Penelitian Tahap I METODE PENELITIAN

13 III. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, bertempat di Laboratorium Rekayasa dan Proses Pengolahan Pangan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian IPB, dan Laboratorium pilot plant SEAFAST Center – LPPM IPB.

B. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang yang digunakan adalah biji sorgum non-waxes dari varietas yang produktivitasnya tinggi yaitu varietas G1.1 yang diperoleh dari BIOTROP, Bogor. Bahan lain yang digunakan adalah Na 2 HPO 4 0.2 , Na-Sitrat 1 , aquades, air kran. Adapun alat- alat yang digunakan adalah alat penyosoh beras, alat pengering fluidized bed drier, labu takar, erlenmeyer, panci, dandang, oven microwave model R-4A58 frequency 2450 MHz, alat pembeku freezer model GR-N46ET, timbangan analitik, gelas pengaduk, termometer, waterbath, gelas ukur, cawan alumunium, gelas piala, dan alat gelas lain untuk analisis proksimat . Alat pengering fluidized bed drier dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Alat pengering fluidized bed drier

C. METODE PENELITIAN

1. Penelitian Tahap I

Pada penelitian tahap I dilakukan perendaman dalam larutan kimia, pemasakan sorgum dan cara pembuatan sorgum instan. Penelitian tahap I bertujuan Spesifikasi : Type : Fluid Bed Dryer Model No. MK II Serial No.: FND240915742 Made by : Armfield 14 untuk mengetahui jenis larutan perendam yang baik diantara larutan 0.2 Na 2 HPO 4 percobaan A, larutan 1 Na-sitrat percobaan B dan larutan campuran Na 2 HPO 4 : Na-Sitrat 1:1 1 percobaan C. Perendaman dilakukan pada suhu ruang 25 o C-27 o C selama 2 jam . Dalam pelaksanaannya sorgum sosoh mula-mula direndam dalam gelas piala dengan perbandingan bobot sorgum:air adalah 1:3. Setelah dilakukan perendaman selama 2 jam kemudian air perendaman beserta sorgumnya dimasukkan kedalam wadah kwali untuk dilakukan pengaronan. Pengaronan dilakukan hingga sorgum mencapai setengah matang dan telah tergelatinisasi sebagian, kemudian diangkat dan dilakukan pengukusan sehingga menjadi matang dan tergelatinisasi sempurna.. Pengukusan dilakukan selama 20 menit didalam wadah dandang. Setelah itu langsung dilakukan pembekuan lambat selama 24 jam. Pembekuan ini dilakukan pada freezer model GR- N46ET dengan suhu -15 o C sampai 20 o C. Pembekuan ini bertujuan agar kristal es yang terbentuk berukuran besar sehingga pada saat setelah pengeringan sorgum akan menjadi lebih porous. Tahap pengeringan dilakukan setelah proses thawing. Proses thawing dilakukan pada alat oven microwave model R-4A58 frequency 2450 MHz selama 30 menit. Setelah dilakukan proses thwaing, kemudian langsung dikeringkan dengan alat pengering fluidized bed drier. Pada tahap pengeringan, suhu alat pengering diatur pada suhu 100 C dan speed blower diatur pada level 9. Sampel sorgum dikeringkan selama 1 jam. Hasil akhir dari tahap pengeringan ini adalah sorgum instan kering. Sorgum instan yang siap dikonsumsi harus dilakukan proses rehidrasi terlebih dahulu. Proses rehidrasi dilakukan dengan memasukkan sorgum instan kedalam wadah, kemudian tambahkan air panas 80 o C-90 o C dengan perbandingan bobot sorgum:air adalah 1:3. Tahapan pembuatan nasi instan pada penelitian tahap I dapat dilihat pada Gambar 4 . Pada penelitian tahap I bertujuan untuk mengetahui jenis larutan perendaman yang paling tepat dengan menghasilkan produk sorgum instan terbaik. Pada penelitian tahap I akan dilakukan uji organoleptik yaitu tingkat kesukaan konsumen terhadap warna dan keseluruhan dari produk sorgum instan tersebut. 15

2. Penelitian Tahap II