28 Hasil uji Duncan 5 persen menunjukkan bahwa perlakuan suhu perendaman 60
C sangat berbeda nyata dengan perlakuan yang lain kecuali dengan perlakuan suhu 50
C. Sampel sorgum instan hasil perendaman pada suhu 45 C memiliki nilai rasio
rehidrasi yang tidak berbeda nyata dengan sampel sorgum perlakuan suhu perendaman 50
C. Interaksi perlakuan suhu perendaman dengan nilai rasio rehidrasi sangat jelas. Semakin tinggi suhu perendaman yang dilakukan maka semakin tinggi pula nilai rasio
rehidrasi yang didapatkan.
3. Porositas Kamba
Nilai rata-rata porositas kamba berkisar pada skala 58.50 sampai 51.15. Nilai porositas paling rendah diperoleh pada sampel sorgum instan
dengan suhu perendaman 25 C, sedangkan nilai porositas paling tinggi diperoleh
pada sampel sorgum dengan suhu perendaman 60 C. Grafik rata-rata porositas dapat
dilihat pada Gambar 9. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam ANOVA dapat dilihat bahwa nilai
signifikasi sampel lebih kecil dari pada nilai alpha α=0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara nyata antara sampel pada taraf kepercayaan 95 persen.
Gambar 11. Rata-rata Porositas Sorgum Instan Berdasarkan uji Duncan 5 persen menunjukkan bahwa sampel sorgum instan
dengan perlakuan suhu perendaman 25 C berbeda nyata dengan sorgum instan pada
perlakuan suhu perendaman 35 C dan 45
C. Namun sampel sorgum instan pada
29 perlakuan suhu perendaman 45
C, 50 C dan 60
C tidak berbeda nyata. Hasil analisis sidik ragam dan uji Duncan dapat dilihat pada Lampiran 13. Nilai void space
akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu perendaman yang digunakan. Semakin tinggi suhu perendaman, semakin tinggi pula tingkat void space pada sampel
karena suhu membantu dalam mengoptimalkan larutan perendam. Berdasarkan analisis dari kriteria sorgum instan yang dihasilkan diatas, sampel
sorgum instan yang paling baik adalah sorgum instan hasil perendaman suhu 60 C
ditinjau dari semua jenis pengamatan, akan tetapi berdasarkan analisis sidik ragam dari pengamatan waktu rehidrasi dan porositas kamba, sorgum instan dengan
perlakuan suhu perendaman 45 C, 50
C dan 60 C hasilnya tidak berbeda nyata
secara signifikan pada taraf kepercayaan 95 persen, sedangkan bila dipertimbangkan dari energi panas yang digunakan pada pembuatan sorgum instan tersebut sangat
signifikan, sehingga sampel sorgum instan dengan perendaman suhu 45 C yang
dipilih. Oleh karena itu, peneliti memutuskan bahwa pada analisis selanjutnya dilakukan perlakuan suhu perendaman sampai 45
C.
4. Kadar Air
Hasil analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan bahwa suhu perendaman pada perlakauan tersebut berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air sorgum instan
pada taraf kepercayaan 95 persen dengan rata-rata kadar air 6.78 bobot basah. Kadar air sorgum instan yang diperoleh untuk masing-masing perlakuan perendaman
suhu 25
o
C, 35
o
C dan 4
o
C adalah 6.47, 6.21 dan 7.67 bobot basah. Kadar air sorgum instan dapat dilihat pada Gambar 12. Adapun hasil analisis sidik ragam
ANOVA dapat dilihat pada Lampiran 19.
Gambar 12. Rata-Rata Kadar Air Sorgum Instan
30
5. Kadar Protein