1 1 – – P P e e n n g g g g u u n n a a a a n n d d o o l l l l a a r r t t a a h h u u n n a a n n 3. Prediksi barang A perlu lebih dijamin keabsahannya dibandingkan dengan prediksi barang B dan C. Prediksi yang lebih baik, kontrol fisik, keandalan pemasok dan pengurangan persediaan pengaman safety stock, semuanya merupakan hasil dari kebijakan manajemen persediaan yang sesuai. Analisis ABC mengarahkan pengembangan semua kebijakan tersebut. Gambar 1. Ilustrasi Analisis ABC

2.6. Teknik-teknik Pengendalian Persediaan

Teknik pengendalian persediaan merupakan tindakan yang sangat penting dalam menghitung berapa jumlah optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan kembali. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengendalian persediaan yang dapat saling melengkapi untuk menghadapi berbagai kondisi, diantaranya ialah : model Economic Order Quantity EOQ. Model ini merupakan salah satu teknik pengendalian persediaan paling tua dan paling terkenal. Model ini mudah digunakan namun harus dapat memenuhi beberapa asumsi seperti Heizer Render, 2005 : 1. Pemintaan diketahui, tetap dan bebas. 2. Lead time yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan, diketahui dan konstan. 3. Penerimaan persediaan bersifat seketika dan lengkap. Persediaan dari sebuah pesanan tiba dalam satu batch sekaligus. 4. Discount potongan harga karena kuantitas tidak dimungkinkan. 5. Biaya variabel yang ada hanyalah biaya pengaturan atau pemesanan set up cost dan biaya menahan atau menyimpan persediaan dari waktu ke waktu biaya penyimpanan atau pergudangan. 6. Kosongnya persediaan dapat dihindari sepenuhnya jika pemesanan dilakukan waktu yang tepat. Menurut Heizer Render, 2005 karena permintaan konstan maka persediaan turun dengan laju yang seragam dari waktu ke waktu. Setiap kali tingkat persediaan mencapai jumlah 0 jika tanpa safety stock, pesanan yang baru ditempatkan dan diterima, dan tingkat persediaan melompat kembali ke Q unit. Proses ini berlanjut dan tidak terbatas dari waktu ke waktu. Formula matematis untuk model EOQ ini adalah sebagai berikut : H 2DS Q  ………………………………………………………... 1 dimana : Q quantity = Jumlah barang setiap pesanan Q = Jumlah barang yang optimum pada setiap pesanan EOQ D demand = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S setup = Biaya setup atau biaya pemesanan untuk setiap pesanan H holding = Biaya penyimpanan atau pergudangan per unit per tahun Karena persamaan untuk kuantitas pesanan yang optimum Q sudah diperoleh, maka permasalahan persediaan dapat dipecahkan secara langsung. P P e e r r s s e e d d i i a a a a n n r r a a t t a a - - r r a a t t a a y y a a n n g g d d i i m m i i l l i i k k i i Q Q 2 2 W W a a k k t t u u P P e e r r s s e e d d i i a a a a n n M M i i n n i i m m u u m m K K u u a a n n t t i i t t a a s s p p e e s s a a n n a a n n = = Q Q t t i i n n g g k k a a t t p p e e r r s s e e d d i i a a a a n n m m a a k k s s i i m m u u m m T T i i n n g g k k a a t t p p e e m m a a k k a a i i a a n n Tingkat Per sediaan O Gambar 2. Penggunaan Persediaan dari Waktu ke Waktu Model berikutnya ialah Model Production Order Quantity POQ. Model ini sebenarnya adalah EOQ model tanpa asumsi instantaneous receipts. Hal ini terjadi pada perusahaan yang menerima pengiriman persediaan bahan melebihi satu periode waktu. Model ini sesuai untuk kondisi perusahaan dengan aliran persediaan yang kontinyu melebihi satu periode waktu setelah pesanan dilakukan; atau pada kondisi di mana bahan diproses kemudian dijual secara simultan. Model ini dapat diterapkan dalam dua situasi yaitu : 1. Persediaan secara terus menerus mengalir atau menumpuk setelah jangka waktu tertentu setelah sebuah pemesanan dilakukan 2. Saat unit diproduksi dan dijual secara bersamaan. Produksi harian dan tingkat permintaan harian diperhitungkan dalam keadaan ini. Model ini berguna ketika persediaan secara terus menerus menumpuk dari waktu ke waktu serta pada saat asumsi kuantitas pesanan ekonomis tradisional berlaku. Model ini dikembangkan dengan formula matematis sebagai berikut :               p d H DS 1 2 Qp .......................................................2 Inventory Le vel W W a a k k t t u u B B a a g g i i a a n n d d a a r r i i s s i i k k l l u u s s p p e e r r m m i i n n t t a a a a n n d d g g n n t t i i d d a a k k a a d d a a p p r r o o d d u u k k s s i i h h a a n n y y a a t t e e r r d d a a p p a a t t p p e e m m a a k k a a i i a a n n B B a a g g i i a a n n d d a a r r i i s s i i k k l l u u s s p p e e r r s s e e d d i i a a a a n n s s e e l l a a m m a a p p r r o o d d u u k k s s i i p p e e m m a a k k a a i i a a n n b b e e r r l l a a n n g g s s u u n n g g t t Q Q M M a a x x dimana : Q quantity = Jumlah barang setiap pesanan D demand = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan S setup = Biaya setup atau biaya pemesanan untuk setiap pesanan H holding = Biaya penyimpanan atau pergudangan per unit per tahun p production = tingkat produksi harian d demand = Tingkat permintaan, atau tingkat pemakaian harian Gambar 3. Perubahan Tingkat Persediaan dari Waktu ke Waktu Model berikutnya ialah model Quantity Discount. Upaya meningkatkan penjualannya, banyak perusahaan menawarkan potongan harga kepada para pelanggan, semakin banyak jumlah yang dibeli akan mendapatkan potongan harga semakin besar. Perusahaan yang membutuhkan bahan baku akan menghadapi penawaran dari banyak pemasok yang biasanya dalam paket- paket tertentu dimana harga per unit produk yang ditawarkan bervariasi sesuai potongan harga yang diberikan. Menghadapi hal tersebut, perusahaan perlu mempertimbangkan persediaan barang mana yang harus dioptimalkan persediaannya. Menghadapi kondisi demikian, konsep persediaan dengan quantity discount perlu dipelajari Cara menentukan pilihan mana yang paling tepat adalah dengan mempertimbangkan biaya persediaan total yang paling kecil diantara alternatif yang ada. Seberapa banyak jumlah persediaan yang harus tersedia dengan kondisi tersebut, maka digunakan formula sebagai berikut : Biaya total = Biaya setup + Biaya penyimpanan + Biaya produk PD H Q S Q D TC    2 ............................................................3 Dimana : TC = Total Cost D demand = Permintaan tahunan dalam unit untuk barang persediaan Q quantity = Jumlah barang setiap pesanan S set up = Biaya pemesanan untuk setiap pesanan H holding = Biaya penyimpanan atau pergudangan per unit per tahun P price = Harga per unit

2.7. Reorder Point ROP