menguji pelanggaran asumsi heteroskedastisitas maka dilakukan White Heteroskedasticity Test
dan dihasilkan nilai probability chi-square sebesar 0,22 Lampiran 3. yang menunjukan bahwa dari hipotesis yang diberikan model yang
dibentuk terhindar dari masalah heteroskedastisitas. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Jarque-Bera. Hasil yang didapatkan menunjukan
bahwa model yang terbentuk tidak melanggar asumsi normalitas Lampiran 4.. Besarnya nilai probabilitas F-statistik ProbF-statistic adalah 0,000
menunjukan bahwa dengan melakukan uji F dapat dibuktikan bahwa variabel- variabel bebas dalam model estimasi mampu untuk menjelaskan pengaruhnya
terhadap variabel tak bebas dalam model. Hal ini ditunjukan dengan besarnya nilai ProbF-statistic yang lebih kecil daripada taraf nyata yang digunakan yaitu
sebesar 15 persen α = 15, sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan atau
model estimasi diatas dapat mendukung keabsahan model yang digunakan karena tidak melanggar asumsi-asumsi dalam OLS.
4.1.2. Uji Statistik dan Dasar Teoritis Respon Areal
Uji t-statistik menunjukan signifikansi tingkat nyata variabel bebas dalam mempengaruhi variabel tak bebas dalam persamaan. Berdasarkan Tabel
4.1. diketahui bahwa luas lahan periode sebelumnya berpengaruh nyata pada taraf 1 persen terhadap luas areal saat ini. Harga riil kacang tanah berpengaruh nyata
pada taraf nyata 5 persen terhadap luas areal. Sedangkan untuk variabel harga riil gula, harga riil gabah, harga riil jagung, serta variabel curah hujan tidak
berpengaruh nyata tidak signifikan terhadap perubahan luas areal.
Dari hasil regresi diketahui bahwa variabel harga riil gula domestik mempunyai hasil yang sesuai dengan hipotesis penelitian “peningkatan harga gula
domestik akan meningkatkan keinginan petani untuk menambah luas areal”. Besarnya nilai koefisien itu sendiri adalah 0,029 akan tetapi nilai probability
menyatakan bahwa harga gula tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan luas areal, artinya respon areal tebu terhadap harga gula pada jangka pendek adalah
tidak elastis perfectly inelastic, hal ini terjadi karena jumlah lahan yang ada sangat terbatas.
Harga riil gabah dan harga riil jagung sebagai komoditi alternatif dalam pemanfaatan lahan pertanian dengan tebu berturut-turut mempunyai koefisien
sebesar -0,004 dan -0,126.. Nilai dari koefisiennya menunjukan bahwa jika terjadi peningkatan harga gabah dan harga jagung di pasar domestik menyebabkan
penurunan jumlah lahan tanam tebu, cateris paribus. Nilai probability kedua variabel tersebut menunjukan bahwa variabel harga gabah dan harga jagung tidak
berpengaruh nyata, hal ini dikarenakan baik padi, jagung, dan tebu merupakan tanaman-tanaman yang strategis dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai
bahan kebutuhan pokok yang harus terpenuhi. Kacang tanah merupakan komoditas yang berkompetisi pada pemanfaatan
lahan pertanian dengan tebu, terlihat dari tanda koefisien hasil regresi yang menunjukan bahwa variabel harga kacang tanah mempunyai koefisien sebesar
0,208 yang artinya bahwa jika terjadi peningkatan harga kacang tanah di pasar domestik sebesar 10 persen akan menyebabkan meningkatnya jumlah lahan tanam
tebu sebesar 2,08 persen, cateris paribus. Hal ini terjadi karena dalam
karakteristiknya tanaman kacang tanah mampu memperbaiki struktur tanah dan biasanya kacang tanah digunakan para petani untuk menambah unsur hara dalam
tanah setelah panen tebang tebu, sebelum musim tanam selanjutnya. Hasil regresi faktor rata-rata curah hujan nasional menunjukan bahwa
besarnya curah hujan di Indonesia dapat menyebabkan meningkatnya luas lahan tanam tebu. Hal ini terlihat dari koefisien variabel curah hujan yang bertanda
positif bernilai 0,014. Akan tetapi, jika dilihat dari nilai probabilitinya, ternyata curah hujan tidak berbeda nyata dengan peningkatan luas lahan areal tebu, artinya
tingkat rata-rata curah hujan di Indonesia tidak mempengaruhi penambahan jumlah areal tanam tebu.
Luas areal periode sebelumnya, signifikan pada taraf nyata 1 persen. Variabel bebas tersebut mempunyai koefisien yang positif, artinya luas areal yang
terjadi sekarang merupakan keberlanjutan pengembangan luas areal periode tahun sebelumnya.
4.2. Hasil Estimasi Persamaan Respon Produktivitas Tebu Indonesia