Waktu Rehidrasi Amrinola, 2010 Rasio Rehidrasi Juliano, 1971 Porositas Kamba Bulk Porosity Kadar Air SNI 01-3945-1995

17 Tabel 4. Perlakuan Pada Penelitian Tahap II P pembekuan, thawing, pengeringan dan proses rehidrasi seperti yang dilakukan pada penelitian tahap I. Analisis yang dilakukan adalah kadar air, kadar protein, rasio rehidrasi, densitas kamba, porositas, organoleptik serta proksimat untuk hasil terbaik. Tahap akhir dilakukan dengan uji organoleptik terhadap nasi instan kering yang telah direhidrasi dengan menggunakan uji hedonik skala tujuh.

D. ANALISIS KIMIA

1. Waktu Rehidrasi Amrinola, 2010

Sejumlah sampel dimasukkan ke dalam gelas piala. Kemudian air panas 80 o C-90 o C dituangkan ke dalam gelas piala tersebut. Perbandingan sampel dan air adalah 1:3. Kemudian dihitung waktunya sampai butiran nasi telah terehidrasi sempurna tidak ada spot putih di tengah butiran nasi. waktu rehidrasi adalah waktu yang dibutuhkan bahan untuk kembali menyerap air sehingga diperoleh tekstur yang homogen. Selanjutnya ditiriskan.

2. Rasio Rehidrasi Juliano, 1971

Contoh sebanyak 10 gram dimasukkan kedalam gelas piala, kemudian ditambahkan 300 ml aquades. Gelas piala berisi contoh kemudian dimasukkan ke waterbath bersuhu 80 C selama 10 menit. Hasil pemasakan dibiarkan sampai mencapai suhu kamar, kemudian ditiriskan dan selanjutnya ditimbang berat nasi yang telah terehidrasi. Rasio rehidrasi Rr dihitung dengan rumus sebagai berikut : Rr = Berat nasi instan setelah rehidrasi g Berat contoh nasi instan g Percobaan Perlakuan Larutan Perendam Suhu Perendaman Lama Perendaman I Na 2 HPO 4 0.2 25 C 2 jam II Na 2 HPO 4 0.2 35 C 2 jam III Na 2 HPO 4 0.2 45 C 2 jam IV Na 2 HPO 4 0,2 50 C 2 jam V Na 2 HPO 4 0.2 60 C 2 jam 18

3. Porositas Kamba Bulk Porosity

Porositas kamba merupakan persentase rongga-rongga kosong void space diantara tumpukan butiran-butiran sorgum. Pengukuran porositas kamba merupakan pengukuran secara tidak langsung untuk porositas butiran yang tergolong sebagai porositas tampak menurut Rahman, 2009. Void space sebanding dengan porositas butiran. Butiran-butiran sorgum instan dimasukkan ke dalam gelas lukur 25 ml sampai penuh, kemudian ditambahkan toluen sampai batas volume kamba, kemudian diamkan selama 1-2 menit, lalu volume toluen diukur dengan cara meniriskan campuran toluen dan sampel, toluen ditampung dalam gelas ukur. Vc N = x 100 Vt Keterangan : N = Void space Vc = Volume cairan ml Vt = Volume total ml

4. Kadar Air SNI 01-3945-1995

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode oven. Cawan kosong dikeringkan dalam oven selama 15 menit dan didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang. Sebanyak 5 gram contoh yang telah dikeringkan dimasukkan dalam cawan yang telah ditimbang selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o C selama 6 jam, cawan yang telah berisi contoh tersebut selanjutnya dipindahkan ke desikator, didinginkan, dan ditimbang. Pengeringan dilakukan sampai diperoleh berat konstan, kemudian dihitung berdasarkan kehilangan berat yaitu selisih berat awal dikurangi berat akhir. a = Berat cawan kosong kering g x = Berat sampel awal g y = Berat cawan + sampel kering

5. Kadar Abu SNI 01 – 3945 – 1995