Uji Statistik dan Dasar Teoritis Respon Produktivitas

Lampiran 8. yang menunjukan bahwa dari hipotesis yang diberikan maka model terhindar dari masalah heteroskedastisitas. Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Jarque-Bera. Hasil yang didapatkan menunjukan bahwa model yang terbentuk tidak melanggar asumsi normalitas Lampiran 9.. Besarnya nilai probabilitas F-statistik ProbF-statistic adalah 0,000. Hasil regresi menunjukan bahwa dengan melakukan uji F maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel bebas dalam model estimasi mampu untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel tak bebas dalam model. Hal ini ditunjukan dengan besarnya nilai ProbF-statistic yang lebih kecil daripada taraf nyata yang digunakan yaitu sebesar 15 persen α = 15, sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan atau model estimasi di atas dapat mendukung keabsahan model yang digunakan karena tidak melanggar asumsi-asumsi dalam OLS.

4.2.2. Uji Statistik dan Dasar Teoritis Respon Produktivitas

Dengan melihat hasil uji-t, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model menunjukkan ada tiga buah variabel bebas yang secara signifikan mempengaruhi produktivitas tebu Indonesia. Untuk signifikansi dengan taraf nyata satu persen, yaitu variabel harga riil pestisida. Variabel harga riil gula domestik mempengaruhi perkembangan produktivitas tebu Indonesia saat ini secara nyata pada tingkat taraf nyata sebesar 15 persen, sedangkan untuk produktivitas tahun sebelumnya mempengaruhi perubahan produktivitas saat ini secara nyata pada taraf 5 persen. Berdasarkan Tabel 4.7. diketahui bahwa nilai koefisien dari harga domestik gula adalah sebesar 0,27 dengan taraf nyata 15 persen, artinya jika terjadi kenaikan harga gula domestik sebesar 10 persen, maka akan meningkatkan produktivitas tebu Indonesia sebesar 2,7 persen, cateris paribus. Hal ini sesuai dengan teori yang ada dan rasionalitas petani dimana jika terjadi peningkatan harga gula domestik maka akan ada tambahan insentif bagi petani, sehingga petani akan tergerak untuk menambah jumlah produksi tebu dengan cara meningkatkan produktivitas tebu dan mengoptimalkan pemakaian input produksi. Harga riil pupuk urea mempunyai koefisien sebesar 0.147 tetapi tidak secara nyata berpengaruh pada produktivitas tebu Indonesia, artinya peningkatan harga pupuk urea sebesar 10 persen akan meningkatkan produktivitas tebu Indonesia sebesar 1,4 persen, cateris paribus. Tanda koefisien variabel harga pupuk urea menandakan bahwa jika terjadi peningkatan harga pupuk urea sebagai input produksi, maka petani akan mengurangi jumlah pemakaian pupuk urea, dengan berkurangnya jumlah penggunaan pupuk urea, akan meningkatkan produktivitas tanaman tebu, artinya adalah pengaruh pupuk urea sebagai input produksi sudah mencapai tahap decresing return to scale. Harga riil pestisida mempunyai koefisien sebesar -0,486 dan secara nyata berpengaruh pada produktivitas tebu Indonesia, artinya peningkatan harga pestisida sebesar 10 persen akan mengurangi produktivitas tebu Indonesia sebesar 4,8 persen, cateris paribus. Hal ini dikarenakan jika terjadi peningkatan harga pestisida sebagai input produksi, maka jumlah pemakaian pestisida tersebut akan berkurang dan menyebabkan pertumbuhan hama penyakit sehingga menurunkan produktivitas tanaman tebu. Hasil regresi faktor tingkat upah tenaga kerja menunjukan bahwa besarnya upah tenaga kerja di Indonesia dapat menyebabkan peningkatan produktivitas tanaman tebu. Peningkatan upah buruh menjadikan buruh bekerja lebih keras dalam memproduksi tebu dengan harapan insentif yang tinggi, hasilnya produktivitas tanaman yang garap meningkat. Rata-rata curah hujan yang terjadi di Indonesia terlalu besar untuk kebutuhan tingkat curah hujan tanaman tebu, sehingga dengan curah hujan yang ada, maka produktivitas tanaman tebu akan berkurang. Rata-rata curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman tebu di Indonesia adalah sebesar 1.100 – 1.300 mmtahun, sedangkan rata-rata curah hujan yang terjadi di Indonesia adalah sebesar 1.500 – 2.300 mmtahun. Produktivitas periode sebelumnya, signifikan pada taraf nyata 5 persen. variabel bebas tersebut mempunyai koefisien yang positif. Artinya produktivitas tanaman tebu saat ini merupakan keberlanjutan dan mungkin peningkatan dari tahun sebelumnya yang terjadi karena adanya kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal menjaga dan meningkatkan produktivitas tebu nasional, misalnya program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional yang telah berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas tebu nasioanl Deptan, 2006

4.3. Respon Penawaran Tebu Indonesia