Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

upah buruh. Semakin tinggi harga input maka akan mengurangi jumlah penggunaannya sehinga berpotensi untuk mengurangi produktivitas tanaman. Tabel 2.3. Peubah-peubah bebas pada model respon areal dan respon produktivitas Tebu Peubah bebas model respon areal Tanda yang diharapkan Peubah bebas model respon produktivitas Tanda yang diharapkan Harga gula + Harga gula + Harga beras - Harga pupuk urea - Harga jagung - Harga pestisida - Harga kacang tanah - Tingkat upah buruh tani - Curah hujan + Curah hujan - Luas areal tahun sebelumnya + atau 1 Produktivitas tahun sebelumnya + atau 1

2.10. Penelitian Terdahulu

Haryanto 1999 melakukan penelitian penawaran dan permintaan gula pasir di Indonesia dengan menggunakan data deret waktu periode 1976-1997. Dalam penelitian ini model persamaan simultan dikembangkan menjadi lima persamaan, yaitu persamaan luas areal tebu di Indonesia, persamaan harga provenue , persamaan produksi gula pasir di Indonesia, impor gula pasir Indonesia, dan permintaan gula pasir Indonesia. Empat persamaan pertama menggunakan peubah beda kala. Persamaan luas areal tebu terdiri dari harga provenue tahun sebelumnya, harga dasar gabah tahun sebelumnya, luas areal tebu giling tahun sebelumnya, dan trend waktu. Dalam persamaan struktural produksi gula pasir terdapat lima peubah penjelas, yaitu luas areal tebu, harga pupuk tahun sebelumnya, upah tenaga kerja tahun sebelumnya, harga gula merah, dan produksi gula pasir tahun sebelumnya. Identifikasi model ditentukan berdasarkan urutan dan tingkatan serta metode penggunaan model menggunakan metode Ordinary Least Square OLS dan Two Stage Least Square 2SLS. Hasil dari kedua metode tersebut baik OLS maupun 2SLS cukup baik untuk menduga model penawaran dan permintaan gula pasir di Indonesia. Kesimpulan dari sisi penawaran dan persamaan luas areal adalah bahwa hanya harga provenue tahun sebelumnya, luas areal tahun sebelumnya, dan trend waktu yang berpengaruh nyata terhadap respon penawaran gula. Selain itu luas areal tebu tidak responsif terhadap semua peubah penjelasnya baik jangka pendek maupun jangka panjang kecuali terhadap harga provenue jangka panjang. Pada persamaan produksi, luas areal tebu, dan harga gula merah berpengaruh nyata dan produksi gula pasir tidak responsif terhadap semua peubah ekonominya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ernawati 1997, melakukan kajian keragaan pasar gula Indonesia dan simulasi dampak kebijakan liberalisasi perdagangan gula dunia dengan menggunakan deret waktu periode 1965-1995. Dalam penelitian tersebut, Ernawati menggunakan model linier persamaan simultan yang terdiri dari tiga belas persamaan, yaitu tujuh persamaan identitas dan enam persamaan struktural untuk menggambarkan pasar gula Indonesia. Keenam persamaan struktural tersebut, yaitu persamaan luas areal tebu, produktivitas tebu, stok gula nasional, impor gula pasir, permintaan gula rumah tangga, dan permintaan gula industri. Persamaan luas areal tebu dapat dijelaskan dengan baik oleh rasio harga provenue tahun sebelumnya dengan harga dasar gabah tahun sebelumnya, luas areal tanam tahun sebelumnya, kebijakan TRI, dan kebijakan pengembangan industri gula ke luar Jawa. Namun dari keempat peubah tersebut, hanya luas areal tanam tahun sebelumnya yang berpengaruh nyata. Produktivitas tebu dapat dijelaskan dengan baik oleh rasio harga provenue tahun sebelumnya dengan harga dasar gabah tahun sebelumnya, teknologi, musim, produkitivitas tahun sebelumnya, rasio luas lahan tebu di Jawa dengan luas areal tanam total, dan rasio luas lahan kering terhadap luas areal tanam tebu total. Namun dari keenam peubah di atas, hanya peubah musim dan produktivitas tahun sebelumnya yang berpengaruh nyata. Adapun saran yang diberikan oleh Ernawati diantaranya adalah bahwa model luas areal tanam perlu memasukan peubah-peubah harga tanaman yang mungkin menjadi kompetitor tanaman tebu di lahan kering dan lahan sawah. Di samping itu pada persamaan produktivitas mungkin sebaiknya dipisahkan antara produktivitas tebu di lahan kering dan di lahan sawah dengan memasukan tanaman tebu kepras dan tebu tanam. Santika 2004 meneliti tentang analisis respon penawaran dan keberlanjutan produksi tebu di Jawa dan luar Jawa. Variabel bebas yang digunakan untuk menduga respon areal adalah luas areal tebu tahun sebelumnya, harga padi tahun sebelumnya, harga jagung tahun sebelumnya, dan harga gula tahun sebelumnya. Sedangkan untuk respon produktivitas tebu, variabel bebas yang digunakan antara lain produktivitas sebelumnya, luas areal tahun bersangkutan, harga urea tahun sebelumnya, dan harga gula tahun sebelumnya. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa respon penawaran tebu terhadap harga sendiri di pulau Jawa, dan luar Jawa bersifat inelastis baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu penelitian tersebut menyimpulkan bahwa perkembangan produksi tebu di Indonesia dipengaruhi oleh sifat lokalitas dari Jawa dan luar Jawa. Adapun beberapa saran yang diajukan antara lain, perlu dilakukannya keberlanjutan produksi tebu di luar Jawa melalui pendekatan luas areal ekstensifikasi, sedangkan di Jawa dengan intensifikasi.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder yang berbentuk data deret waktu dengan observasi sebanyak 38 buah dari tahun 1969 sampai dengan tahun 2006. Penentuan jangka waktu ini didasarkan atas keterbatasan data yang dapat diakses oleh penulis. Data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data luas areal tanaman tebu, data produktivitas tanaman tebu, data harga gula domestik, data perkembangan harga domestik komoditas alternatif seperti padi, jagung, dan kacang tanah, data harga input-input produksi seperti pupuk, pestisida, dan biaya upah tenaga kerja dan data rata-rata curah hujan Indonesia. Semua data yang digunakan diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan tema penulisan skripsi ini seperti Departemen Pertanian Republik Indonesia Deptan RI, Dewan Gula Indonesia Departemen Pertanian Republik Indonesia DGI, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia BPS, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian PSE, lembaga-lembaga penelitian terkait, dan berbagai sumber pustaka lainnya.

3.2. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Penggunaan analisis deskriptif kualitatif didasarkan untuk menjelaskan pengkajian faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan