nilai koefisien bertanda negatif, artinya terjadi hubungan terbalik antara variabel bebas dan variabel tak bebasnya.
3.7. Model Proyeksi Penawaran Tebu Tahun 2025
Dalam estimasi fungsi penawaran komoditi tebu digunakan pendekatan tidak langsung atau pendekatan dua tahap, yaitu mengestimasi fungsi areal dan
fungsi produktivitas, dan menggunakan hasil elastisitas masing-masing fungsi dalam menentukan nilai elastisitas penawaran tebu di Indonesia. Bentuk
persamaan proyeksi jumlah penawaran tebu di Indonesia pada tahun 2025 adalah sebagai berikut :
3.27 dimana :
= proyeksi produksipenawaran tahun t setelah tahun dasar tahun 2025, = produksipenawaran komoditas tahun dasar tahun 2006,
= nilai elastisitas jangka panjang penawaran tebu terhadap harga gula, dan
= laju pertumbuhan harga riil komoditi gula per tahun.
3.8. Pengukuran Peubah
1. Luas Areal A. Luas areal adalah jumlah luas tanam tebu di seluruh
wilayah di Indonesia, dan diukur dalam satuan Hektar ha. 2.
Produktivitas Y. Produktivitas dihitung berdasarkan jumlah produksi tebu nasional per satuan luas areal. Produktivitas diukur dalam satuan tonha.
3. Harga Gula Domestik Hgl. Harga gula domestik adalah harga jual tebu
ditingkat produsen. Dalam penelitian ini digunakan harga provenue, yaitu harga jual gula pasir ditingkat produsen yang ditetapkan oleh pemerintah.
Data yang digunakan merupakan data harga riil. Harga gula domestik diukur dalam satuan rupiah per kilogram RpKg.
4. Harga Padi Hpd. Penggunaan data harga padi diproksikan dengan data
harga gabah karena keterbatasan data, penggunaan harga padi dikarenakan komoditi padi sebagai komoditi alternatif dalam pemanfaatan lahan tanam
di lahan sawah. Data yang digunakan adalah data harga gabah ditingkat nasional yang diukur dalam satuan RpKg. Seperti halnya variabel-
variabel harga sebelumnya, data yang digunakan adalah data harga riil. 5.
Harga Jagung Hjg. Harga jagung yang digunakan adalah harga jagung ditingkat nasional yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram RpKg.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data harga riil jagung. Penggunaan harga jagung sebagai variabel bebas dikarenakan komoditi
jagung merupakan komoditi alternatif dalam hal penggunaan lahan di lahan sawah.
6. Harga Kacang Tanah Hkt. Harga kacang tanah yang digunakan adalah
data harga nominal kacang tanah yang dideflasikan terhadap indeks harga konsumen. Komoditas ini sebagai komoditas alternatif tanaman tebu dalam
hal penggunaan lahan di lahan sawah. Data harga riil kacang tanah ini diukur dalam satuan RpKg.
7. Harga pupuk urea Hur. Diukur dengan satuan RpKg, data pupuk urea
yang digunakan seharusnya data jumlah penggunaan, tetapi karena
keterbatasan dalam memperoleh data jumlah penggunaan pupuk, maka penulis memproksikannya dengan data harga pupuk urea. Data yang
digunakan adalah data harga riil pupuk urea. 8.
Harga pestisida Hpes. Digunakan karena seperti halnya harga pupuk urea, pestisida juga merupakan salah satu input dalam proses produksi. Variabel
ini digunakan dengan satuan RpKg. Data harga pestisida yang digunakan merupakan data harga pestisida riil.
9. Tingkat upah buruh pertanian Hub. Digunakan karena tingkat upah
merupakan biaya bagi petani dalam proses produksi tebu di Indonesia. Data yang digunakan dengan satuan RpHOK.
10. Curah Hujan Ch. Digunakan sebagai variabel non-market yang dapat mempengaruhi pertumbuhan luas areal maupun produktivitas tanaman tebu
di Indonesia, data yang digunakan merupakan data rata-rata tingkat nasioanl setiap tahunnya, hal ini dikarenakan keterbatasan dalam mendapatkan data
curah hujan per daerah. Variabel curah hujan diukur dalam satuan mmtahun.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini meliputi beberapa permasalahan yang akan diuraikan satu per satu. Sistematika pembahasan diawali dengan analisa hasil perhitungan regresi
pada masing-masing hasil empiris respon areal, respon produktivitas, dan respon penawaran tebu Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan memproyeksikan
kebutuhan tebu Indonesia dan jumlah penawaran tebu domestik Indonesia pada
tahun 2025.
Bentuk logaritma persamaan estimasi model Nerlovian, diolah menggunakan bantuan software Eviews 5.1 sebagai alat dengan menggunakan
metode regresi linier berganda. Hasil regresi untuk periode 1996 sampai 2006 akan ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga memudahkan untuk membaca hasil
regresi tersebut.
4.1. Hasil Estimasi Persamaan Respon Areal Tebu Indonesia
4.1.1. Uji Ekonometrika
Hasil regresi persamaan respon areal tebu Indonesia menunjukan bahwa tanda koefisien varibel bebas dalam model estimasi sesuai dengan dugaan yang
ada pada hipotesis penelitian. Hasil pendugaan terhadap persamaan respon areal tebu diperlihatkan pada Tabel 4.1. berikut :